Bintang hitam tampak menoleh kearah kanan dan kirinya dapat dilihatkan sosok Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi dan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim masih terus membaca lantunan zikir dengan khusu’nya.
“Kalian kira dengan zikir seperti itu bisa menaklukkanku” terdengar suara Bintang hitam yang berat dan kasar. Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi dan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim seakan tak memperdulikan hal itu, terus saja dengan khusu’ membaca zikir.
“Akan kuhancurkan tempat ini dan kubunuh semua orang yang ada disini” ucap Bintang hitam lagi seraya beranjak bangkit dari tempatnya.
Wuutttt !!
Tiba-tiba saja sebuah segulungan benang aneh berwarna kilau keemasan melesat kearah Bintang hitam dan langsung melilit tubuh Bintang hitam. Ditempatnya tampak sosok Sabina sudah bangkit berdiri, rupanya Sabinalah yang telah melesatkan Benang Sutra Kayangan kepada Bintang.
Benang Sutra Kayangan adalah benda pus
“Darimana kau berasal dan kenapa kau berada didalam tubuh tuan ini?”“Aku tidak berasal dari mana-mana, tapi aku tercipta dari api hitam yang ada didalam tubuh orang ini” ucap Bintang hitam lagi, wajah dari balik hijab yang dikenakan oleh Sabina tampak berubah.“Api hitam” ulang Sabina lagi.“Benar, api hitam dan hawa nafsu orang ini yang membentuk wujudku” ucap Bintang hitam lagi. Sabina terlihat terdiam sejenak.“Aku perintahkan kau untuk pergi dari raga tuan ini!” perintah Sabina lagi. Bintang hitam terlihat terdiam mendengar hal itu. “Jika tidak, akan terus kubakar kau dengan ayat-ayat suciku”“Kau tidak akan bisa membunuhku, karena jika aku mati, maka orang inipun akan mati, karena tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa hawa nafsunya” ucap Bintang hitam lagi.Sabina terdiam mendengar hal itu, karena apa yang diucapkan oleh Bintang hitam ada benarnya jug
Dengan ilmu laduni yang dimilikinya, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim kini menyusup masuk kedalam batin Bintang, tapi didalam batin Bintang hanya kegelapan yang ada. Tak lama dari dalam kegelapan itu terdengar suara Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim melantunkan ayat-ayat suci Al-qur’an.Secara perlahan, keadaan yang gelap gulita itu mulai berubah menjadi terang benderang dan kini terlihatlah sosok Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim yang masih berdiri dengan untaian tasbih ditangannya. Sementara itu dihadapan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim secara perlahan muncul sesosok wujud yang semakin lama semakin jelas kalau itu adalah wujud Bintang, Bintang hitam karena kedua Bintang yang telah menghitam semuanya.“Siapa kau!?” terdengar suara keras Bintang hitam yang membahana ditempat itu.“Aku adalah hamba Allah” ucap lembut Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim.“Kenapa kau ada disini. Disini adalah tempatku” ucap Bintang h
Tak !!Bintang hitam merasakan seolah waktu berhenti berputar, nafasnya terputus, mata hitamnya terpejam, dari sosok Bintang hitam, terlihat sosok hitam keluar dari tubuh Bintang, tubuh Bintang yang asli tampak langsung terkapar pingsan.“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati!” kembali terdengar suara Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim lembut dan tegas.“TIDAK!”Tiba-tiba saja sosok Bintang hitam berteriak keras, dan ; Wusshh !! sosok Bintang hitam langsung ditelan kobaran api hitam.“Dari api kembalilah ke api!” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim lagi seiring dengan lenyapnya sosok Bintang hitam yang musnah ditelan kobaran api hitam.Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim terlihat mengangkat telapak tangan kanannya.Wesshhh !!Kobaran api hitam yang tinggal menyala kecil tampak itu tampak terbang melayang kearah Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim dan dalam sekejap sudah berada diatas telapak tanga
“Aku memiliki seorang putri yang sudah buta sejak lahir, dan aku telah menyerahkan putriku kepada saudaraku, Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi, abi angkatmu” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim lagi berhenti. Bintang tetap diam untuk mendengar apa ucapan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim selanjutnya.“Tapi takdir kembali mempertemukan kita. Aku ingin kau yang menjaga putriku. Bahagiakan dia, sayangi dia seperti aku menyayanginya” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim lagi hingga wajah Bintang langsung berubah mendengar hal itu, ucapan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim secara tidak langsung menyerahkan putrinya Sabina kepada Bintang.“Tunggu sebentar tuan syekh!” ucap Bintang tiba-tiba. Sosok Bintang menghilang dari hadapan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim. Sementara itu sosok Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim samar-samar mulai menghilang dari kakinya, merambat naik keatas.Plashhh !!Sosok Bintang muncul, tapi kali ini Bintang
“Hamba pernah membaca sebuah kitab pengobatan tentang hal ini, ada satu cara agar nona Sabina bisa melihat lagi....caranya adalah dengan pencangkokan mata.” ucap Bintang masih dalam keadaan terpejam.“Pencangkokan mata” ulang Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim dengan wajah berubah. “Tapi hal ini membutuhkan sepasang mata yang sehat untuk menggantikan mata nona Sabina” sambung Bintang lagi, dan kali ini wajah Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim terlihat berubah tersenyum, karena dia faham dan mengerti maksud perkataan Bintang.“Sabina, kau dengar itu.... kau masih bisa melihat dunia yang indah ini putriku” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim dengan terharu. Sabina hanya terdiam mendengar hal itu, karena sebenarnya Sabina juga faham dan mengerti maksud ucapan Bintang tadi.“Bintang.... kupersembahkan sepasang mataku ini untuk putriku Sabina” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim tiba-tiba hingga membuat wajah Bi
MALAM itu suasana di pondok pesantren As-Siddiq masih dalam kesedihan, karena mereka baru saja melaksanakan 7 hari setelah wafatnya Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim. Malam itu Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi meminta Sabina dan Bintang untuk menemuinya.“Wasiat terakhir Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim adalah menyerahkan putrinya kepadamu Bintang, bagaimana menurutmu?” tanya Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi lagi kepada Bintang.Bintang tak menjawab tapi melirik kearah Sabina yang ada disebelahnya. Sabina sendiri hanya tertunduk ditempat duduknya.“Hamba menyerahkan semuanya kepada abi saja, mana yang terbaik. Hamba menurut saja” ucap Bintang lagi akhirnya. Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi tampak tersenyum dan mengangguk-anggukkan wajahnya.“Bagaimana denganmu, Sabina?” tanya Syekh Muhammad Karim Al Qusyairi lagi kepada Sabina yang masih tertunduk.“Wasiat ayah adalah kepatuhan yang harus hamba lakukan, abi&rd
Malam itu, Bintang kembali bersama istri-istrinya, dan kali ini kita akan melihat kedalam kamar salah satu istri Bintang, Roro Putri Srikandi. Saat ini Roro tengah merebahkan dirinya dipelukan Bintang diatas ranjang peraduan, tapi keduanya lebih banyak diam. Entah apa yang ada dipikiran keduanya saat ini. “Kanda.” Roro akhirnya memecah kesunyian diantara mereka. Bintang yang sedang melamun langsung menaruh perhatiannya kearah Roro. “Apakah kanda sudah lama kenal dengan Sabina?” tanya Roro akhirnya mengeluarkan uneg-uneg didalam hatinya yang selama ini selalu menganggunya. Bintang sempat terkejut mendengar pernyataan itu. “Tidak dinda... baru disini kanda bertemu dan mengenal nona Sabina” ucap Bintang lagi Roro mengangkat wajahnya, menatap kearah Bintang dengan tajam. “Lalu bagaimana Benang Sutra Kayangan bisa ada pada Sabina, kanda?” tanya Roro lagi. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu, tangan Bintang terangkat dan membelai lembut wajah Roro yang ada dihadapannya. Dengan m
HARI yang ditunggu dan dinantipun tiba. Hari dimana Bintang akan melangsungkan pernikahan. Bukan hanya menikah dengan Sabina, tapi juga Bintang menikahi Gwang Oamsinn dan Babby Cherry, karena Bintang memang belum menikahi keduanya. Hingga pada hari berbahagia ini, Bintang langsung menikahi ketiganya. Tiga wanita yang kecantikannya bagaikan bidadari yang membuat iri semua yang menyaksikan pernikahan tersebut. Di hari yang berbahagia itu, ketiganya tampak berdandan sangat cantik sekali, kecantikan Gwang dan Babby cukup memukau bagi siapa saja yang melihatnya, hanya sosok Sabina yang tetap tak menampakkan wajahnya dibalik hijab indah yang kini dikenakannya.Sosoknya yang terbilang tinggi dengan tubuh proposional, membuat banyak kaum adam yang sangat penasaran dengan wajah yang dimiliki oleh Sabina, karena memang dibawah didikan ayahnya, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, Sabina tumbuh menjadi seorang gadis yang sholehah, haram baginya bila harus menampakkan wajahnya didepan orang