Pada hari yang telah ditentukan, Paduko Rajo Ananggawarman beserta rombonganpun segera berangkat menuju tempat kediaman Datuk Rajo Dilangit. Kedatangan Paduko Rajo Ananggawarman beserta para pejabat istana Nagari Batuah segera disambut oleh murid-murid Datuk Rajo Dilangit yang berjaga dipintu gerbang.Datuk Rajo Dilangitpun ikut menyambut kedatangan Paduko Rajo Ananggawarman beserta para pejabat setelah diberitahu oleh murid-murid penjaga pintu gerbang.Paduko Rajo Ananggawarman memang sangat menghormati Datuk Rajo Dilangit, karena dulu Datuk Rajo Dilangit merupakan orang kepercayaan ayahnya, paduko rajo Adityawarman. Bahkan jabatan senopati, panglimo dan hulubalang kerajaan Nagari Batuah banyak diisi oleh murid-murid Datuk Rajo Dilangit, karena itulah Datuk Rajo Dilangit sangat disegani keberadaannya di wilayah Nagari Batuah.“Mari..mari, silahkan duduk paduko rajo” ucap Datuk Rajo Dilangit mempersilahkan Paduko Rajo Ananggawarman untuk duduk di singgasana yang sudah dipersiapkan ole
Bintang memang tidak melarang siapapun yang memperkenalkan dirinya sebagai Ksatria Pengembara, tapi Bintang meminta agar statusnya sebagai gusti prabu Setyo Kencana tetap dirahasiakan, itulah kenapa Datuk Rajo Dilangit tanpa ragu menyebatkan gelar besar Bintang yang tentu saja dikenali oleh Paduko Rajo Ananggawarman.“Benar-benar sulit dipercaya, ternyata seorang Ksatria Pengembara yang sangat terkenal masih sangat muda sekali” ucap Paduko Rajo Ananggawarman kagum menatap kearah Bintang. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu.Pertemuan hari itupun berlangsung hangat, rupanya kecantikan dan keanggunan sosok Pudja dimata Paduko Rajo Ananggawarman masih kalau pamor dengan nama besar Ksatria Pengembara, karena Paduko Rajo Ananggawarman memang selalu tertarik dengan yang namanya ilmu kesaktian, dan nama besar Bintang sebagai Ksatria Pengembara memang sudah begitu terkenal diseluruh Nagari Batuah, sudah lama sekali Paduko Rajo Ananggawarman sangat penasaran untuk bisa bertemu dengan Ksa
PAGI BARU saja datang, disuatu tempat yang cukup jauh dari kediaman Datuk Rajo Dilangit sudah terdengar suara hiruk pikuk seperti suara orang yang tengah berlatih silek, bila kita meilhat lebih dekat, ternyata benar, Wijayawarman tengah berlatih silek bersama Sutan Rajo Alam gurunya. Saat ini Wijayawarman tampak tengah memperagakan jurus-jurus harimau singgalang dihadapan Sutan Rajo Alam. Sementara Sutan Rajo Alam terlihat memperhatikannya dengan penuh perhatian. Sesekali terlihat Sutan Rajo Alam mengangguk-anggukkan kepalanya.“Awas serangan!” tiba-tiba saja Sutan Rajo Alam melompat menyerang kearah Wijayawarman, tapi rupanya Wijayawarman tidak terkejut dengan serangan gurunya, Sutan Rajo Alam. Maka terjadilah latihan pertarungan diantara keduanya, baik Sutan Rajo Alam maupun Wijayawarman sama-sama menggunakan jurus harimau singgalang.Dari kejauhan, terlihat Bintang dan Datuk Rajo Dilangit mengawasi keduanya yang tengah bertarung. Sesekali Datuk Rajo Dilangit tampak menatap kearah B
Melihat gelengan kepala Datuk Rajo Dilangit, Bintang kembali mengalihkan pandangannya kearah Wijayawarman. Sementara itu sosok harimau Sutan Rajo Alam sudah semakin dekat, dan ;Grraauuum !Dengan satu auman dahsyat, dalam jarak yang cukup jauh, sosok harimau jelmaan Sutan Rajo Alam tiba-tiba saja menerkam kedepan, kearah sosok Wijayawarman yang masih tenggelam dialam tapa bratanya.Di tempatnya wajah Bintang tiba-tiba saja berubah, saat melihat sosok raga Sutan Rajo Alam tampak tertinggal dibelakang, sementara bayangan harimau yang tadi merupakan jelmaan Sutan Rajo Alam masih terus menerkam kearah Wijayawarman, dan ;Bleepppp!Bayangan harimau masuk kedalam tubuh Wijayawarman, sementara itu sosok Sutan Rajo Alam tampak langsung melakukan tapa brata ditempatnya. Hal ini tentu saja mengejutkan Bintang yang melihatnya.“Jiwa ilmu harimau singgalang sudah masuk kedalam tubuh Wijayawarman” terdengar suara Datuk Rajo Dilangit disebelah Bintang hingga membuat Bintang mengalihkan pandangann
ISTANA NAGARI BATUAH. Pagi itu, Paduka Rajo Ananggawarman langsung memerintahkan rapat dadakan dan meminta seluruh pejabat istana Nagari Batuah untuk berkumpul. Dalam waktu singkat saja, seluruh pejabat istana Nagari Batuah sudah berkumpul di aula utama. Semua terdengar berkasak kusuk atas apa yang terjadi. Tak lama kemudian, suasana langsung berubah hening saat kemunculan Paduka Rajo Ananggawarman. Semua pejabat langsung bangkit berdiri ditempatnya dan menjura hormat.“Duduk” ucap Paduka Rajo Ananggawarman mempersilahkan duduk para pejabat istananya.“Panglima Kumbang, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Paduka Rajo Ananggawarman lagi salah seorang panglimanya yang bertanggung jawab atas keamanan istana Nagari Batuah.Seorang laki-laki berperawakan gagah dengan tongkat ditangan tampak bangkit dan langsung menjura hormat.“Hamba sudah memeriksa keadaan kamar Puti Reno Bungsu paduka, tidak ada tanda-tanda pembobolan.. bahkan prajurit yang hamba perintahkan berjaga-jaga didepan pintu ka
DI istana Nagari Batuah. Pagi itu, Paduka Rajo Ananggawarman kembali mengumpulkan para pejabat istana Nagari Batuah untuk berkumpul.“Bagaimana Panglima Kumbang, apakah ada perkembangan?” tanya Paduka Rajo Ananggawarman lagi. Panglima tampak terdiam dan menatap para Hulubalang yang ada ditempat itu yang juga tampak terdiam.“Mohon ampun paduka, sampai saat ini masih belum ada jejak terang keberadaan Puti Reno Bungsu dan orang yang menculiknya?!” ucap Panglima Kumbang lagi. Hal ini membuat Paduka Rajo Ananggawarman terdiam.“Tidak ada jalan lain” ucap Paduka Rajo Ananggawarman pelan.“Panglima Kumbang, segera buat selebaran sayembara untuk menemukan Puti Reno Bungsu. Bila yang menemukannya adalah wanita, maka dia akan diangkat menjadi putri Nagari Batuah, tapi bila yang menemukannya laki-laki muda, akan kuangkat dia menjadi menantuku, suami dari Puti Reno Bungsu” ucap Paduka Rajo Ananggawarman lagi.“Baik paduka”Maka lukisan Puti Reno Bungsupun disebar dan ditempel dimana-mana, dalam
“Ada apa panglima?”“Ada tamu paduka rajo”“Suruh saja kembali dulu panglima, pikiranku sedang kalut hari ini” ucap Paduka Rajo Ananggawarman lagi tak mampu menyembunyikan kegalauannya.“Pandeka Ksatria Pengembara yang datang bertamu paduka” ucap Panglima Kumbang cepat hingga langsung membuat wajah Paduka Rajo Ananggawarman berubah.“Cepat! cepat suruh menghadapku Panglima Kumbang” ucap Paduka Rajo Ananggawarman sampai berdiri dari singgasananya.Panglima Kumbang segera bangkit dan dengan cepat berjalan keluar untuk menjemput Bintang dan yang lain yang menunggu diluar. Tak lama kemudian Panglima Kumbang kembali masuk bersama Bintang, Putri Aurelie dan Wijaya.Paduka Rajo Ananggawarman sendiri tampak langsung turun dari singgasananya untuk menyambut kedatangan Bintang.Bintang, Putri Aurelie dan Wijaya tampak langsung menjura hormat dihadapan Paduka Rajo Ananggawarman.“Bangun.. Bangunlah pandeka” ucap Paduka Rajo Ananggawarman cepat.“Aurelie, Wijaya.. kalian juga bangunlah” ucap Padu
Malam itu, Bintangpun mendapatkan jamuan mewah dari Paduka Rajo Ananggawarman dengan tarian-tarian dan makanan-makanan yang lezat-lezat. Bintang sendiri duduk berdekatan dengan Wijaya dan Putri Aurelie.“Bagaimana kakang bisa tau dimana Puti Reno Bungsu?” ucap Putri Aurelie kagum dengan kemampuan Bintang.“Apa Aurelie lupa siapa kakang?” ucap Bintang tersenyum hingga membuat wajah Putri Aurelie berubah.“Oh iya, kakang kan pandeka besar, Ksatria Pengembara” ucap Putri Aurelie tertawa ringan.Bintang ikut tertawa lalu memandang kearah Wijaya yang ada disebelahnya.“Wijaya, sebaiknya besok kau ikut bersama Panglima Kumbang untuk menyelamatkan Puti Reno Bungsu” bisik Bintang lagi kepada Wijaya yang langsung berubah wajahnya.“Paduka tidak ikutkah?” tanya Wijaya lagi, Bintang terlihat menggeleng.“Ini kesempatanmu untuk membuktikan kepantasan dirimu untuk menjadi seorang panglima Nagari Batuah Wijaya” bisik Bintang lagi hingga membuat Wijaya terdiam, tapi kemudian wajahnya tersenyum dan m