Mata tajam singa perkasa yang memang adalah King tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan tajam, aura dahsyat terpancar dari sosok King. Bintangpun diam-diam mempersiapkan dirinya untuk menerima segala kemungkinan yang akan terjadi.
Tapi tiba-tiba saja wajah Bintang berubah saat tiba-tiba saja King tampak merendahkan sosoknya, King tampak menjura hormat dihadapan Bintang. Hal ini tentu saja sangat mengejutkan Bintang.
“Terimalah sembah hormatku dan para pengikutku tuan” lagi-lagi wajah Bintang berubah saat sosok King mengeluarkan suara.
“Kau bisa bicara?” tanya Bintang
“Hanya kepada tuanku” ucap King singkat
“Angkat kepalamu!” ucap Bintang tegas. King singa perkasa tampak mengangkat kepalanya, demikian juga singa-singa yang lain yang adalah pengikutnya.
“Siapa namamu?”
“KING...”
“King, kenapa kau memanggilku tuan?”
“Bukankah kau
PAGI ITU Aliran Loucha tampak berjalan seperti biasanya. Aktivitas para ninja penjaga wilayah Aliran Loucha juga tampak seperti biasanya. Dibeberapa tempat di benteng Aliran Loucha tampak beberapa perbaikan tengah dilakukan, kerusakan yang diakibatkan oleh serangan Shinanai.“Dhuarr !! dhuarr !! dhuarr !! dhuarr..!”Tiba-tiba saja wilayah Aliran Loucha dilanda ledakan-ledakan dahsyat yang langsung membuat Aliran Loucha siaga 1. Dewa Iblis yang langsung terbangun segera memerintahkan Fuma Kotaro untuk menyelidiki apa yang terjadi.“Dhuarr !! dhuarr !! dhuarr !! dhuarr..!”Kembali terdengar ledakan-ledakan dahsyat yang kali ini suaranya sudah begitu sangat dekat dengan benteng Aliran Loucha.Dewa Iblis, Fuma Kotaro, Iblis Tangan Besi dan Iblis Seribu Wajah tampak keluar dari Istana Loucha, didepan Istana Loucha sudah tampak berdiri dua sosok anggota klan a
Hebatnya, asura Tomeo sedikitpun tak menghindari serangan tinju dahsyat Dewa Iblis. Tapi wajah Dewa Iblis tiba-tiba berubah saat tinjunya tiba-tiba saja menembus sosok Tomeo yang telah berubah menjadi bayangan. Bahkan bukan saja melewati tinju Dewa Iblis, bahkan tubuh Dewa Iblispun mampu dilewati Tomeo dengan bayangannya.“Jadi kau yang sudah membunuh kakakku” ucap Tomeo yang kini sudah berdiri angker dihadapan Roro. Roro sempat kaget melihat kemampuan lawannya yang bisa menjadi bayangan sehingga serangan apapun bisa dilewatinya, tapi ;“Benar, aku yang membunuh kakakmu” ucap Roro tak gentar.“Kalau begitu kau harus membayar dengan nyawamu..!” ucap Tomeo lagi seraya melayangkan serangannya kearah Roro.Roro bukanlah wanita lemah yang bisa diserang begitu saja, saat Tomeo bergerak menyerangnya, Roro bergerak lebih dulu dengan melayangkan satu pukulan telapak yang mengandung gelombang hawa panas lahar gunung bromo. TA
“Ha ha ha..! bukan aku yang akan melawanmu Dewa Iblis” ucap Tomeo lagi hingga membuat Dewa Iblis heran.Tomeo sendiri tampak melakukan beberapa gerakan jutsu ditangannya, terakhir Tomeo terlihat menggores telapak tangannya hingga berdarah, dan ;“Tappp...!” dengan tiba-tiba saja Tomeo memukulkan kedua telapak tangannya ketanah.“Brussshhh...!” dihadapan Tomeo, dari dalam tanah, muncul sebuah peti mati yang kini sudah berdiri dihadapan Dewa Iblis dan yang lain. Entah kenapa suasana tiba-tiba saja berubah mencekam.“Kreaaakkk...” pintu peti mati terbuka, dan ;“Shinanai...!” semua terkejut, semua terkesima karena didalam peti mati tersebut terdapat sesosok tubuh atau mayat Shinanai. Dan semua semakin terkejut saat tiba-tiba saja kedua mata Shinanai yang tadi tertutup tiba-tiba saja terbuka, tapi yang mengerikan dari kedua mata Shinanai adalah semuanya berwarna hitam tanpa ada putihnya
“Gerbang air....heaaa..!” tiba-tiba saja Sakana mengeluarkan jutsunya, sebuah kubus air terbentuk yang langsung membesar dan meringkupi tubuh Fuma Kotaro, Iblis Tangan Besi dan Iblis Seribu Wajah, hal yang terjadi secara tiba-tiba ini tentu saja mengejutkan Fuma Kotaro, Iblis Tangan Besi dan Iblis Seribu Wajah yang tak sempat menghindar, hingga ketiganya masuk kedalam kubus air tersebut.“Kalian bertiga bagianku...” ucap Sakana tersenyum melihat ketiga lawannya tak bisa menghindari jutsunya.“Tuan Tomeo.. aku serahkan nona cantik itu kepada tuan. Aku akan bertarung sepuasnya dengan ketiga orang ini” ucap Sakana lagi seraya mengerahkan jutrsunya kubus air untuk melayang tinggi keudara. Meninggalkan Tomeo dan Roro yang sudah kembali saling berhadapan.“Keluarkan anak panahmu yang telah membunuh kakakku Shinanai, nona. Aku ingin lihat, apa panahmu mampu membunuhku..” ucap Tomeo lagi dengan angkuhnya menepuk d
Beberapa lama ditunggu, tak ada yang terjadi pada sosok Tomeo, hal ini cukup mengejutkan Roro yang melihat tidak ada efek dari serangan Bintang Petaka yang selama ini selalu menjadi andalannya.“Hanya itu jurus andalanmu?” tanya Tomeo dengan sombong. Roro sendiri bingung melihat keunggulan jurus bayangan yang dimiliki lawannya.“Sekarang giliranku..!” ucap Tomeo lagi mempersiapkan serangannya.Roro tak ingin menyerah begitu saja, Selendang Naga yang melilit dipinggang rampingnya, diloloskannya dan digenggamnya dengan erat.“Cringg....cringg..” Tomeo menarik keluar kedua samurai miliknya dari warangkanya.“Hyyyattt..!”“Wuuutt....wuutttt..!” Tomeo mendahului menyerang kedepan.“Ekor naga, heaaa..!” Roro melepaskan serangan Selendang Naga, selendang merah ditangan Roro langsung memanjang kearah Tomeo.“Wuuuttt.!&rdquo
Kita kembali ke pertarungan Roro dan Tomeo yang masih berlangsung sengit, tapi serangan sia-sia yang dilakukan oleh Roro membuat lama kelamaan Roro mulai terdesak oleh serangan-serangan Tomeo, walaupun Roro berusaha menjaga pertarungan dengan jarak jauhnya karena keunggulan selendang naga yang dimiliknya, tapi lama kelamaan Tomeo mampu semakin mendekati sosok Roro.“Blleeegaaarrrr..!” sebuah ledakan dahsyat terdengar dari kejauhan, tapi seakan tidak diperdulikan oleh Tomeo yang tetap meneruskan serangannya kearah Roro.“Wuuuttt...wuuuttt..!” Tomeo menyabetkan serangan samurainya kearah Roro. Kali ini Roro terpaksa harus berguling-gulingan ditanah untuk menghindarinya.Roro terus bergulingan ditanah untuk menghindari serangan lawannya, sampai tiba-tiba saja Roro merasakan serangan lawannya berhenti.Saat Roro menghentikan gulingan tubuhnya, benar saja, serangan lawannya telah berhenti, tapi wajah Roro berubah, serangan lawannya buka
Tomeo yang tidak menggunakan jutsu bayangannya rupanya menjadi perhatian Roro dan Fuma secara bersamaan.“Hemm.. apakah Tomeo takut bila menggunakan jutsu bayangannya, sharinganku dapat melihat kelemahannya” batin Fuma lagi mencoba menganalisa situasi yang terjadi saat ini.Pertarungan keduanya berlangsung sengit tanpa ada yang mau mengalah, hingga puluhan jurus terlewati.“Fuma menyingkirlah..!” tiba-tiba saja sebuah teriakan keras terdengar memperingatkan Fuma. Dari suaranya Fuma tau kalau yang berteriak adalah Roro. Fuma langsung melompat mundur.”Settt...! settt...! settt...!” bersamaan dengan itu, puluhan anak panah tampak jatuh dari langit kebawah bagaikan hujan panah.Rupanya ditempatnya, Roro telah melepaskan salah satu jurus Busur Panah Gandiwanya, yaitu Hujan Panah. Sejak tadi Roro berusaha mencari kesempatan untuk membantu Fuma, rupanya Roropun ikut menganalisa kenapa sampai lawannya tidak me
MATAHARI sudah mulai condong ke ufuk barat, sore sudah datang menjelang, tapi pertarungan di wilayah Aliran Loucha masih berlangsung sengit. Sosok Tomeo terlihat terus menghimpun tenaga, tubuhnya mengeluarkan aura putih yang semakin lama semakin terang.“Serr..” sosok Dewa Iblis sudah tiba ditempat itu dan terkejut melihat Roro yang tak bisa bangkit dari jatuhnya. Dewa Iblis segera mendekat. Fuma Kotaro terlihat langsung menjura hormat padanya.Dewa Iblis sendiri terlihat langsung memeriksa keadaan Roro, dapat dilihatnya luka parah di paha Roro. Tapi darah sudah berhenti mengalir, karena Roro telah menotoknya tadi.“Kau tidak apa-apa Roro?” tanya Dewa Iblis lagi.“Aku tidak apa-apa” ucap Roro singkat.Dewa Iblis terlihat menatap kearah Fuma.“Fuma.. Dimana Iblis Tangan Besi dan Iblis Seribu Wajah?” tanya Dewa Iblis lagi. Fuma Kotaro terlihat menarik nafas panjang.“Mereka