Tidak ada yang lebih memalukan daripada ini. Padahal Raja Edgar memberikan perintah kepada Steein untuk menjagaku secara diam-diam, dan apabila tidak ada yang bertanya, maka tidak ada yang tahu bahwa perlakuan spesial itu hanya diberikan untukku. Akan tetapi, bukan orang lain, malahan Rissa sendiri yang mempertanyakan dan mempermalukan dirinya sendiri. Ia mungkin ingin menjaga harga dirinya dengan mendapatkan pernyataan yang sama. Padahal fakta memberikan ia tamparan yang lebih keras. Sekarang semua pelayan jadi tahu bahwa Raja Edgar lebih menyayangiku daripada Rissa.
Ketika semua berbisik-bisik seraya membandingkan posisiku dengan Rissa, dan Rissa juga sedang menatapku dengan tatapan kebencian dan geram, aku memanfaatkan situasi ini untuk merendahkan Rissa. Aku menutup mulutku dengan jariku yang aku beri jarak, sehingga Rissa bisa melihat jelas bahwa aku sedang tersenyum di baliknya.
“Kalau begitu, kami permisi dulu Sebaiknya, Saintess harus mempersiapkan diri u
Tanpa kuduga, aku mendapatkan penyambutan dengan baik dari selatan. Sejak aku datang, mereka langsung menyiapkan tempat tinggal yang nyaman dan perlindungan yang baik untukku. Sekarang aku bahkan jadi bingung akan kegunaan para kesatria yang disediakan oleh Raja Edgar.Penyakit para rakyat tidak terlalu sulit di atasi. Memang sudah banyak orang di wilayah selatan yang sudah terjangkit oleh penyakit itu, dan aku tidak tahu jenis serta penyebab sakitnya. Ada ciri-ciri yang jelas dan serupa yang dialami oleh orang-orang yang terkena penyakit itu. Itu adalah rambut yang rontok dan tubuh yang kurus kering.Yang bisa aku lakukan hanya menyembuhkan mereka satu per satu. Karena jumlah yang terjangkit banyak, walau sudah empat hari aku di sini, tetapi aku belum selesai menyembuhkan mereka secara keseluruhan.“FYUUHHH....”Aku menghela napas begitu membuka maskerku. Selagi angin sedang mengembuskan angin segar, aku ingin mengistirahatkan tubuhku sebenta
Akan tetapi, mereka tidak langsung mengikuti perintahku dan tetap bersujud. Jadi, aku pun ikut berlutut untuk bisa mengangkat salah satu tubuh dari kumpulan orang itu dan memaksanya agar ia kembali berdiri. Untungnya orang-orang yang berada di belakang mengikuti gerakan orang yang ada di depan mereka dan ikutan berdiri.Untuk meyakinkan mereka agar mereka tidak terlalu memujaku, aku menggenggam erat tangan orang yang di depanku itu dan berkata, “Jangan memujaku. Aku hanya manusia biasa seperti kalian. Karena kelebihanmu adalah kedudukan yang cukup berpengaruh di istana, hanya ini yang bisa aku berikan. Semoga suatu saat, kalian bisa memanfaatkan jaminan dan dukungan yang aku berikan untuk mencapai tujuan kalian yang baik.”“Terima kasih, Nyonya Saintess. Terima kasih ... Kami tidak akan ... Tidak akan pernah melupakan kebaikan Nyonya!!” ucap mereka. Karena suasana haru yang ada, malah ada beberapa dari antara mereka yang sampai menangis.
Aku mendiamkan diriku sejenak untuk memberikan kesempatan agar urat saraf di telingaku bisa menyampaikan informasi ke dalam otak dengan benar. Setelah sampai di otak, aku bahkan membutuhkan lebih banyak waktu untuk memprosesnya.Ketika aku masih tenggelam dalam akal sehatku, mataku menangkap bayang-bayang yang bergerak di depannya. Itu adalah telapak tangan Karl yang ia ayun-ayunkan di depanku sambil berkata, “Lissa? Kau mendengarku?”Tubuhku tersentak kaget karena perkataan Steein membawaku kembali kepada kenyataan. “Ya? Steein? Ada apa?” balasku.“Kamu membuatku takut. Kenapa diam saja dan berdiri kaku dalam waktu yang cukup lama? Apakah kamu begitu terkejut karena aku membahas tentang kandungan Saintess Rissa?” tanya Karl.Karena pertanyaan Karl mewakili perasaanku, aku pun langsung menyetujuinya dengan berkata, “Ya, kamu benar. Apa maksudmu tentang fakta janin Rissa? Kamu berbicara seolah-olah ada sesuatu yang
Aku, Karl, dan bahkan penyihir yang membawa kami berteleportasi hanya tetap diam membatu di posisi kami. Bahkan tanganku masih dipegang oleh Karl karena kami dikejutkan oleh suguhan drama yang mencengangkan sampai-sampai lupa untuk bergerak dan bernapas.“Tidak! Aku mohon Yang Mulia!! Ampuni aku ... Aku akan berbuat apa pun ... Semua yang Yang Mulia minta...!! Tidak!” teriak Rissa dengan histeris sambil berlutut.Akan tetapi, Raja Edgar sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan. Tangannya bahkan sudah ia letakkan di sarung pedangnya karena merasa geram. Pertahanan dirinya yang dipaksa untuk tidak memisahkan mata pedang itu dari sarungnya, membuat pedang yang tersangkut di pinggangnya itu jadi bergetar.Ketika Rissa menyadari keberadaanku, ia tidak lagi bisa mengendalikan dirinya. Sebelum aku sadar, ia sudah mengangkat tubuhnya dan berlari ke arahku. Dalam situasi yang singkat itu, aku tahu bahwa Rissa pasti ingin menghempaskan tubuhnya padaku dan m
Raja Edgar menghela napas sebelum menjawab, “Mengenai hal itu, ada seseorang yang akan bertanggung jawab, Lissa.”“Keluarlah!” perintah Raja Edgar.Tidak ada orang lain selain aku dan Raja Edgar dalam ruangan ini. Jika ingatanku tidak salah, itu adlaah cara yang biasa Raja Edgar gunakan untuk memanggil bayangnya. Seperti yang aku duga, bayang itu langsung muncul dalam sekejap.“Katakan apa yang harus kamu katakana!” perintah Raja Edgar kepada bayangnya itu.Aku tidak bisa sabar karena pikiranku liar ke mana-mana. Tampaknya mustahil, tetapi aku berpikir bahwa bayang Raja Edgar itu adalah komplotannya Rissa.Bayang Raja Edgar yang biasanya berdiri tegap dan memancarkan aura kebencian terhadapku, kini tampak lemah dan tidak berdaya. Semua itu diperparah ketika tiba-tiba ia merendahkan dirinya dan bersujud di kakiku. Karena Bayang itu menyentuh sedikit kakiku, Raja Edgar menarik kerah bajunya sehingga tubuhnya mundur
Karena memang hukuman tidak terhindarkan, hanya ada satu hal yang bisa aku lakukan untuknya. Aku meraih kedua tangan Win dan berkata, “Tolong bertahanlah dalam waktu tiga bulan. Setelah itu, kembalilah dan jalankan perananmu dengan baik. Jika kamu bersedia, aku ingin kamu menjadi pengawal anakku nanti.”Walau ditutupi kerudung, aku bisa melihat pancaran cahaya dari mata abu-abu Win. Ia membalas perkataanku dengan bersemangat, “Saya mau, Lady! Saya bersedia! Saya yang akan mengawal Putra Mahkota. Tolong jaga posisi itu untuk saya dan jangan berikan kepada yang lain,” ucapnya.Masih beberapa detik aku memberikan senyuman kepuasan, Raja Edgar kembali memisahkan kami dan berkata, “Ya, Ya, Baiklah. Silakan lanjutkan haru kalian tiga bulan kemudian. Sekarang, kamu pergilah menghadap Steein, agar ia memasukkan kamu ke penjara!”“Baik, Yang Mulia,” jawab Win sebelum kemudian ia menghilang dengan cepat.“Win be
Kepalaku menengadah ke atas untuk menghindari tatapannya dan memberikan waktu untuk jantungku beristirahat. Dengan menahan napas agar suaraku tidak bergetar karena perasaan gugup, aku berhasil menjawab Raja Edgar, “Tidak, Yang Mulia. Apakah Yang Mulia tidak jadi menyentuh perutku?”“Ya, baiklah. Aku akan melakukannya sekarang,” balas Raja Edgar.SRRR…Bulu kudukku berdiri karena menyampaikan rangsangan yang diterima oleh perutku ke seluruh tubuh. Dengan perlahan dan gerakan lembut, Raja Edgar meletakkan telapak tangannya di perutku.“Perutmu sudah mulai membentuk,” ucap Raja Edgar.Aku tidak bisa menyangkal. Sekarang perutku sudah mulai membuncit dan menunjukkan bahwa aku sungguh-sungguh hamil. Sepertinya dalam waktu sedikit lagi, aku tidak akan bisa lagi mengenakan celana atau gaun yang membentuk tubuh. Karena ini adalah pertama kalinya aku hamil, dan itu pun di dunia asing, aku harus memanggil penjahit u
Aku memang tidak terlalu mengharapkan kisah romantis yang lebay seperti kisah Disney, atau kisah berbelat-belit dari sebuah sinetron. Akan tetapi, aku juga ingin acara lamaran paling tidak dengan suguhan sebuah cincin. Tidak aku sangka bahwa aku akan menerima acara lamaran dengan sebuah tawaran posisi sebuah Ratu Kerajaan.“Tidak, Lissa. Aku akan melamarmu dengan berbeda nanti. Sekarang aku hanya ingin tahu pendapatmu mengenai posisi Ratu. Aku tahu bahwa itu adalah posisi yang pantas untukmu, dan kamu pasti akan bisa mempertanggungjawabkannya sebagai Ratu yang baik. Akan tetapi, kembali lagi seperti janjiku, aku tidak akan melakukannya jika kamu tidak mau. Tugas Ratu cukup berat, jika kamu tidak menginginkannya, aku tidak akan memaksa,” cetus Raja Edgar.“Lalu, apa yang akan terjadi padaku? Bukankah aku nanti akan melahirkan anak Yang Mulia? Apakah aku akan menjadi selir?” tanyaku untuk memperjelas posisiku di masa depan.“Tidak, Li