Dengan menggunakan Segel Dewa Kehidupannya, Bintangpun mulai mengobati orang-orang yang tadi terkena pengaruh gumpalan asap berwarna hitam dan putih yang tadi dipergunakan oleh Souji dan Mi hee untuk menyerang mereka dan malam itu keadaan Bukit Bayanganpun kembali tenang seperti biasanya.
Malam itu Yuki, Soda dan Azumi tidur dikamar yang sama, dan seperti kebanyakan wanita / gadis yang tengah berkumpul, selalu ada saja yang mereka bicarakan dan kali ini yang menjadi bahan pembicaraan adalah Bintang.
“HEBAT... Itu belum seberapa” ucap Yuki dengan penuh bangga kepada Soda dan Azumi yang ada didekatnya.
“Tak kusangka dinegeri ini ada juga yang bisa menggunakan jurus ninja” ucap Soda
“Jurus ninja...apa itu?” tanya Yuki bingung
“Jurus membuat bayangan seperti yang tuan Bintang lakukan, menggandakan diri untuk menipu lawan, didunia ninja itu dinamakan bunshin” jelas Azumi lagi baru Yuki mengangguk
Keesokan paginya, Yuki, Soda dan Azumi dengan tidak sabar segera ikut berkumpul dirumah kaca yang ada dihalaman belakang rumah, sudah menjadi kebiasaan dikeluarga Bintang, sarapan pagi dilaksanakan dirumah kaca tersebut. Sesampai disana ternyata para wanita-wanita telah berkumpul, hanya para lelaki saja yang belum ada. Yuki terlihat mengajak Azumi dan Soda untuk mendekati salah satu kakak iparnya. Kim si hyang.“Kakak ipar” sapa Yuki dengan senyum manjanya.“Yuki.. Bagaimana kabarmu hari ini?” ucap Kim lembut dan tersenyum manis.“Yuki sudah sehat kakak ipar. Kalau kak Bintang yang mengobati, tak ada yang tak mungkin” ucap Yuki tertawa kecil seraya duduk berdampingan dengan Kim si hyang, Soda dan Azumi ikut duduk disebelahnya.“Wah... Tumben nih, pagi-pagi Yuki udah ada disini” terdengar teguran lembut tak jauh dari mereka, rupanya Yuan, Lian, roro, Ajeng, Ahisma dan ibu Bintang sudah tiba disitu. Suasanapun
Seperti biasanya, malam itu suasana di Bukit Bayangan berjalan seperti biasanya, setelah menikmati makan malam, bersenda gurau diiringi tawa dan suasana yang menyenangkan, akhirnya malam yang telah semakin larutlah yang membuat masing-masing beranjak ke kamar masing-masing.Malam semakin larut, sunyi dan penuh ketenangan begitu terasa dikediaman Bintang, kita mencoba mendekati salah satu kamar yang merupakan kamar Putri Yuan ming zhu, dari dalam kamar, lamat-lamat terdengar suara rintihan, bila dicoba didengar lebih jelas, bukan rintihan kesakitan melainkan rintihan kenikmatan yang kian kentara terdengar berkepanjangan, dapat dipastikan didalam kamar tersebut tengah terjadi pergulatan birahi yang dahsyat. Dikamar-kamar berikutnyapun terdengar hal yang sama, tapi ada satu kamar diantara istri-istri Bintang yang tak terdengar suara apa-apa, hal ini menjadi semakin menarik dan membuat penasaran, coba kita lihat kedalam.Bintang tampak tengah duduk bersandar diujung peradu
BEBERAPA hari kemudian, rombongan Hyuga, Soda, Azumi dan Roropun berpamitan, dengan diiringi oleh sekeluarga Bintang hingga keluar gerbang. Setelah menaiki kuda mereka masing-masing, merekapun beranjak meninggalkan Bukit Bayangan, hanya Roro yang sekilas tampak berbalik menatap kearah Bintang dan keluarga seraya melemparkan senyum manisnya. Tiba-tiba saja hati Bintang berdesir aneh, ada sesuatu yang tidak bisa Bintang terjemahkan dari pandangannya kearah istri tercintanya yang kini sudah semakin menjauh dari pandangan.Hari demi hari terlewati, selama itu pula entah kenapa perasaan Bintang tidak tenang, selalu gelisah, tapi Bintang tak pernah menceritakan dan menampakkan rasa gelisahnya dihadapan istri dan keluarganya. Hanya dalam sholat dan zikir Bintang mendapatkan ketenangan.Malam itu, Bintang kembali tenggelam dialam zikirnya, sementara itu keadaan disekitarnya sudah sepi. Sementara itu malam semakin larut. Tiba-tiba saja kedua mata Bintang yang sejak tadi tertutu
Malam itu, seperti malam-malam biasanya, Bintang menemani istri-istrinya, apalagi besok Bintang akan berangkat untuk menyelamatkan adik dan istrinya, Roro Putri Srikandi, maka malam inipun tak disia-siakan oleh semua istri-istri Bintang dan disalah satu kamar istri Bintang.“Kanda” terdengar suara lembut dari seorang wanita cantik jelita yang kini ada dihadapan Bintang, kedua-duanya tampak saling berbaring berhadap-hadapan.“Iya dinda sayang” ucap Bintang tersenyum seraya membelai-belai lembut wajah jelita yang ada dihadapannya.“Bolehkah” Wanita jelita yang ada dihadapan Bintang tampak berhenti sejenak seakan ragu untuk mengungkapkan perkataannya.“Bolehkah apa dinda sayang?”“Bolehkan dinda ikut kanda?”“Ikut kemana dinda sayang?”“Dinda ingin ikut hingga sampai perbatasan, dinda ingin pulang sebentar ke Sekte Bulan Purnama” ucap wanita jelita yang t
HANGZHOU merupakan ibukota terbesar di provinsi Zhejiang di pesisir timur, salah satu kota yang paling terkenal dan makmur di tiongkok, ini terlihat dari pelabuhannya yang besar dan ramai yang sepertinya merupakan tempat singgah bagi para saudagar, pendekar, orang kerajaan maupun orang awam. Dan dipelabuhan ini pula kapal yang ditumpangi Bintang dan yang lain berlabuh.Saat rombongan Bintang baru saja menuruni kapal, mereka terhenyak melihat keramaian yang ada dihadapan mereka. Bintang dan yang lain tampak mengenakan caping dikepala mereka.“Nona Soda, nona Azumi, silahkan cari tempat makan terlebih dahulu, hamba dan Lian ada urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu” ucap Bintang tiba-tiba menyadarkan Soda dan Azumi yang masih terpaku ditempatnya.“Ba..baik tuan Bintang”. Ucap Azumi dan Soda hampir bersamaan. Dan merekapun berpisah ditempat itu.Bintang dan Lian Nishang sendiri tampak menuju kearah luar kota Hangzhou. Begitu
Saat Bintang tiba, keduanya sedikit terkejut.“Mana nyonya Lian tuan?” ucap Azumi lebih dahulu menanyakan keberadaan Lian Nishang yang tidak datang bersama Bintang.“Lian sudah pergi terlebih dahulu, ada urusan yang harus diselesaikannya” ucap Bintang tersenyum seraya mengambil duduk dihadapan keduanya.“Apakah kita akan menunggu nyonya baru melanjutkan perjalanan tuan?” tanya Soda ikut-ikutan bertanya.“Sebaiknya mulai sekarang nona Soda dan nona Azumi jangan lagi memanggilku tuan, panggil saja seperti Yuki memanggil”“Kakak maksud tuan?” ucap Azumi lagi, dan Bintang hanya mengangguk mantap.“Baiklah, tapi tuan, eh kakak juga harus memanggil kami, Soda dan Azumi tanpa embel-embel nona, bagaimana?” ucap Soda tersenyum mencoba menggoda Bintang.“Boleh juga” ucap Bintang tersenyum, disambut senyuman manis oleh Soda dan Azumi.“Kita takkan me
MALAM itu, cuaca masih saja tidak bersahabat, walaupun badai sudah berlalu, tapi hujan masih turun dengan deras hingga jalanan kota Hangzhou terlihat sepi, tapi satu dua orang masih terlihat berlalu lalang. Hampir semua penginapan yang ada di kota Hangzhou penuh oleh para pengunjung. Karena memang letak kota Hangzhou begitu strategis, baik sebagai tempat singgah ataupun sekedar lewat. Beberapa kapal tampak bersandar didermaga kota Hangzhou. Mereka lebih memilih untuk menyandarkan kapal ketimbang harus menempuh perjalanan ditengah badai.Malam itu Bintang lebih memilih berada dibawah untuk menikmati minuman hangat yang ada ditempat penginapan tersebut yang juga memiliki warung makannya, rumah makan yang sekaligus penginapan tersebut terdiri dari 3 tingkat, sementara itu Soda dan Azumi sudah tertidur lelap dikamarnya. Sesekali Bintang mengedarkan pandangannya untuk melihat keadaan disekitarnya, begitu banyak para bangsawan dan orang-orang dari persilatan yang ada ditempat itu.
CLETAR!” Kilat guntur menyambar, memecah kaki langit, angin berhembus dengan kuat, suasana badai terasa begitu kentara, tapi hujan sudah berhenti turun sejak beberapa waktu yang lalu. Hangzhou sebuah kota terbesar di provinsi Zhejiang di pesisir timur, tiongkok.“Cleetarrr!” kembali halilintar menggelegar dahsyat, untuk sesaat menerangi kota Hangzhou.“Heaaaa!”“Aakkhhh...akhhh...akhhhh!” tiba-tiba saja jeritan-jeritan kesakitan terdengar dari dalam sebuah penginapan yang juga merupakan warung makan. Beberapa sosok tubuh lelaki tampak terlempar keluar dari dalam penginapan tersebut, jatuh ke kubangan lumpur yang ada didepan penginapan.Di dalam penginapan, tampak seorang wanita yang berparas cantik jelita tampak tengah ketakutan menatap sosok-sosok lelaki berwajah beringas yang menatap kearahnya dengan tatapan tak percaya. Karena bagaimana tidak, wanita yang kelihatannya lemah inilah yang telah membuat beberapa ka