Gusti raja Ayutthaya benar-benar menyambut Bintang seperti layaknya seorang tamu agung, berbagai suguhan makanan-makanan begitu banyak dipersiapkan, bahkan tarian dari wanita-wanita cantik Ayutthayapun disuguhkan untuk Bintang.
“Aku sudah mendengar tentang keperkasaanmu tuan Bintang, kaulah orang pertama yang mampu menahan peluru meriam yang dahsyat” ucap gusti raja lagi.
“Itu biasa saja gusti” ucap Bintang lagi, tapi ucapan Bintang membuat wajah gusti raja berubah.
“Hal seperti itu dikatakannya biasa. Apakah sehebat itu, tuan Bintang ini” batin gusti raja. “Kalau saja aku bisa menjodohkannya dengan putriku, Pimcha, ini akan merupakan suatu keuntungan besar bagi Ayutthaya” batin gusti raja lagi.
“Oh ya tuan Bintang, sekali lagi aku ingin mengucapkan terima kasih kepada tuan, karena telah menyelamatkan putri-putriku dari organisasi terlarang, Tatto Iblis” ucap gusti raja lagi.
“Tidak
“Pinjam pedangmu” ucap Bintang lagi.Paola menyerahkan pedangnya kepada Bintang.Bintang lalu menyalurkan aura pedangnya ke pedang Paola yang ada ditangannya, dan ; “Weeesshhh....” pedang itu langsung mengeluarkan aura keemasan. Dihadapannya Paola tampak terpana kaget.“Cosmo keemasan” ucap Paola lagi tanpa sadar.“Maksudmu, seperti ini?” tanya Bintang lagi kepada Paola. Dan tanpa menjawab Paola mengangguk.“Dalam tataran cosmo. Biasanya cosmo aura yang disalurkan kesuatu benda akan berwarna hitam kelam, dan warna keemasan adalah aura tertinggi dari semua warna aura yang ada” ucap Paola lagi menjelaskan kepada Bintang. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu, lalu Bintang kembali menarik kembali aura pedangnya, sehingga pedang Paola kembali seperti semula.“Hamba ingin belajar cara menyalurkan cosmo kesemua benda, termasuk ke senjata api hamba ini” ucap Paola seraya me
Di aula kerajaan terlihat Bintang memang tengah menunggu, Bintang sedikit bangun kesiangan karena malam tadi terus mengajarkan Paola tehnik penyaluran aura kepada benda. Bintang bermaksud untuk pamit hari ini kepada gusti raja, hal ini Bintang lakukan untuk cepat menemukan dimana keberadaan Bunny.Tak lama kemudian gusti rajapun datang bersama beberapa penasehat kerajaan, sementara itu Putri Pimcha terlihat tengah mengintip untuk mencuri dengar pembicaraan gusti raja dan Bintang.Bintang tampak menjura hormat kepada gusti raja, hanya saja Bintang tidak menghormat seperti orang-orang pada umumnya yang bersujud untuk menyembah raja mereka, Bintang hanya merapatkan kedua tangannya dan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat bagi gusti raja.“Silahkan duduk tuan Bintang” ucap gusti raja mempersilahkan Bintang untuk duduk.“Ada apa tuan Bintang ingin bertemu denganku?” tanya gusti raja lagi“Hamba bermaksud mohon pamit h
Begitu masuk, Bintang kembali terdiam, Bintang masih ingat betul apa yang telah terjadi antara dirinya dan Putri Risara ditempat itu.“Kenapa tuan?” sapa Putri Pimcha hingga menyadarkan Bintang.“Oh tidak apa-apa” ucap Bintang cepat.Bintang segera membuatkan api unggun kecil untuk menghangatkan tubuh mereka. Bintang sendiri tampak segera melepaskan jubah pakaiannya dan juga pedang Bintang angkasanya. Sementara Putri Pimcha tampak masih membiarkan pakaian bangsawannya lengkap ditubuhnya, karena tak mungkin dia melepaskannya didepan Bintang, karena hanya pakaian dalam yang ada dibalik pakaian kebangawanannya, hanya duduk didekat api unggun yang dibuat Bintanglah yang membuat Putri Pimcha mendapatkan kehangatan hingga basah pakaiannya tidak begitu kentara dirasakannya.Keduanya duduk saling berhadapan, hanya terhalang api unggun kecil ditengah-tengah keduanya. Sesekali guntur bergema, halilintar menyambar dan hujan turun semakin leba
Putri Pimcha yang melihat Bintang melamun, secara perlahan mulai memberanikan dirinya untuk merebahkan kepalanya kepundak Bintang, melihat Bintang yang hanya diam saja saat dia melakukan hal itu, Putri Pimcha semakin menekan kepalanya kepundak Bintang. Entah kenapa ada perasaan bahagia di hati Putri Pimcha bisa merebahkan kepalanya dipundak Bintang.Putri Pimcha terus menatap kearah Bintang dari samping, dan Putri Pimcha memang harus mengakui kalau sosok Bintang telah menarik perhatiannya, sosok Bintang sangat berbeda dari setiap laki-laki yang selama ini dikenalnya, tapi semua lelaki yang dikenalnya belum ada yang menarik hatinya, terkadang Putri Pimcha cemburu melihat kemesraan yang diperlihatkan oleh Putri Risara bersama kekasihnya yang besok akan menjadi tunangannya, bahkan beberapa kali Putri Pimcha memergoki Putri Risara memadu asmara dengan kekasihnya.Umur Putri Pimcha saat ini sudah mencapai 22 tahun dan memang sudah sangat pantas untuk menikah, tapi selama it
Beberapa saat kemudian, Putri Pimcha tersadar dari puncak kenikmatan klimaknya. Putri Pimcha, yang notabene masih benar-benar Putri Pimcha, main peluk-cium dengan seorang laki-laki yang memang ia kagumi sejak awal meski belum kenal begitu lama.Dengan posisi masih berpelukan seperti sebelumnya, Bintang menunduk, mencium pipi Putri Pimcha sekilas.“Kak Bintang..” desis lirih Putri Pimcha sambil mengangsurkan wajahnya. Bintang yang berpengalaman segera paham, bahwa Putri Pimcha telah pasrah. Dengan lembut, ia kembali mengulum bibir merah merekah Putri Pimcha dengan penuh perasaan. Mempermainkan lidah di dalam rongga mulut Putri Pimcha dengan liar, lalu keluar ke dagu, leher, dan belakang telinga Putri Pimcha.“Oooohhhhh....” Kembali Putri Pimcha mengerang tertahan. Ada rasa geli yang mengalirkan listrik ke seluruh syaraf di tubuhnya. Ia menggigit bibir, menahankan desiran dalam aliran darah di sekitar kuduk yang meremangkan bulu-bulu halus di sana.Sementara dengan Putri Pimcha sendiri,
“Hsss ... oooh!”Tanpa sadar, erangan halus pun keluar dari bibir Putri Pimcha sambil semakin melebarkan pahanya, seakan mempersilahkan tangan Bintang untuk menjelajahi daerah itu sepuasnya.“Ahhh ... Ahhh ...” hanya suara erangan yang muncul dari bibirnya. Perlahan namun pasti, terasa cairan lembab yang menguarkan aroma khas seorang perawan.Pada akhirnya ...“Ahhh ... Ahhh ... Hmmph ...”Putri Pimcha semakin liar gerakannya saat merasakan sebuah sensasi yang luar biasa. Sesaat kemudian, untuk kedua kalinya, ia mengejang-kencang bagai gerak kuda liar.Titik puncak birahinya kembali tercapai!Jeritan tertahan terlontar untuk yang kesekian kali dan akhirnya ... tergeletak lemas.Terlihat di mata Bintang, Putri Pimcha sedang mengatur napasnya yang memburu cepat-lambat sehingga sepasang bukit surganya yang sudah keras-mengencang terlihat turun-naik.Posisi Bintang yang berada di atas dan Putri Pimcha di bawah memang sengaja dipilih Bintang, karena dengan posisi itu memang tepat dilakukan
AYUTTHAYA menyelenggarakan hajat besar, pesta pertunangan Putri Risara dengan putra Panglima Chatu. Hajat besar ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh seluruh masyarakat kotaraja. Berbagai hiburan dan makanan yang tumpah ruah dihidang untuk para tamu yang hadir. Dan diantara ribuan orang yang menikmati meriahnya hajatan besar itu, salah satunya adalah Bintang. Diantara ribuan orang hadir itu pula hanya sepasang mata yang terus mencuri-curi pandang kearah Bintang, sepasang mata dari seorang gadis berparas cantik jelita. Putri Pimcha. Tapi Bintang sendiri terlihat malah memandang kesana kemari seperti tengah mencari sesuatu. “Dimana dia?” batin Bintang pada dirinya sendiri. Sementara itu kemeriahan terus terjadi, pertunjukan tarian demi tarian terus disuguhkan. Waktu terus berjalan, malampun mulai semakin larut, pesta yang tadi meriahpun sudah mulai berakhir. Banyak para pejabat istana yang terlihat mabuk. Sementara gusti raja sendiri tampak sudah dari tadi meninggalkan tempat pesta
SEBUAH dataran kosong terbentang dihadapan Bintang, sejauh matanya memandang hanya rerumputan dan ilalang yang ada didalam pandangannya. Bintang saat ini sudah pergi meninggalkan Ayutthaya. Selama berada di istana Ayutthaya, Bintang sudah menyelidiki dan mencari tahu dimana keberadaan Bunny, tapi Bintang tak dapat menemukannya bahkan mendapatkan petunjuk sedikitpun tidak.Atas saran dari Paola, Bintang diminta untuk mencarinya di organisasi terlarang, Tatto Iblis, karena di organisasi terlarang itu semua anggotanya adalah wanita, apalagi organisasi ini memiliki dendam kesumat kepada Ayutthaya, Paola menebak, kalau mungkin Bunny berada disana dan telah bergabung menjadi anggota Tatto Iblis untuk membalaskan dendamnya. Saran Paola cukup masuk akal bagi Bintang, makanya kini Bintang kembali ketempat dulu sewaktu Putri Risara ditawan, juga tempat dimana Bintang harus melayani nafsu birahi salah satu anggota Tatto Iblis yang menyebut namanya sebagai Kannika, yang Bintang belum ket