Matahari sudah mulai tergelincir diufuk barat. Puluhan bahkan ratusan ribu orang sudah memadati halaman luas yang diPerguruan Kecapi Sakti. Hanya sebuah tali tambang yang melingkar mengeliling saja yang memisahkan para penonton dari arena pertarungan. 2 sosok tubuh sudah saling berdiri berhadapan di tengah-tengah arena pertarungan.
Di sisi sebelah kanan, tampak berdiri seorang laki-laki berperawakan kekar berwajah jantan dengan rahang kokoh dan alis tebal. Dengan kumis tebal yang melintang gagah dibawah hidungnya. Perawakannya yang kekar semakin terlihat tegar dengan potongan rambut yang berdiri lurus. Dadanya terlihat begitu bidang berotot, hal ini terlihat jelas karena sosok lelaki tersebut tidak mengenakan pakaian dibagian atasnya untuk menutupi dadanya yang kekar dan berotot. Dia hanya mengenakan celana ketat yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Siapakah lelaki ini ? Ong Lao Guai. Demikianlah nama sosok lelaki kekar dan berotot ini. Sosok pendekar yang begitu amat ditakut
“Baiklah kalau begitu, jangan salahkan hamba kalau tuan tewas ditangan hamba”. Ucap Ong Lao Guai lagi dengan penuh percaya diri. “Hyatt...wuuttt”. kembali Ong Lao Guai melancarkan serangan Tendangan Penghancur Langitnya. Sementara itu ditempatnya Bintang tampak masih berdiri menanti serangan Ong Lao Guai. Semakin dekat semakin terlihat kalau Ong Lao Guai benar-benar mengerahkan seluruh tenaga dalamnya dalam serangan kali ini, ini dapat terlihat dari hembusan angin kencang yang terjadi mengiringi serangan Ong Lao Guai kearah Bintang.Semua melihat dengan penuh perasaan yang berdebar, dimana saat serangan itu sudah semakin dekat, Bintang masih tetap berdiri tegar ditempatnya, Ong Lao Guai sendiri tersenyum melihat hal itu, dapat dipastikan kalau sebentar lagi kemenangan akan ada dipihaknya.“Hyattt..wuushh...wuusshhh”. saat serangan Ong Lao Guai semakin mendekat, tiba-tiba saja Bintang melompat dan selagi diudara, Bintang mela
Malam berjalan cepat, sebagian orang sudah terlelap dialam mimpinya. Sementara itu sebagian lagi terlihat tidak bisa memejamkan matanya, ada banyak pikiran yang menganggu. Angin berhembus kencang malam itu, menerbangkan setiap debu pasir yang terhampar luas di negeri Tibet.Sementara itu disebuah kamar besar, kamar yang disediakan oleh Perguruan Kecapi Sakti untuk rombongan dari Partai Butong (Wudang). “Besok kalian akan menjalani pertarungan yang sulit”. Terdengar ucapan dari seorang kakek tua yang wajahnya terlihat begitu tenang dan penuh wibawa. Dia adalah pendeta Thio sam hong, ketua Partai Butong yang terkenal. Dihadapan pendeta Thio, terlihat duduk sosok Pendekar Tio dan Bintang.“Tio, lawanmu besok adalah Xiang Wu Hen... Xiang Wu Hen menguasai kungfu Xiang Yu (Halilintar Ungu), selama ini Xiang Wu Hen selalu dengan mudah memenangkan pertarungannya, kungfu Xiang Yu (Halilintar Ungu) miliknya bukannya tanpa tertandingi, seingatk
Matahari sudah mulai menapak hari, sinarnya tidak lagi terasa hangat dikulit, tapi mulai terasa menyengat dikulit. “Hyattt... hyattttt...wusshh...weessshhh”. di arena pertarungan dihalaman perguruan kecapi satu, sebuah pertarungan hebat tengah terjadi. Pertarungan dari dua pendekar sakti yang sama-sama memiliki kemampuan yang luar biasa.Yang bertarung adalah sosok Pendekar Tio yang sudah mengerahkan kungfu Yang atau yang lebih dikenal dengan Kungfu Matahari, sesekali Pendekar Tio tampak juga menggunakan Ilmu Memindah Langit dan Bumi. Kungfu terhebat di partai Aliran Ming. Dengan kedua jurus ini, Pendekar Tio mampu menghadapi Xiang Wu Hen yang memiliki kungfu Halilintar Ungu yang luar biasa hebatnya.Puluhan jurus sudah terlewati, Pendekar Tio maupun Xiang Wu Hen terlihat sama-sama unggul dalam jurus masing-masing, hanya saja terlihat jurus 9 matahari yang digunakan oleh Tio buki tidak begitu banyak berarti, karena setiap pukulan
“Serrrr..hyattt...duarrr”. tepat disaat pukulan Xiang Wu Hen hampir mengenai sasaran, tiba-tiba saja sebuah bayangan biru berkelebat menyambar tubuh Pendekar Tio buki, hingga pukulan Xiang Wu Hen hanya menghantam tempat kosong yang langsung menimbulkan ledakan yang cukup besar, padang pasir dimana tempat Tio buki tadi berada terlihat berlobang cukup besar.Betapa geramnya Xiang Wu Hen melihat lawannya berhasil lolos dari serangannya, tepatnya bukan lolos, tapi telah diselamatkan oleh seseorang. Xiang Wu Hen segera berbalik dan kini dirinya dapat melihat sesosok tubuh yang cukup dikenalnya telah berdiri menghadapnya, sementara itu terlihat sosok Tio buki yang masih terkapar lemah dibelakangnya.“Ksatria Pengembara, berani sekali kau mencampuri pertarunganku”. Ucap Xiang Wu en geram.“Maaf kalau hamba ikut campur, tapi hamba tidak bisa melihat ada orang yang menyerang lawannya yang sudah tidak berdaya”. Ucap Bintang lagi y
“Sudah lama aku menantikan pertarungan ini, diantara semuanya, kaulah satu-satunya yang sangat ingin aku hadapi Ksatria Pengembara”. Ucap Dewa Iblis Awan Api dingin.“Sungguh suatu kehormatan bagi hamba bisa mendapatkan petunjuk dari tuan”. Ucap Bintang menjura hormat.“Kemarin aku melihatmu mengalahkan Ong Lao Guai dengan jurus tendangan yang sangat luar biasa, kalau boleh aku tahu, apa nama jurus tendangamu itu ?”“Nama jurus hamba itu adalah jurus Tendangan Tanpa Bayangan”. Ucap Bintang lagi, seketika raut wajah Dewa Iblis Awan Api berubah“Tendangan Tanpa Bayangan dari Shaolin”. Ulang Dewa Iblis Awan Api lagi. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu, dari pendeta Thio, Bintang memang tahu kalau di Shaolin juga ada jurus tendangan yang bernama Tendangan Tanpa Bayangan.“Kebetulan nama jurus hamba itu memang sama, tapi jurus Tendangan Tanpa Ba
“Tendangan Dewa Menjungkir Langit, heatttt”. dengan bertumpu pada salah satu tangannya Bintang melesat keatas menyongsong serakgan Dewa Iblis Awan Api yang saat itu juga tengah mengarah kebawah kearahnya. Kali ini terlihat dua sosok tubuh yang saling memburu kedepan, serangan Dewa Iblis Awan Api seperti seekor rajawali yang menukik menyambar mangsa, sedangkan sosok Bintangpun seperti seekor rajawali yang terbang keatas menyambut serangan.“Dagggggg”. Kedua kaki itu berbenturan hebat diudara, hingga membuat tubuh keduanya sama-sama terlempar, baik Dewa Iblis Awan Api maupun Bintang sama-sama mampu mengendalikan gerak jatuh tubuh mereka dengan bersalto beberapa kali dan menjejakkan kaki dengan sempurna kepasir yang ada dibawah mereka.Tapi begitu baru saja kedua kakinya menginjak tanah, Dewa Iblis Awan Api langsung menggebrak kembali dengan jurus Tendangan Mautnya.“Selaksa Pasukan Berkuda Menggetarkan Dunia
Dari gumpalan debu pasir yang bertebangan itu, dua sosok tubuh terlihat sama-sama bersalto tinggi kebelakang hingga akhirnya mendaratkan kaki keduanya dengan sempurna di padang pasir yang ada dibawah mereka.Kedua sosok tubuh itu tak lain adalah Bintang dan Dewa Iblis Awan Api adanya, terlihat dibibir keduanya telah merembes darah segar. Hal ini memperlihatkan kalau keduanya tengah menderita luka dalam.Sementara itu terlihat Dewa Iblis Awan Api menatap Bintang dengan tatapan tajam. Selama adu pertarungan sayembara, baru kali ini Dewa Iblis Awan Api merasakan luka dalam, dan hal ini tentu saja sangat membuat geram sosok Dewa Iblis Awan Api, karena dia terlalu meremehkan lawan yang ada dihadapannya.Dewa Iblis Awan Api terlihat melakukan beberapa gerakan yang terlihat langsung meregangkan seluruh urat nadi dan urat saraf ditubuhnya.“Kungfu Pengubah Otot”. batin Bintang melihat hal itu. Sementara itu sosok tubuh Dewa Iblis Awan Api sec
“Tidak ada kekuatan apapun yang bisa mengalahkan jurusku ini Ksatria Pengembara, keluarkan semua kesaktianmu..”. ucap Dewa Iblis Awan Api lagi keras.“Hyattt...ggggrrrr”. dengan menggeram penuh kemarahan, kembali sosok Dewa Iblis Awan Api menyerang Bintang dengan ganas dan cepatnya. Lagi-lagi Bintang harus dibuat kewalahan menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh Dewa Iblis Awan Api. Seraya terus menghindar, Bintang terus berpikir bagaimana cara menghadapi jurus kungfu Pengubah Otot yang begitu hebat.Memasuki jurus ke 112, Bintang terlihat melompat mundur, tapi Dewa Iblis Awan Api tidak membiarkan begitu saja, tangan kekarnya memburu sosok Bintang. Tapi kali ini Bintang tidak berniat untuk menghindar, Bintang menyongsong serangan telapak tangan Dewa Iblis Awan Api dengan telapak tangan miliknya.Semua tersentak terkejut melihat tindakan nekat yang dilakukan oleh Bintang, tapi diantara semua hanya pendeta Thio yang