“Sett....settt....settt”. baru saja Dewi Topeng Perak kembali menjejakkan kakinya ketanah, kembali belasan anak panah melesat dengan cepat kearahnya hingga lagi-lagi Dewi Topeng Perak harus kembali mengenjot tubuhnya keudara untuk menghindari serangan gelap itu.
Tapi rupanya para penyerang gelapnyapun tidak tinggal diam begitu saja, sosok Dewi Topeng Perak terus dihujani dengan belasan anak panah tanpa henti, hingga lama kelamaan Dewi Topeng Perak terlihat terdesak oleh serangan yang beruntun tersebut, maka ;
“Hupp.......Pedang Angin yeaahh”. dan rupanya Dewi Topeng Perak terlihat harus menggunakan aji Pedang Anginnya untuk menghentikan serangan-serangan gelap itu. Maka ;
“Wuusshhh..........wushhhh...”.
Dua gelombang cahaya merah berpedar melesat keluar dari kedua tangan Dewi Topeng Perak, dan ;
“Duarr....duarrr.....duarrrr”. terjadi beberapa ledakan dibeberapa tempat, bahkan ;
“Akhhh.....akhhh......akhhh.”. terdengar beberapa teriakan
Kematian Bola Iblis tentu saja sangat mengejutkan bagi anak buahnya yang lain, apalagi kematian Bola Iblis sedemikian tragisnya, maka tanpa menunggu waktu lagi, hampir secara bersamaan mereka segera mengambil langkah seribu untuk meninggalkan tempat itu, meninggalkan sosok Dewi Topeng Perak yang saat itu hanya menatap sinis kearah lawan-lawannya. Sejenak Dewi Topeng Perak terlihat menatapi keadaan di sekitarnya, Dewi Topeng Perak seakan baru menyadari kalau suara yang tadi telah berbisik ditelinganya yang telah menyelamatkan dirinya dan Dewi Topeng Perak yakin orang itu masih berada ditempat itu. “Siapapun yang telah menolongku tadi, aku ucapkan terima kasih”. ucap Dewi Topeng Perak lagi seakan yakin kalau orang tersebut masih berada ditempat itu, tak ada jawaban selain suara angin bertiup ditempat itu, tapi dengan sabar Dewi Topeng Perak mencoba menunggu. “Tidak perlu berterima kasih nisanak, apa yang kulakukan ini hanyalah bantuan kecil yang tiada artinya”.
Sore masih datang menjelang, mega-mega merah sudah terlihat menyeruak diufuk barat, segerombolan burung tampak terbang pulang kembali kesarangnya setelah seharian mencari makan, dibeberapa tempat dibelahan bumi inipun sebagian orang juga sudah mulai kembali kerumahnya masing-masing untuk beristirahat setelah seharian bekerja untuk melanjutkan hidup. Langkah sesosok tubuh tampak berhenti ditepian sebuah sungai yang cukup terbentang luas dihadapannya dan ternyata sosok itu adalah sosok seorang wanita bertubuh ramping yang tampak mengenakan sebuah topeng perak diwajahnya, dia tentu tak bukan adalah Dewi Topeng Perak adanya sebuah julukan yang akhir-akhir begitu amat terkenal dikalangan masyarakat awam, terutama tentang kehebatan ilmu kanuragannya dalam menghancurkan Gerombolan Kapak Merah. Sejenak terlihat Dewi Topeng Perak menatap kearah keadaan disekitarnya seakan mencoba untuk memastikan tempat itu aman atau tidak. Dan setelah memastikan ditempat itu tidak seorangpun
“Baiklah ketua, kalau begitu kami mohon diri dulu”. ucap kelimanya lagi seraya menjura hormat dan segera pergi meninggalkan tempat itu, sepeninggalan kelima anak buahnya, si Jarum Beracun tampak berbalik menatap kearah sosok Dewi Topeng Perak yang masih berdiri kaku. Dengan tatapan tajam, terlihat kedua mata si Jarum Beracun menatapi sekujur tubuh Dewi Topeng Perak yang ada dihadapannya dan terlihat beberapa kali si Jarum Beracun harus meneguk air ludahnya sendiri melihat keindahan tubuh Dewi Topeng Perak yang ada dihadapannya. “Aa...apa yang akan kau lakukan manusia bejat ?”. ucap Dewi Topeng Perak lagi. “He he he...! .kau sendiri yang mengatakan kalau aku adalah manusia bejat, jadi jangan salahkan aku kalau aku berbuat kurang ajar padamu.”. ucap si Jarum Beracun lagi seraya mengelilingi tubuh Dewi Topeng Perak yang ada dihadapannya. “Benar-benar tubuh yang sempurna, sudah lama sekali aku tidak merasakan kehangatan seorang wanita......dan sepertinya
“Ayo keluar ! jangan seperti pengecut”. teriak si Jarum Beracun kesal, tapi ; “Brusshhh.”. sebuah suara keras terdengar dari dalam gubuk tua itu hingga mengejutkan si Jarum Beracun yang segera berlari masuk kedalam gubuk tua tersebut. Dan wajah si Jarum Beracun semakin berubah saat tidak lagi menemukan sosok Dewi Topeng Perak ditempat peraduan itu, bahkan kini si Jarum Beracun dapat melihat atap gubuk tersebut terlihat berlobang besar, sepertinya orang yang telah menyelamatkan Dewi Topeng Perak melewati atap tersebut untuk membawa Dewi Topeng Perak pergi. Si Jarum Beracun hanya bisa memaki kesal tiada kepalang, dan kemarahannya ditumpahnya pada seluruh isi perabotan yang ada didalam gubuk tersebut, bagaimana tidak marah, bayangan kenikmatan yang akan segera diraihnya dari tubuh indah Dewi Topeng Perak kini pupus sudah. Sementara itu tak jauh dari gubuk tersebut, sesosok bayangan biru melesat cepat menerobos kepekatan malam, sementara itu dipundaknya terlihat
Disebuah tempat yang tersembunyi, terlihat sesosok tubuh yang tengah mengawasi keadaan didalam benteng tersebut, kedua matanya terlihat mengawasi disetiap sudut benteng tersebut, tidak ada yang terlepas dari pengawasannya. “Hem.....jumlah mereka ternyata begitu besar, pantas saja sangat sulit untuk dihancurkan”. ucap sosok yang tengah bersembunyi tersebut. “Tapi dimana si Jarum Beracun itu, sejak tadi aku tidak melihatnya”. ucap sosok itu lagi saat tidak menemukan orang yang tengah dicarinya. Hingga akhirnya kedua matanya membesar saat melihat satu sosok tubuh yang terlihat baru saja memasuki bangunan besar tersebut. “Jarum Beracun”. ucap sosok itu lagi saat mengenali sosok lelaki tua yang telah memasuki bangunan tersebut. Sesaat kemudian terlihat sosok itu kembali memperhatikan keadaan disekitarnya. “Penjagaan ditempat ini sungguh ketat sekali, tidak mungkin aku bisa masuk kedalam bangunan itu tanpa diketahui”. ucap sosok bersembunyi itu lagi. Cukup
“Hyyattt........wuuttt.....wuuttt”. sosok Dewi Topeng Perak melesat dengan jurus Pedang Anginnya, serangan yang dilancarkan oleh Dewi Topeng Perak terlihat begitu dasyat hingga menimbulkan kibaran angin yang cukup hebat mengiringi serangannya. Dihadapannya sosok Iblis Kapak Merah tampak masih berdiri tegar ditempatnya, pakaian yang dikenakannya terlihat berkibar-kibar karena terkena sambaran angin serangan Dewi Topeng Perak, tapi lagi-lagi Dewi Topeng Perak dibuat terkejut saat melihat sosok Iblis Kapak Merah tidak terlihat sedikitpun akan menghindari serangannya, apalagi menangkisnya karena saat itu Iblis Kapak Merah tidak memegang senjata apapun ditangannya. Aneh, mungkin itulah yang ada dibenak Dewi Topeng Perak saat ini, karena bagaimana tidak, saat serangannya sudah sedemikian dekatnya, sosok Iblis Kapak Merah tidak melakukan gerakan apa-apa dan sudah terlambat bagi Dewi Topeng Perak untuk menarik serangannya hingga ; “Traggg....traggg......akkhhhh” tapi apa yan
Kepulan asap tampak memenuhi tempat itu hingga tak lama kemudian kepulan asap itupun sirna dan terlihat kini sosok Iblis Kapak Merah masih berdiri tegar ditempatnya, hanya saja terlihat sekujur tubuh Iblis Kapak Merah terlihat gosong, bahkan pakaian yang dikenakannya terlihat telah robek terbakar akibat pukulan dasyat yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak tadi, walau masih terlihat bugar, tapi terlihat rembesan darah keluar dari mulut Iblis Kapak Merah, rupanya pukulan yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak cukup membuatnya terluka. Walau tidak terlalu parah. Sementara itu semua pengikutnya terlihat masih terpana melihat kejadian yang baru saja mereka saksikan, baru kali ini mereka melihat betapa kesaktian Iblis Kapak Merah sebagai ketua besar dari Gerombolan Kapak Merah benar-benar sangat luar biasa hebatnya, hingga pukulan yang sedemikian dasyat yang dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak tidak berarti apa-apa padanya. Dan Iblis Kapak Merah terlihat segera memerintahkan untuk segera m
“Bersabarlah Arya, gusti shang Hiang whidi pasti akan membantu kita untuk menghancurkan mereka.”. ucap pemuda yang satunya lagi terlihat dengan bijak menasehatinya. “Maafkan aku Bayu, hatiku benar-benar telah terbakar dendam oleh keparat itu, aku takkan bisa hidup tenang sebelum membalas kematian saudara-saudara seperguruanku..... kalau saja saat itu aku ada disana......mungkin hal ini tidak akan terjadi.!!”. ucap pemuda yang disebut Arya itu lagi. “Yah aku mengerti perasaanmu Arya, semua ini bukan karena kesalahanmu tapi semua ini sudah menjadi kehendak yang maha kuasa, tidak ada seorangpun yang dapat mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh sang pencipta.....yang penting sekarang kau harus menenangkan dirimu dulu, setelah itu baru kita susun kembali rencana kita.”. ucap pemuda yang dipanggil dengan sebutan Bayu itu lagi tersenyum. Pemuda yang bernama Arya terlihat balas tersenyum mendengar nasehat dari sahabat dekatnya itu. “Terima kasih Bayu, aku tidak