“Oh ya dinda, kekuatan besar yang kanda pergunakan saat menghadapi Qiubai karena kanda mengambil kekuatan energi alam yang ada, tapi sampai sekarang kanda belum tahu harus memberi nama jurus itu, apakah dinda ada saran?” ucap Bintang lagi, Bintang tahu kalau putri Ahisma Raya memiliki kecerdasan pikiran diatas rata-rata.
“Hmm.. kanda sudah memiliki jurus maha dahsyat yang bernama Cermin Agung Matahari Rembulan.. menurut dinda, nama yang paling pas dengan jurus kanda yang baru itu adalah Cermin Sakti Alam Semesta”
“Cermin Sakti Alam Semesta..”. Ulang Bintang lagi.
“Bagaimana menurut kanda?”
“Hmmm.. Cermin Sakti Alam Semesta, nama yang sangat cocok sekali..”. Ucap Bintang tersenyum. Putri Ahisma Rayapun ikut tersenyum.
“Dinda memang istri kanda yang paling cerdas”. Ucap Bintang lagi. Putri Ahisma Raya hanya tersenyum cantik.
Ahisma tampa
“Plasshh..”. tiba-tiba saja tubuh Bintang sudah lenyap dari pandangan.Sementara itu di Bukit Bayangan, kedatangan kakek Baruna, paman randu dan Yuki disambut oleh Setyo Pinangan, Ratih dan istri-istri Bintang. Tak lama sosok Bintangpun sudah muncul dihalaman depan rumah.“Paman..”. Ucap Bintang dengan wajah bahagia melihat sosok lelaki yang merupakan kakak seperguruan dari Setyo Pinangan.“Bintang..”. Ucap sang paman dengan wajah penuh kebahagiaan, keduanya saling berpelukan melepaskan kerinduan, semenjak Bintang bersama kedua orangtuanya kembali ke Bukit Bayangan saat Setyo Pinangan diberhentikan dari jabatannya sebagai patih, Bintang sangat dekat dengan paman randu, dari paman randunya lah Bintang memperdalam ilmu kanuragannya.“Apa kabar paman?”“Paman baik-baik saja Bintang, bagaimana kabarmu selama ini? walau banyak orang yang bilang kalau keponakan paman ini sudah tiada, tapi paman yakin
Ketiga maharesi inilah yang dipercaya sang mahaguru untuk mendidik putra mahkota Wira Jagat Kencana hingga menjadi pendekar yang pilih tanding di dunia persilatan, Wira Jagat Kencana sangat segan kepada ketiga maharesi yang menjadi guru ilmu kanuragannya, apalagi terhadap mahaguru. Kemegahan bangunan yang menjadi tempat pemujaan ini merupakan sumbangan dari Wira Jagat Kencana.Kedatangan Wira Jagat Kencana, membuat para pengikut dan murid-murid sang mahaguru langsung memberikan jalan kepada sang putra mahkota.Wira Jagat Kencana maju kehadapan ketiga maharesi, lalu ikut larut dalam pemujaan yang tengah berlangsung. Mantra-mantra syair terus berkumandang ditempat itu, semuanya larut dalam kekhusukan meditasi mereka. Sepertinya Wira Jagat Kencana juga sudah terbiasa melakukan semua ini. Dan hal itu berlangsung hingga pagi datang menjelang.Saat pagi datang, pancaran cahaya di wajah sang mahaguru tampak menghilang seiring dengan terbukanya kedua mata sang mahaguru.
BUKIT bayangan tampak berdiri tegar didalam kabut, tak sembarangan orang yang mampu mencapai tempat ini. “Kharrkkkhhh”. sebuah suara keras melengking tampak membahana di Bukit Bayangan, suara yang ternyata berasal dari seekor rajawali yang cukup besar yang tampak terbang berputar-putar diatas Bukit Bayangan. Seekor burung rajawali yang sudah cukup dewasa, warna bulunya yang putih bersih membuat lesatannya diangkasa seperti kilat putih menyambar.Di kaki bukit, 4 ekor kuda menaiki Bukit Bayangan dengan pelan, sepasang kuda didepan tampak ditunggangi oleh dua orang lelaki yang berperawakan gagah seperti pendekar. Yang satu adalah sosok seorang lelaki muda dan gagah. Mengenakan pakaian rompi dengan bertelanjang dada, sebuah rompi putih dikenakan, dikepalnya juga tampak mengenakan ikat kepala putih yang langsung menguncir rambutnya. Di punggung tampak tersampir sebilah pedang dengan gagang kepala rajawali. Didepannya tampak pula duduk seoran
“Benar kek, guru sudah lama wafat”“Kini nama besar gurumu sudah kau sandang sebagai Pendekar Rajawali Sakti” ucap kakek Baruna lagi, Bayu hanya tersenyum mendengar hal itu. Lalu semuanya menatap kearah halaman depan, dimana terlihat seekor rajawali putih berukuran besar tampak tengah asyik memakan rumput segar yang ada dihalaman.“Sepertinya langit sedang mengandung ya Bayu?”. ucap Bintang tiba-tiba, hingga membuat wajah Bayu berubah.“Bagaimana kau bisa tahu Bintang?”Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu.“Oh ya Bintang, bisa katakan padaku tentang masa lalu istriku, Mawar?”Bintang tampak menarik nafas panjang.“Dulu aku dan Mawar pernah bekerja sama menghadapi seorang demang, yang dari cerita Mawar kalau demang itu yang telah membunuh seluruh keluarganya, tapi sayang saat terjadi pertarungan, Mawar terjatuh kedalam jurang.. Cuma itu saja yang aku tahu Bayu&rdqu
Beberapa hari kemudian, telah diputuskan kalau Bintang bersama ketiga istrinya akan menghadiri undangan dari gusti prabu Jagat Kencana.“Romo dan bundamu tidak bisa ikut menemani karena jarak ke kerajaan Setyo Kencana cukup jauh dari sini..”“Yah, pergilah Bintang, disini sudah ada paman yang akan menjaga bundamu”. Ucap paman randu lagi.“Jangan lupa kakekmu juga ada disini Bintang” ucap Setyo pinangan lagi. Lalu Bintang mengalihkan pandangannya kearah Yuki.“Sebenarnya Yuki ingin sekali ikut dengan kak Bintang, tapi Yuki masih harus banyak belajar ilmu kanuragan dengan kakek, jadi terpaksa deh Yuki tinggal”. Ucap Yuki dengan bersungut-sungut.“Hahaha... cucu yang pintar..”. ucap kakek Baruna tertawa.“Tapi kakek janji akan mengajarkan Yuki aji amblas bumi kan ? ucap Yuki menagih janji.“Pasti akan kakek ajarkan. Pasti...hehe”. ucap kakek B
Malam semakin larut, saat Bintang kembali meneruskan zikirnya setelah Ahisma Raya akhirnya tertidur dipangkuannya.“Plashhh.. plashhh... plashhh..”. tiba-tiba saja Bintang dikejutkan dengan 3 buah sinar merah yang melesat dari kejauhan kearah mereka. Tak ingin membangunkan istrinya Ahisma Raya yang ada dipangkuannya. Bintang langsung merapal aji Kelana Sukmanya, hingga sukma Bintang bisa keluar dari raganya.Sukma Bintang langsung melompat keluar, bersiap menyambut kedatangan ketiga sinar merah tersebut. Semakin dekat Bintang semakin dapat melihat dengan jelas bentuk ketiga cahaya merah tersebut.Semakin dekat Bintang semakin dapat melihat dengan jelas kalau ketiga cahaya tersebut ternyata adalah 3 sosok mahluk ghaib yang wujudnya mengerikan.“Pelet...”. batin Bintang mengenali ketiga sinar merah tersebut. “Sepertinya pelet ini ditujukan kepada ketiga istriku”. Batin Bintang lagi seraya menatap kearah ket
“Sungguh lancang, sudah bosan hidup kau!”. maharesi Shiwa dengan nada tinggi seraya melancarkan pukulan dahsyatnya kearah Bintang. Serangan maharesi Shiwa mengandung kekuatan guntur yang maha dahsyat, ini terlihat dari aliran-aliran listrik yang keluar dari serangannya.“Tapp.. “. Hebat, walaupun hanya berwujud sukma dan tanpa menoleh, Bintang mampu menangkap serangan maharesi Shiwa dengan tangan kanannya. Hingga kini terjadilah adu tenaga tingkat tinggi diantara keduanya. “Wussshhh..”. segelombang angin dahsyat tercipta dari adu tenaga keduanya.Untuk mengatasi serangan maharesi Shiwa yang mengandung kekuatan guntur yang maha dahsyat, Bintang menyalurkan Cakra Petir ke tangannya yang menangkap serangan maharesi Shiwa, hingga tangan Bintangpun mengeluarkan aliran-aliran petir dahsyat.Melihat hal itu, maharesi Wisnu dan maharesi Brahma langsung bereaksi.“Hentikan!” tiba-tiba saja terdengar suara ke
Kemanakah sukma Bintang. Saat ini sukma Bintang telah kembali keraganya, saat membuka kedua matanya, Bintang dikejutkan saat melihat ketiga istrinya tengah bertempur menghadapi mayat-mayat hidup.Ketiga istrinya tampak berdiri membentuk tameng melindungi Bintang, putri Kim tampak tengah duduk dengan kecapi ditangannya, memberikan serangan-serangan mematikan kepada mayat-mayat hidup yang datang silih berganti. Setiap tubuh mereka hancur terkena serangan alunan kecapi putri Kim, tubuh-tubuh mayat yang hancur kembali bersatu dan kembali melancarkan serangannya kedepan.Putri Yuan tampak tengah menggunakan jurus Pedang Lentur miliknya untuk menghalau serangan-serangan mayat-mayat hidup yang datang kepadanya, sedangkan putri Ahisma Raya sendiri dengan kekuatan tenaga batinnya, mampu membuat para mayat-mayat hidup terpental hanya dengan kibasan tangannya, kemampuan putri Ahisma Raya memiliki kekuatan tenaga batin yang tak tampak oleh mata, tapi kekuatannya mampu mem