Share

1. Bagian 4

Sementara itu cahaya biru yang tadi keluar dari Pedang Manggala yang ada ditangan Raja Naga, tiba-tiba ;

“Sharrrggkkk............”. cahaya itu berubah menjelma menjadi sesosok Naga raksasa yang kini terus melesat kearah sosok Pangeran Iblis.

Sementara itu kelima cahaya yang tadi keluar dari lubang-lubang seruling emas yang ada ditangan Raja Alam Lelembut tampak tak kalah hebatnya melesat kearah Pangeran Iblis, bahkan seperti apa yang terjadi pada Naga Biru jelmaan cahaya yang tadi keluar dari Pedang yang ada ditangan Raja Naga. Lima cahaya kuning keemasan itupun terlihat melesat dengan cepat kearah sosok Pangeran Iblis.

Hampir bersamaan sosok bayangan naga biru jelmaan cahaya biru yang keluar dari hulu Pedang Manggala serta kelima cahaya yang keluar dari lubang-lubang seruling Yudha itu langsung melibat dan membungkus sosok Pangeran Iblis dari ujung kaki hingga sebatas leher, begitu keras dan eratnya membelit tubuh Pangeran Iblis seakan ingin meremukkan tubuh tersebut. dan ;

“Aakkkhhhh....................!!!!”. dari mulut Pangeran Iblis terdengar satu jeritan keras yang begitu keras hingga menggetarkan tempat itu saat tubuhnya dililit dengan keras, kejap berikutnya suara Pangeran Iblis sudah tidak terdengar lagi karena kini sekujur tubuh Pangeran Iblis telah hilang tertutup oleh lilitan bayangan naga dan kelima cahaya kuning keemasan tersebut.

“Swinggg......” “Manggala lihatt.....!!!”. Raja Alam Lelembut terlihat terkejut seraya menuju kearah langit, dimana saat itu dikegelapan alam, satu cahaya kuning keemasan tampak melesat dengan kecepatan tinggi dari arah langit, seakan-akan benda itu berasal dari langit, lesatan yang begitu cepat terlihat langsung tertuju kearah Bukit Iblis.

“Pusaka Bintangmas......”. hampir bersamaan Raja Naga dan Raja Alam Lelembut menyebutkan nama benda yang memancarkan cahaya kuning keemasan tersebut yang ternyata berbentuk sebuah Bintang.

“Clabbbb.........akkkkhhhhh.........”. dan benda yang disebut pusaka Bintangmas itu terus melesat kearah sosok Pangeran Iblis yang masih terlilit oleh libatan kedua bayangan Naga raksasa tersebut, dan kejap berikutnya terdengar jeritan mematikan dan panjang dari mulut Pangeran Iblis, satu cahaya terang terjadi, begitu terangnya, sampai-sampai Raja Naga dan Raja Alam Lelembut terpaksa harus menutup mata mereka karena silau akan cahaya yang terjadi dihadapan mereka.

“Bbbbblllllllaaaaaaarrrrrrrrrr..............”. satu ledakan maha dasyat terjadi, walaupun tidak melihat apa yang terjadi, tapi Raja Naga dan Raja Alam Lelembut dapat merasakan kalau tempat dimana mereka berpijak saat ini bergetar dengan hebat, bagaikan digoncang oleh satu tangan raksasa yang maha kuat, cukup lama hal itu terjadi hingga akhirnya keadaan kembali tenang.

Secara perlahan tapi pasti, Raja Naga dan Raja Alam Lelembut mulai membuka mata mereka dan kini mereka dapat melihat keadaan di Bukit Iblis yang hancur porak peranda seperti baru saja dilanda angin puting beliung yang menghancurkan tempat itu, sementara itu keadaan alam mulai terang seperti sebelumnya, awan hitam yang tadi hampir menutupi seluruh permukaan alam, mulai sirna tertiup angin, dan semua itu terjadi dihadapan Raja Naga dan Raja Alam Lelembut.

“Aa...apakah kita berhasil membunuhnya Manggala.....”

“Mudah-mudahan Yudha, tapi astaga, pusaka Bintangmas....”. ucap Raja Naga tiba-tiba teringat hal itu.

“Guru.......!!!”. hampir bersamaan kedua raja besar ini menyebutkan satu nama dengan wajah ceria, saat dihadapan mereka, tepatnya beberapa langkah dihadapan mereka, telah berdiri satu sosok tubuh yang tengah membelakangi mereka karena menghadap kearah pinggiran jurang yang ada dihadapannya, walaupun berdiri membelakangi mereka, tapi keduanya begitu mengenali sosok yang mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa, tapi bukan itu yang membuat Raja Naga dan Raja Alam Lelembut mengenali kalau sosok yang kini berdiri membelakangi mereka adalah guru mereka, Panembahan Agung, mereka mengenali karena sebuah Bintang yang berwarna kuning keemasan yang terlihat terus berputar-putar diatas kepala sang guru.

“Guru........”. seperti baru menyadari akan keberadaan mereka, keduanya terlihat langsung menjura hormat pada sosok yang masih membelakangi mereka.

Dengan lembut terlihat sosok pertapa itu berbalik dan kini terlihatlah seraut wajah yang begitu wibawa dan agung, pancaran cahaya terlihat memancar diwajahnya. Ditangannya terlihat kumpulan biji sawi. Wajahnya begitu lembut dan teduh, hingga siapapun yang menatapnya pastilah akan merasakan ketenangan dan keagungan sosoknya, dialah Panembahan Agung.

“Puji syukur kepada Gusti Hiang agung karena kita masih bisa meredam kemunculan Pangeran Iblis itu diatas muka bumi ini......”. ucap sosok Panembahan Agung lagi, kali ini sungguh luar biasa apa yang terjadi, tidak sedikitpun terlihat bibir Panembahan Agung bergerak saat berbicara tadi, tapi suara itu sudah terdengar begitu jelas dan keras.

“Jaa...jadi kami berhasil membunuhnya guru......”.

“Yah, tapi itu hanya untuk sementara......”.

“Sementara, apakah itu berarti 500 tahun kedepan, Pangeran Iblis akan terlahir kembali guru......”. ucap Raja Alam Lelembut lagi. Sosok Panembahan Agung tidak menjawab, tapi wajahnya terlihat mengangguk.

“Mudah-mudahan 500 tahun kedepan merupakan kelahiran terakhir dari sosok Pangeran Iblis keatas muka bumi ini.......”. ucapan Panembahan Agung barusan tentu membuat tanda tanya besar bagi Raja Naga dan Raja Alam Lelembut, tapi tentu saja mereka tak berani untuk bertanya lebih lanjut.

“Aku mendapatkan wangsit dari shang Hiang agung, bahwa akan dititiskan seorang anak manusia yang kelak akan mampu untuk membunuh Pangeran Iblis untuk selama-lamanya.....”.

“Ss...siapakah orang yang guru maksud.....?”

“Aku tidak bisa memberitahukan kalian, tapi satu petunjuk yang akan aku beritahukan kepada kalian yaitu kelahirannya diatas permukaan bumi ini bukan karena lahir dari rahim seorang wanita, tapi dia akan terlahir dari sebuah Bintang......”

“Sss...sebuah Bintang.....”. ucap Raja Naga dan raja lelembut hampir bersamaan.

“Benar, karena itulah kelahirannya keatas muka bumi ini kelak akan disebut sebagai Titisan Putra Bintang, hanya saja sayang aku tak tahu kapan Titisan Putra Bintang itu akan terlahir keatas muka bumi ini, dan tugas ini akan aku berikan pada kalian untuk mencari tahu tentang keberadaan Titisan Putra Bintang itu......... jika kalian sudah bertemu dengannya, ajarkan semua yang telah aku ajarkan pada kalian padanya, karena kelak hanya dialah harapan kita satu-satunya untuk membunuh Pangeran Iblis untuk selama-lamanya dan menjadikan jagat raya ini akan menjadi damai dan tentram........”

“Baik guru.....pesan guru akan kami ingat selalu......”. ucap Raja Naga dan Raja Alam Lelembut lagi seraya menjura hormat, tapi saat keduanya mengangkat wajahnya, sosok Panembahan Agung sudah kembali hilang dari hadapan mereka. Tapi hal ini tidak mengherankan bagi Raja Naga dan Raja Alam Lelembut sendiri, sesaat keduanya saling memandang satu sama lain.

“Titisan Putra Bintang........”. hampir bersamaan keduanya menyebutkan nama tersebut seraya mengiringi sang waktu yang terus berjalan mengitari kehidupan.

***

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Enda Mora Dalimunthe
mantap sekali ilustrasi jln cerita nya
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
jkoonvfuvbni
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status