“Baik ketua” ucap Zhu Que seraya bangkit berdiri dan mendekati Bintang.
“Maaf ketua” ucap Zhu Que lagi seraya mulai menggunakan kesaktiannya. Tetua Zhu Que tampak mengangkat tangan kanannya dan langsung mengarahkannya ke arah kedua mata Bintang yang tertutup.
Wuuttt...!
Plasshh...
Sebuah sinar hijau keluar dari dua jari Tetua Zhu Que, dan sinar itu tepat menghantam mutiara naga yang ada diantara kedua alis Bintang. Bintang sendiri merasa tubuhnya bagaikan dibetot kebawah dengan kuat, begitu kuatnya sampai-sampai Bintang merasa raga dan sukmanya terpisah.
“Sekarang bukalah mata ketua”. Terdengar suara Tetua Zhu Que begitu dekat dengannya, dan perlahan Bintangpun membuka kedua matanya dan kini didepan matanya terpampang sebuah gambar seperti berbentuk film layar tancap yang tengah diputar.
Kini semua dapat melihat bagaimana pertarungan Bintang menghadapi Malaikat Gila, 4 Dewa Penjaga Gerbang dan Ven
Sehari sebelumnya di Lembah Iblis.Wweerrrr !!Gerbang api muncul, dan dari dalamnya keluar sosok seorang laki-laki tua. Lelaki tua ini tampak mengenakan sebuah jubah hitam, tapi rambut dan janggungnya terlihat sudah memutih, tapi pandangan matanya begitu tajam dan menakutkan. Kita tentu mengenal laki-laki tua ini yang pernah dikalahkan langsung oleh Ahisma Raya, karena dia adalah Jadeblin.Setelah dikalahkan oleh Ahisma dan dikembalikan kenegerinya, kini Jadeblin kembali ke Lembah Iblis untuk melihat hasil pertarungan Malaikat Gila dan Ksatria Pengembara. Tapi sesampai di Lembah Iblis, Jadeblin hanya menemukan Lembah Iblis yang porak poranda seakan baru saja dilanda gempa yang dahsyat. Jadeblin tidak menemukan sosok Malaikat Gila maupun Ksatria Pengembara.Jadeblin berusaha memeriksa keadaan diseluruh Lembah Iblis, tapi memang tak ditemukannya sosok Malaikat Gila maupun Ksatria Pengembara kecuali jejak-jejak pertarunga
UGGHH...!Jadeblin terbangun dari ketidaksadarannya, untuk sesaat Jadeblin mencoba menghilangkan rasa pusing dikepalanya.“Buka matamu, wahai manusia” tiba-tiba saja terdengar suara keras ditempat itu. Jadeblin langsung membuka kedua matanya lebar-lebar dan betapa terkejutnya Jadeblin saat menyadari kalau saat ini sosoknya tengah berada disebuah padang gurun bebatuan yang sangat luas, tapi padang gurun bebatuan itu yang membuat kedua mata Jadeblin membesar, sebuah menara bertingkat yang begitu tinggi menjulang dihadapan Jadeblin, semakin memandang kearah atas, semakin berubah wajah Jadeblin. Hingga akhirnya tatapan Jadeblin sampai dipuncak menara dan semakin terbelalaklah pandangan Jadeblin.Di puncak menara terlihat sebuah mata api yang berkobar – kobar berukuran raksasa, begitu besar dan tinggi hingga seakan mencapai awan, terlihat gulungan awan hitam mengitari puncak menara. Jadeblin sendiri hampir saja mati berdiri melihat mata berkobar-kob
Jadeblin terlihat menatap sosok Malaikat Gila yang ada dihadapannya dengan seksama. Wajah Jadeblin berubah saat tak merasakan sedikitpun tanda-tanda kehidupan disosok Malaikat Gila.“Dia sudah tewas!” kembali terdengar suara dibatin Jadeblin. “Bb-bagaimana mungkin Malaikat Gila bisa mati, bukankah Malaikat Gila memiliki jurus Dewa Kematian” batin Jadeblin lagi. Jadeblin pernah melihat dan merasakan bagaimana hebatnya Malaikat Gila. Bahkan orang-orang Istana Kegelapan bukan tandingan Malaikat Gila.“Dia tewas saat menghadapi lawannya bertarung, tapi AKU sudah membereskan lawannya itu” ucap Pangeran Iblis lagi. Kembali Jadeblin sangat terkejut mendengar hal itu.“Sekarang AKU membutuhkan satu bantuanmu lagi Jadeblin!” ucap suara yang terdengar dibatin Jadeblin.“Katakan saja tuanku. Jika hamba mampu, pasti akan hamba wujudkan” ucap Jadeblin dengan mantap“Untuk menyatukan jiwa
Kita kembali ke Bukit Batu Bulan.Saat ini Bintang tengah tenggelam di alam meditasinya, keadaan dan kekuatan Bintang sudah mulai pulih seperti sedia kala.Kreaakkk ...Terdengar suara pintu kamar terbuka, tapi Bintang masih tetap memejamkan matanya. Sosok Venus tampak masuk dengan pakaian putih yang berkilau-kilau. Sungguh sangat cantik dan memukau sekali bagaikan seorang dewi.Dengan langkah lembut dan halus, Venus berjalan mendekati Bintang yang bermeditasi diatas peraduan.Dihadapan Bintang, Venus tampak duduk menunggu seraya tak henti-hentinya melepas senyum. Venus senang dan bahagia melihat Bintang sudah mulai pulih. Selama ini pula Venus selalu menemani dan merawat Bintang dengan penuh perhatiannya. Lamunan Venus buyar saat Bintang mulai membuka kedua matanya.Venus segera mendekat dengan membawa segelas air ditangannya, dengan tersenyum diberikannya air itu kepada Bintang. Bintang menyambutnya juga dengan senyum. Selagi Bintang memin
“Kau tetap akan mengabdi padaku Venus.” ucap Bintang lembut hingga membuat wajah Venus berubah.“Mm-maksud ketua?” tanya Venus cepat“Bukan sebagai dewa pelindungku, tapi sebagai istriku” ucap Bintang tersenyum, tapi wajah Venus justru berubah.“I..i..iss..tri... “ ulang Venus dengan gugup“Ya istri, aku ingin kau menjadi istriku, Venus”“Ke-ketua tidak sedang bercandakan?” tanya Venus lagi, Bintang menggeleng.“Tapi ke” ucapan Venus terhenti saat Bintang menahan bibir indahnya dengan jarinya.“Tidak ada alasan lagi Venus” ucap Bintang cepat, dan tiba-tiba saja Bintang menjatuhkan satu lututnya kebawah, wajah Venus semakin berubah.“Maukah kau menjadi istriku Venus?” tanya Bintang seraya mengulurkan tangan kanannya kearah Venus.Glekk...Venus meneguk air ludahnya, Venus terdiam, bingung, bahagia, galau semu
<kilas balik> Semua berawal dari setelah 3 hari wafatnya Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, dimalam ke-4 sampai malam ke-6, Bintang selalu bermimpi bertemu dengan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, tapi dalam pertemuan itu, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim hanya memandangnya tersenyum, tak ada satupun kalimat yang keluar dari mulut Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, hingga pada malam ke-7 :“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh” terdengar suara Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim walaupun tak terlihat Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim menggerakkan bibirnya, tapi suara salamnya terdengar oleh Bintang.“Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh” jawab Bintang cepat.“Duduklah anakku” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim lagi dengan lemah lembut, tanpa banyak membantah, Bintangpun segera duduk bersila dihadapan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim.“Bintang. Sebagaimana kau ketahui, saat ini didala
Setelah semua persiapan selesai, maka hari itu juga Bintang dan Venus menikah. Terlihat jelas senyum kebahagiaan terpancar diwajah Venus, diusianya yang sudah ribuan tahun, ini pertama kali dalam hidupnya Venus merasakan kebahagiaan seperti ini, kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Di malam pengantin, sosok Venus tampak begitu sangat memukau dengan dandanan yang mampu membuat setiap laki-laki terdiam terpaku, terpana bila melihatnya, Venus memang menghias dan berdandan sangat spesial untuk Bintang malam itu, karena Venus sadar malam ini adalah malam pertama pengantinnya, dia ingin memberikan yang terbaik untuk Bintang dan terbuka usaha Venus tak sia-sia, Bintang terpaku, terpana menatap kearahnya. “Kau cantik sekali Venus.” puji Bintang tanpa sadar. “Semua kecantikan Venus untuk kanda.” ucap Venus juga memanggil Bintang dengan panggilan kanda. Karena hal ini yang pernah Venus dengar saat istri-istri Bintang memanggil Bintang. Keduanya tampak saling menatap dengan
“Hanya Iblis Langit yang memiliki aura iblis” ucap tetua Zhu Que lagi.“Tidak, bisa saja Pangeran Iblis” ucap Bintang cepat. Hingga mengejutkan semua yang ada ditempat itu.“Pangeran Iblis” ulang 4 Dewa Penjaga Gerbang dan Venus.“Ini berarti Pangeran Iblis lebih dulu bangkit daripada Iblis Langit” ucap tetua Xuan wu lagi.“Kami juga sudah meratakan lembah itu dan menghilangkan keberadaannya dari dunia ini ketua” sambung Xi Fang Bai Hu, dan Bintang tampak mengangguk-angguk mantap.“Kalau begitu segera kabarkan berita ini kepada dewa-dewa pelindung yang lain, aku harus segera kembali ke Tanah Jawa.” ucap Bintang lagi.“Baik ketua.” ucap 4 Dewa Penjaga Gerbang dan Venus seraya menjura hormat kepada Bintang.-o0o-Satu minggu sudah berlalu sejak perang besar di kaki Bukit Bayangan, pertempuran yang dimenangkan oleh pasukan Setyo Kenca