Senja datang menjelang, mataharipun sudah tampak terbenam diufuk barat, mega kuning keemasan terlihat menghias diufuk barat, segerombolan elang tampak terbang pulang kembali kesarangnya. Angin berhembus perlahan, menyapu setiap mahluk yang ada diatas muka bumi.
Sementara itu disebuah kamar di istana Yingtian. Terlihat sesosok tubuh yang masih terbaring tak sadarkan diri diatas sebuah tempat pembaringan. Bila kita melihat lebih dekat, kita dapat melihat kalau sosok yang terbaring diatas peraduan itu adalah Bintang adanya. Ditepi pembaringan tampak seorang gadis berparas cantik nan jelita tengah menunggui Bintang, dia tak lain adalah Putri Yuan Ming Zhu adanya. Sesekali Putri Yuan terlihat merapikan rambut Bintang yang tergerai tertiup angin.
“Kreaakk”. tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, dan seorang laki-laki berperawakan gagah masuk.
“Ayah”. ucap Putri Yuan lagi, rupanya dia adalah Jenderal Yuan Chonghuan.
“Bagaimana
Satu bulan berlalu sudah semenjak peristiwa besar yang menggemparkan seluruh dataran tegah, berita tentang tewasnya 3 Jenderal Kaisar Shun-Ti yang agung ditangan seorang pendekar dari negeri asing yang kini telah dikenal baik orang biasa maupun orang – orang rimba persilatan dengan nama Ksatria Pengembara.Kini hampir semua orang, baik itu orang biasa maupun orang-orang rimba persilatan selalu membicarakan tentang peristiwa besar itu, bagaimana kehebatan Ksatria Pengembara dalam menghadapi 3 Jenderal besar Kaisar Shun-Ti. Hingga nama Ksatria Pengembara dengan cepat menyebar dari satu orang ke orang yang lain.Pagi datang menghampar, sinar kuning keemasanpun sudah menyeburat muncul diufuk timur. Sementara itu di istana Yingtian, tepatnya didalam sebuah kamar, terlihat didepan sebuah meja rias, sesosok gadis berparas cantik nan jelita tengah menghias wajahnya. Sosoknya terlihat begitu anggun dan sangat mempesona bagi siapa saja yang melihatnya, dia tak lai
Tiga Bulan berlalu sudah semenjak peristiwa kematian 3 Jenderal Kaisar Shun-Ti yang agung ditangan Ksatria Pengembara dari negeri asing, sebagian orang sudah mulai melupakan kejadian itu, tapi sebagian yang lain masih mengingatnya, terutama dari kalangan para pendekar yang melihat secara langsung kejadian tersebut.Dari Yingtian, kita melompat ke ibukota kerajaan, dimana dinasti Yuan yang dipimpin oleh kaisar yang agung, Kaisar Shun-Ti. Da-Dou, demikianlah nama kota yang menjadi pusat kerajaan Kaisar Shun-Ti yang agung. Hari itu tampak berbeda dari hari-hari biasa, ibukota kerajaan, Da-Dou tampak berbeda, disepanjang jalan dihiasi dengan lampu-lampu nion khas masyarakat tiongkok, disepanjang jalan terlihat barisan masyarakat kota Da-Dou yang dipagar oleh para prajurit mongol.Dipintu gerbang benteng, terlihat barisan prajurit mongol yang juga bersenjatakan lengkap tengah bersiaga, seorang laki-laki berpakaian petinggi istana terlihat tengah menanti dipintu ger
Putri Liu-xue tampak menikmati pemandangan yang ada disekitarnya, walau dia tahu saat ini setiap orang tengah menatap kearahnya. Sesaat pandangan Putri Liu-xue juga tertuju pada sosok pemuda kumal yang dengan santainya duduk dipinggiran toko. Diantara semua pemandangan yang enak dilihat, hanya sosok pemuda kumal tersebut yang tidak enak dipandangan Putri Liu-xue. Tapi kemudian hal itu Cuma sekilas dan kemudian sang Putri bersama rombongannya sudah melewati tempat itu.Akhirnya rombongan itu tiba dipintu gerbang istana Da-Dou, dimana telah menunggu sosok lelaki bertubuh gemuk dengan wajah bulat, matanya terlihat sipit ditambah kumis dan janggut yang panjang yang menghiasi wajahnya. Sosok lelaki ini tampak mengenakan pakaian yang indah layaknya seorang bangsawan, ditambah lagi sebuah mahkota yang menghias dikepalanya, dialah Kaisar Shun-Ti yang agung, kaisar dinasti Yuan.Beberapa tombak dari pintu gerbang, ke-4 sosok tersebut segera turun dari kuda mereka, 4 orang praju
“Coba paman Oljeytu ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi waktu itu”. ucap Putri Liu-xue lagi dengan penasaran, setelah mendengar penjelasan singkat dari Jenderal Gong Oljeytu tentang apa yang terjadi beberapa bulan yang lalu saat 3 Jenderal mongol yang terkenal tewas ditangan seorang Ksatria Pengembara dari negeri asing.“Saat itu Jenderal Yinzhen berhasil mengalahkan Biksuni Meijui Shita ketua dari partai E’Mei, dan saat itulah pendekar asing itu ikut turun tangan, Jenderal Yinzhen bertarung dengan sangat hebat bahkan dia berhasil mendesak pendekar muda itu dengan Jurus Golok Saljunya, tapi tidak disangka ternyata pendekar muda itu bisa mengalahkan Jurus Golok Salju milik Jenderal Yinzhen, bahkan Jurus pedang yang digunakan oleh Jenderal Yinzhenpun tak mampu untuk mengalahkan Jurus pedang pendekar muda itu. Akhirnya Jenderal Yinzhen tewas ditangan pendekar muda itu”. ucap Jenderal Gong Oljeytu berhenti sesaat seraya menghela
Beberapa hari berlalu sudah semenjak datangnya rombongan Pangeran Chen datang ke Da-Dou. Siang itu terlihat Seorang gadis berkulit putih dan berparas cantik jelita, mengenakan pakaian putih berbalut rompi yang terbuat dari bulu hewan berwarna hijau, sebuah mahkota indah beruntai permata hijau tersampir dikeningnya yang indah, bibirnya tampak begitu merekah mempesona, dia tak lain adalah Putri Liu-xue tengah berjalan dengan santai menikmati keramaian kota Da-Dou.Keramaian kotaraja memang tengah mengusik bagi Putri Liu-xue yang menyukai kebebasan daripada harus berada di istana yang penuh dengan segala macam aturan yang mengekang kebebasannya. Sebuah kipas terlihat ada ditangan kanannya yang sesekali dikipasnya ketubuhnya.Tanpa disadari olehnya, disepanjang jalan dirinya telah menjadi pusat perhatian, sosok Putri Liu-xue telah mempersona bagi siapa saja yang melihatnya, hanya statusnya sebagai Putri Kaisar Shun-Ti yang agunglah yang membuat orang-orang harus berfikir r
Sore datang menjelang, mega merah sudah menghiasi ufuk barat, disebuah pinggiran hutan diluar kota Da-Dou. Sebuah kuil tua yang tampak begitu terawat, ini dapat diihat dari keadaannya, tumbuhan dan debu sudah menempel didinding kuil tersebut.“Ugghhh...”. terdengar erangan lembut keluar dari kuil tua tersebut. Kita lihat apa yang terjadi didalam kuil tersebut. Ternyata kuil tua ini bukan saja berantakan diluarnya, tapi didalamnya jauh lebih berantakan, patung-patung yang hancur terlihat berserakan disana sini. “Uugghhh...”. kembali terdengar sebuah erangan lembut yang ternyata berasal dari sebelah kiri dinding kuil tersebut. Suara erangan tersebut berasal dari seorang gadis berparas cantik nan jelita, mengenakan pakaian putih berbalut rompi yang terbuat dari bulu hewan berwarna hijau, sebuah mahkota indah beruntai permata hijau tersampir dikeningnya yang indah, dia tak lain adalah Putri Liu-xue. Putri Liu-xue terlihat seperti baru tersadar akan keadaan
Pagi datang, matahari baru saja menampakkan dirinya di ufuk timur, sinarnya kuning keemasan memancar terang menerangi mayapada yang maha luas ini. Burung-burungpun sudah berkicau nyaring dari dahan kedahan seakan ikut menyambut pagi yang datang hari ini.“Uhh...”. erangan lembut terdengar keluar dari bibir indah seorang gadis yang sepertinya baru saja terbangun dari tidurnya yang nyenyak, gadis itu tak lain adalah Putri Liu-xue. Sejenak Putri Liu-xue menggerakkan tubuhnya yang pegal-pegal, dan saat melihat keadaan disekitarnya, barulah Putri Liu-xue menyadari dimana dia berada saat ini.Begitu cepat menyadari keadaan dirinya, Putri Liu-xue dengan cepat mengedarkan pandangannya kesuatu tempat, dan wajah Putri Liu-xue berubah saat tak menemukan sosok pemuda kumal yang kemarin sudah menolongnya.Menyadari kesendiriannya ditempat itu, Putri Liu-xue segera bangkit dan berjalan keluar dari kuil tua tersebut, berjalan dan terus berjalan hingga tak jauh dari
Matahari belum lagi tinggi saat belasan orang laki-laki terlihat tengah menghadang sepasang muda-mudi didepan sebuah kuil tua yang ada dipinggiran hutan tak jauh dari kota Da-Dou. Sebagaimana diceritakan pada kisah sebelumnya, dimana Liufeng Ketua Partai Tapak Besi telah menghadang Putri Liu-xue dan Bobou.“Hutang nyawa harus dibayar dengan nyawa”. ucap Liufeng lagi hingga mengejutkan Putri Liu-xue.“Hutang nyawa. Sejak kapan aku berhutang nyawa pada kalian orang-orang dari Partai Tapak Besi”. ucap Putri Liu-xue lagi.“Huh! Tuan putri memang tidak punya hutang apa-apa, tapi ayah tuan putri Kaisar Shun-Ti yang agung yang punya hutang. Banyak saudara kami yang sudah mati karena kekejaman jenderal-jenderal mongol keparat tersebut”. ucap Liufeng lagi dengan nada geram“Terus apa hubungannya denganku, hutang kalian dengan ayahku, tagihlah kalau kalian mampu”. ucap Putri Liu-xue lagi tak kalah ke