Share

1. Bagian 6

Gempa hebat yang terjadi semalam, ternyata tidak saja terjadi di Lembah Obat, tapi hampir terjadi diseluruh alam jagat raya ini, hingga keesokan harinya terjadi kegegeran dan kegemparan diseluruh alam jagat raya ini karena terjadinya gempa bumi yang sama sekali tidak diduga dan tidak diraba kedatangannya. Seketika saja berita tentang gempa  bumi hebat itu menjadi bahan pembicaraan dimana-mana, berbagai persepsi diutarakan oleh setiap orang, tapi yang mana yang benar, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin kebenaran akan hal itu.

Tapi sebagian tokoh-tokoh yang sudah mumpuni, gempa hebat yang terjadi semalam bukanlah gempa biasa, melainkan suatu pertanda besar yang akan terjadi di alam jagat raya ini. Tapi merekapun masih tetap bertanya-tanya tentang hal itu. Tidak ada seorangpun yang dapat merabanya secara pasti. Bagi beberapa yang tahupun hanya menyimpannya menjadi rahasia dirinya sendiri.

Oleh karena pristiwa besar yang mengundang seribu macam pertanyaan dan praduga, para tokoh-tokoh aliran putih sepakat untuk mengadakan pertemuan guna membahas peristiwa menggegerkan itu, dan sebagai pimpinan yang dipercaya oleh-oleh tokoh-tokoh aliran putih dunia persilatan, tiga datuk memutuskan agar mengadakan pertemuan di Bukit Langit, tempat kediaman Datuk Langit.

Dan seperti yang telah disepakati bersama, maka pertemuan di Bukit Langit kali ini dihadiri oleh begitu banyak pendekar dari berbagai tempat, karena sebagian dari mereka tentu saja ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dibalik gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Tidak sedikit para pendekar yang memiliki nama-nama yang sudah cukup terkenal dan termasyur dirimba persilatan ikut menghadiri pertemuan tersebut, dan tiga datuk sebagai tuan rumah tentu saja menyambut semua tamu mereka dengan sangat terhormat. Hingga kini keadaan di Bukit Langit berubah menjadi ajang pertemuan antara tokoh-tokoh aliran putih.

Dan kini diatas Bukit Langit, tepatnya disebuah padang rumput yang luas, terlihat jejeran para pendekar-pendekar aliran putih yang duduk teratur, sementara yang berada paling depan, adalah tiga sosok kakek-kakek yang mengenakan pakaian hampir sama antara satu dengan yang lainnya, ketiganya tampak mengenakan pakaian tebal yang menutupi sekujur tubuh mereka, dikepala ketiganya tampak sebuah topi panjang dan tinggi, penampilan dan perawakan mereka hampir saja sama persis, hanya warna pakaian mereka saja yang tampak berbeda. Yang berada disebelah kiri adalah sosok seorang kakek yang mengenakan pakaian berwarna merah, diantara tiga datuk dia dikenal dengan sebutan Datuk Api, sedangkan yang berada paling kanan, adalah sosok seorang kakek yang mengenakan pakaian berwarna kecoklatan, diantara tiga datuk, kakek ini dikenal dengan sebutan Datuk Angin, sedangkan yang berada paling tengah adalah sosok kakek yang wajahnya begitu menampilkan karisma dan wibawanya sebagai pimpinan tiga datuk, dia mengenakan pakaian berwarna putih bersih, diantara tiga datuk dia menyandang nama sebagai Datuk Langit. Pimpinan dari tiga datuk.

Suasana di atas Bukit Langit terdengar riuh, semua pendekar tampak sibuk dengan pembicaraannya masing-masing, tiga datuk terlihat saling pandang satu sama lain, dan terlihat Datuk Api dan Datuk Angin menganggukkan kepalanya memberikan tanda kepada Datuk Langit yang juga terlihat mengangguk.

Datuk Langit terlihat berdiri, Datuk Api dan Datuk Anginpun ikut angkat berdiri. Melihat ketiga datuk berdiri, keriuhan suara ditempat itu seketika berhenti, suasana menjadi hening, semua perhatian terlihat tertuju kearah ketiga datuk. Datuk Langit terlihat mengangkat tangannya.

“Saudara-saudaraku satu golongan......sebagaimana kita ketahui bersama, pertemuan yang kita adakan kali ini ditempat ini adalah untuk membahas tentang pristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu, yaitu gempa dengan kekuatan yang amat besar yang telah menggoncang bukan saja ditanah jawa ini, tapi juga hampir merata diseluruh alam jagat raya ini, dan tentu hal ini bukanlah hal yang biasa terjadi....... oleh karna itulah pertemuan ini akan membahas mengenai masalah tersebut, mungkin ada kiranya saudara-saudara yang dapat sedikit memberikan gambaran tentang arti dari peristiwa besar tersebut kepada kita semua........”. ucap Datuk Langit lagi sejenak menghentikan ucapannya, perhatiannya kini tampak terarah pada sosok-sosok yang berdiri dihadapannya, bukan hanya Datuk Langit yang melakukan hal itu, tapi semua para pendekar ikut melakukan hal yang sama, semuanya saling memandang satu sama lain untuk mengetahui siapa diantara mereka yang dapat memberikan sedikit gambaran tentang pristiwa tersebut, tapi setelah cukup lama dinanti, tidak ada seorangpun yang memberikan tanggapan atas ucapan Datuk Langit, sebenarnya saat ini dihati setiap para pendekar memiliki jawaban masing-masing atas ungkapan Datuk Langit tadi, tapi tentu saja mereka tidak berani mengungkapkannya karena hal itu barulah dugaan mereka saja, kalau saja mereka mengatakannya tanpa memberikan alasan yang tepat, tentu hal ini akan sangat mempermalukan mereka.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Suwarsono
pasti gatot kaca ini yg lahir,.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status