MALAM kembali menyelimuti permukaan alam, bulan dan Bintang-bintang tampak bersinar cukup terang malam itu, di negeri bunian juga tak jauh berbeda dengan alam manusia, walau berbeda alam, tapi negeri bunian juga mengalami siang dan juga malam, hanya saja waktu yang dirasakan normal berjalan bagi orang-orang bunian, didunia nyata waktu berjalan begitu cepat. Istana megah bunian yang bila malam terlihat berkilau-kilau karena ditimpa sinar rembulan, dimana dinding-dinding Istana Bunian terbuat dari batu pualam yang memancarkan cahaya begitu diterpa sinar bulan.
Sementara itu dikamar Ratu Bunian.
“Apakah tidak ada jalan lain untuk menghilangkan kutukan itu Ratu Bunian?” tanya Bintang yang saat itu tengah duduk ditepi peraduan, sementara itu sosok jelita Ratu Bunian sudah juga duduk dihadapan Bintang dengan wajah tertunduk.
“Tidak ada paduka, hanya itu jalan satu-satunya” ucap Ratu Bunian lagi. Bint
“Acchh..” katanya dengan nada mendesah membuat Bintang semakin bernafsu. Bintang dapat merasakan, Ratu Bunian agak meremas pahanya. Tangan kiri Bintang juga tidak diam, diremas-remas tangan kanan Ratu Bunian dan sengaja Bintang taruh tepat di atas kejantanannya.Sementara tangan kanan Bintang mulai mengangkat lembut wajah Ratu Bunian hingga kini menatapnya, Ratu Bunian tersipu malu dan mencoba kembali mendundukkan wajahnya, tapi Bintang menahannya.“Kau cantik Ningrum” kata Bintang mulai merayu. Hingga membuat Ratu Bunian tersipu malu. Tangan Ratu Bunian semakin keras memegang paha dan tangan Bintang. Wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah tubuhnya menebar bau harum.“Paduka juga tampan dan gagah” ucap Ratu Bunian.Melihat situasi ini, tangan Bintang mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan Bintang arahkan tangan kanannya k
SATU BULAN sudah Bintang menghilang tanpa kabar, keberadaan Bintang benar-benar bagaikan raib ditelan bumi. Hal ini menyebabkan kepanikan orang-orang yang memiliki hubungan dengan Bintang, baik itu orang-orang ditempat Datuk Rajo Dilangit maupun orang-orang istana Nagari Batuah, yang paling khawatir tentunya adalah Putri Aurellya, istri tercintanya.Paduka Ananggawarman sudah beberapa kali memerintahkan beberapa hulubalang untuk kembali ke gunung marapi guna mencari jejak keberadaan Bintang, tapi hasilnya tetap sama, jejak keberadaan Bintang tetap tidak ditemukan.Siang itu Paduka Ananggawarman kembali mengadakan pertemuan dengan para pejabat istana Nagari Batuah.“Bagaimana, apakah hulubalang Rajo mudo Basa sudah kembali dari gunung marapi?” tanya Paduka Ananggawarman lagi kepada para pejabat istana yang ada dihadapannya.Para pejabat tampak saling pandang.“Putra hamba belum kembali paduka&rdq
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Kita kembali ke Negeri Bunian, dimana Bintang sudah 4 hari berada disana, artinya sudah hampir satu bulan lebih Bintang meninggalkan dunia nyata atau dunia manusia. Saat ini Bintang sudah menikahi Ratu Bunian dan sedang menikmati masa-masa bulan madunya. Ada satu hal yang mengejutkan bagi Bintang saat Ratu Bunian mengatakan kalau dengan menikahi dirinya berarti Bintang sudah menikahi seluruh rakyatnya yang semuanya adalah wanita. Tapi kemolekan, keanggunan dan kemontokan tubuh Puti Ayu Ningrum alias Ratu Bunian membuat Bintang lupa diri, terutama bagian paling berharga milik Ratu Bunian yang selalu merapat kembali seperti perawan disetiap kali bercinta. Hal ini pula yang membuat Bintang semakin lupa diri.Saat ini Bintang dan Ratu Bunian berada didalam kamar, tampak Bintang tengah menggendong sosok indah Ratu Bunian kearah sofa yang ada didalam kamar tersebut, terus Bintang ciumin bibirnya, Ratu Bunian me
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di