Jadeblin terlihat menatap sosok Malaikat Gila yang ada dihadapannya dengan seksama. Wajah Jadeblin berubah saat tak merasakan sedikitpun tanda-tanda kehidupan disosok Malaikat Gila.
“Dia sudah tewas!” kembali terdengar suara dibatin Jadeblin. “Bb-bagaimana mungkin Malaikat Gila bisa mati, bukankah Malaikat Gila memiliki jurus Dewa Kematian” batin Jadeblin lagi. Jadeblin pernah melihat dan merasakan bagaimana hebatnya Malaikat Gila. Bahkan orang-orang Istana Kegelapan bukan tandingan Malaikat Gila.
“Dia tewas saat menghadapi lawannya bertarung, tapi AKU sudah membereskan lawannya itu” ucap Pangeran Iblis lagi. Kembali Jadeblin sangat terkejut mendengar hal itu.
“Sekarang AKU membutuhkan satu bantuanmu lagi Jadeblin!” ucap suara yang terdengar dibatin Jadeblin.
“Katakan saja tuanku. Jika hamba mampu, pasti akan hamba wujudkan” ucap Jadeblin dengan mantap
“Untuk menyatukan jiwa
Kita kembali ke Bukit Batu Bulan.Saat ini Bintang tengah tenggelam di alam meditasinya, keadaan dan kekuatan Bintang sudah mulai pulih seperti sedia kala.Kreaakkk ...Terdengar suara pintu kamar terbuka, tapi Bintang masih tetap memejamkan matanya. Sosok Venus tampak masuk dengan pakaian putih yang berkilau-kilau. Sungguh sangat cantik dan memukau sekali bagaikan seorang dewi.Dengan langkah lembut dan halus, Venus berjalan mendekati Bintang yang bermeditasi diatas peraduan.Dihadapan Bintang, Venus tampak duduk menunggu seraya tak henti-hentinya melepas senyum. Venus senang dan bahagia melihat Bintang sudah mulai pulih. Selama ini pula Venus selalu menemani dan merawat Bintang dengan penuh perhatiannya. Lamunan Venus buyar saat Bintang mulai membuka kedua matanya.Venus segera mendekat dengan membawa segelas air ditangannya, dengan tersenyum diberikannya air itu kepada Bintang. Bintang menyambutnya juga dengan senyum. Selagi Bintang memin
“Kau tetap akan mengabdi padaku Venus.” ucap Bintang lembut hingga membuat wajah Venus berubah.“Mm-maksud ketua?” tanya Venus cepat“Bukan sebagai dewa pelindungku, tapi sebagai istriku” ucap Bintang tersenyum, tapi wajah Venus justru berubah.“I..i..iss..tri... “ ulang Venus dengan gugup“Ya istri, aku ingin kau menjadi istriku, Venus”“Ke-ketua tidak sedang bercandakan?” tanya Venus lagi, Bintang menggeleng.“Tapi ke” ucapan Venus terhenti saat Bintang menahan bibir indahnya dengan jarinya.“Tidak ada alasan lagi Venus” ucap Bintang cepat, dan tiba-tiba saja Bintang menjatuhkan satu lututnya kebawah, wajah Venus semakin berubah.“Maukah kau menjadi istriku Venus?” tanya Bintang seraya mengulurkan tangan kanannya kearah Venus.Glekk...Venus meneguk air ludahnya, Venus terdiam, bingung, bahagia, galau semu
<kilas balik> Semua berawal dari setelah 3 hari wafatnya Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, dimalam ke-4 sampai malam ke-6, Bintang selalu bermimpi bertemu dengan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, tapi dalam pertemuan itu, Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim hanya memandangnya tersenyum, tak ada satupun kalimat yang keluar dari mulut Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim, hingga pada malam ke-7 :“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh” terdengar suara Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim walaupun tak terlihat Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim menggerakkan bibirnya, tapi suara salamnya terdengar oleh Bintang.“Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh” jawab Bintang cepat.“Duduklah anakku” ucap Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim lagi dengan lemah lembut, tanpa banyak membantah, Bintangpun segera duduk bersila dihadapan Syekh Muhammad Azis Bin Ibrahim.“Bintang. Sebagaimana kau ketahui, saat ini didala
Setelah semua persiapan selesai, maka hari itu juga Bintang dan Venus menikah. Terlihat jelas senyum kebahagiaan terpancar diwajah Venus, diusianya yang sudah ribuan tahun, ini pertama kali dalam hidupnya Venus merasakan kebahagiaan seperti ini, kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Di malam pengantin, sosok Venus tampak begitu sangat memukau dengan dandanan yang mampu membuat setiap laki-laki terdiam terpaku, terpana bila melihatnya, Venus memang menghias dan berdandan sangat spesial untuk Bintang malam itu, karena Venus sadar malam ini adalah malam pertama pengantinnya, dia ingin memberikan yang terbaik untuk Bintang dan terbuka usaha Venus tak sia-sia, Bintang terpaku, terpana menatap kearahnya. “Kau cantik sekali Venus.” puji Bintang tanpa sadar. “Semua kecantikan Venus untuk kanda.” ucap Venus juga memanggil Bintang dengan panggilan kanda. Karena hal ini yang pernah Venus dengar saat istri-istri Bintang memanggil Bintang. Keduanya tampak saling menatap dengan
“Hanya Iblis Langit yang memiliki aura iblis” ucap tetua Zhu Que lagi.“Tidak, bisa saja Pangeran Iblis” ucap Bintang cepat. Hingga mengejutkan semua yang ada ditempat itu.“Pangeran Iblis” ulang 4 Dewa Penjaga Gerbang dan Venus.“Ini berarti Pangeran Iblis lebih dulu bangkit daripada Iblis Langit” ucap tetua Xuan wu lagi.“Kami juga sudah meratakan lembah itu dan menghilangkan keberadaannya dari dunia ini ketua” sambung Xi Fang Bai Hu, dan Bintang tampak mengangguk-angguk mantap.“Kalau begitu segera kabarkan berita ini kepada dewa-dewa pelindung yang lain, aku harus segera kembali ke Tanah Jawa.” ucap Bintang lagi.“Baik ketua.” ucap 4 Dewa Penjaga Gerbang dan Venus seraya menjura hormat kepada Bintang.-o0o-Satu minggu sudah berlalu sejak perang besar di kaki Bukit Bayangan, pertempuran yang dimenangkan oleh pasukan Setyo Kenca
“Semua orang khawatir dengan keadaan kakang, secepatnya kakang harus segera kembali ke Bukit Bayangan” ucap Intan “Apakah Intan juga khawatir dengan kakang?” “Tentu saja Intan khawatir kang. Sangat..sangat khawatir” ucap Intan dengan serius. Bintang tersenyum lalu mengangkat tangannya, dengan lembut Bintang menghapus air mata yang berlinang dipipi Intan. “Secepatnya kakang akan kembali ke Bukit Bayangan, tapi saat ini ada janji yang harus kakang penuhi” “Janji apa kang?” “Janji untuk menikahi” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Intan berubah. “Menikahi siapa kang?” tanya Intan heran “Aawwwhhh..!” tiba-tiba Intan menjerit kaget, bukannya menjawab, Bintang justru menjepit hidung mancung Intan diantara dua jarinya. “Menikahi Intanlah tentunya” ucap Bintang hingga kembali membuat wajah Intan berubah. “Apakah Intan sudah siap untuk menjadi istri kakang?” tanya Bintang, Intan tak menjawab tapi mengangguk dengan tersipu malu. Lalu dengan cepat kembali dipeluknya sosok Bintang yan
“Ada berapa dari pihak kita yang menjadi korban paman mahapatih?”“Dari kalangan pendekar ada sekitar 38 orang Bintang, sedangkan dari prajurit 120 orang, 4 senopati dan 1 orang patih” jelas Mahapatih Suryo Barata lagi.“Kita menang besar, karena dipihak lawan, ribuan orang tewas” sambung Mahapatih Suryo Barata.“Tidak ada yang menang besar dalam sebuah peperangan paman mahapatih. Sudah terlalu banyak nyawa yang jatuh akibat perang ini” ucap Bintang lagi menarik nafas panjang. Ucapan Bintang membuat semua orang ditempat itu terdiam.“Besok aku akan berangkat ke Setyo Kencana, paman mahapatih” ucap Bintang tiba-tiba hingga mengejutkan Mahapatih Suryo Barata dan semua orang yang ada ditempat itu, kecuali para istri-istri Bintang yang masih biasa-biasa saja mendengar ucapan Bintang.“Apakah tidak terlalu cepat Bintang. Kita belum lagi mempersiapkan semuanya, terutama mengundang para pen
Keesokan harinya, Bintang, Arya, Bayu, Yudho dan Sawungpati segera berangkat dengan menggunakan kuda. Kelimanya tampak memacu kuda mereka menuruni Bukit Bayangan. Sementara itu Mahapatih Suryo Barata segera mempersiapkan semua prajurit Setyo Kencana yang masih tersisa untuk segera mengikuti Bintang dan rombongan menuju ke Setyo Kencana.Satu rombongan besar prajurit Setyo Kencana juga tampak menuruni Bukit Bayangan. Sepeninggalan Bintang dan rombongan prajurit, Ahisma langsung mengumpulkan para istri untuk pertemuan dadakan.“Ada apa dinda Ahisma?” tanya yuan lembut, pertanyaan mewakili istri-istri Bintang yang lain.“Salah satu dari kita harus ikut dengan kak Bintang” ucap Ahisma lagi hingga mengejutkan semua yang ada ditempat itu.“Kenapa memangnya dinda? kak Bintang pasti mampu mengatasi orang-orang Blambang Sewu itu” ucap babby cepat.“Benar. Pasti mudah saja bagi kak Bintang mengatasi mereka” sam