Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!
Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!
Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.
Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.
Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Kisah ini berawal kira-kira 5 abad silam atau 500 tahun yang lalu. Dimana terjadi disebuah bukit yang terlihat berdiri dengan tegarnya menjulang keangkasa, seakan ingin menantang keperkasaan langit yang ada diatasnya. Jurang lebar tampak berada dipinggiran bukit tersebut. Sementara itu di langit, tampak segerombolan awan menghitam datang secara bergerombol bagaikan air bah yang siap menghantam apa saja yang ada dihadapannya, perlahan tapi pasti keadaan diatas bukit itu mulai terlihat mendung dan gelap. “Glaaarrr........glarrr........”. terdengar dua kali guntur menggelegar keras memecah kesunyian alam, tak lama kemudian secara sambung menyambung keadaan diatas bukit itu terlihat semakin menggila, alam seakan tidak lagi bersahabat, sambung menyambung guntur dan halilintar menggelegar dasyat seakan-akan shang yang widhi benar-benar sudah murka. Tapi anehnya, bila dilihat dari kejauhan, hanya diatas bukit itu saja yang menjadi tempat kemurkaan alam, sementara diluar bukit itu,
“Zzzeegggzzzzz.........zzzeeggghhh.......”. suara gemuruh terdengar membahana di Bukit Iblis, tepat dengan terjadinya gempa hebat diatas bukit tersebut, hal ini membuat sosok Raja Naga Samudra dan Raja Alam Lelembut saling melepas pelukan mereka untuk melepas rindu, keduanya terlihat langsung menatap kearah langit, dimana langit terlihat semakin menggila. Langit seakan benar-benar mau runtuh, saling sambar menyambar dengan kerasnya. “Ternyata apa yang dikatakan guru benar-benar nyata Manggala......”. “Benar Yudha, semula akupun begitu sulit mempercayai cerita guru, kedatanganku kemari hanya ingin memastikan hal itu, tapi melihat apa yang terjadi saat ini, sepertinya Pangeran Iblis itu memang benar-benar nyata.......” “Apakah menurutmu, kita akan bisa mencegah kelahiran Pangeran Iblis itu seperti yang dilakukan guru dulu......” “Mudah-mudahan Yudha, seperti yang guru pernah katakan, kalau kita ingin mengalahkan Pangeran Iblis, kita harus yakin akan kem
“Yudha, kau tidak apa-apa.....?” “Aku tidak apa–apa Manggala...kau sendiri bagaimana....?”. “Aku tidak apa-apa......”. “Apakah kalian kira bisa mengalahkanku ha.....!!! apakah guru kalian Panembahan Agung tidak mengajarkan yang lebih baik pada kalian untuk menghadapiku......”. tiba-tiba saja terdengar suara mengema ditempat itu, anehnya mulut Pangeran Iblis tampak tidak sedikitpun terbuka saat mengeluarkan ucapan tadi, tapi suaranya sudah terdengar begitu keras dan nyaring, ucapan itu jelas meremehkan serangan yang baru saja dilancarkan oleh Raja Naga dan Raja Alam Lelembut. “Jangan berani kau menghina guru kami manusia iblis.....”. ucap Raja Naga tak kalah sengit. “Kenapa, kenapa tidak guru kalian sendiri yang datang menghadapiku, kenapa hanya 2 murid bodoh seperti kalian yang dikirimnya untuk menghadapiku.......kalian hanya mengantarkan nyawa saja ditanganku, sebaiknya pergilah, katakan pada guru kalian itu untuk menghadapiku sendiri..
Sementara itu cahaya biru yang tadi keluar dari Pedang Manggala yang ada ditangan Raja Naga, tiba-tiba ; “Sharrrggkkk............”. cahaya itu berubah menjelma menjadi sesosok Naga raksasa yang kini terus melesat kearah sosok Pangeran Iblis. Sementara itu kelima cahaya yang tadi keluar dari lubang-lubang seruling emas yang ada ditangan Raja Alam Lelembut tampak tak kalah hebatnya melesat kearah Pangeran Iblis, bahkan seperti apa yang terjadi pada Naga Biru jelmaan cahaya yang tadi keluar dari Pedang yang ada ditangan Raja Naga. Lima cahaya kuning keemasan itupun terlihat melesat dengan cepat kearah sosok Pangeran Iblis. Hampir bersamaan sosok bayangan naga biru jelmaan cahaya biru yang keluar dari hulu Pedang Manggala serta kelima cahaya yang keluar dari lubang-lubang seruling Yudha itu langsung melibat dan membungkus sosok Pangeran Iblis dari ujung kaki hingga sebatas leher, begitu keras dan eratnya membelit tubuh Pangeran Iblis seakan ingin meremukkan tubuh
Kehidupan terus berjalan seiring dengan perputaran sang waktu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulanpun berganti tahun, tanpa terasa kehidupan diatas jagat raya terus berjalan seperti biasanya. Sementara itu keadaan diatas jagat raya ini tengah menganut sebuah hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa, tepatnya masa itu disebut sebagai masa dunia persilatan. Para pendekar dari seluruh sentero jagat terus memperdalam ilmu kesaktian yang mereka miliki untuk menjadi yang nomor 1 dan yang terkuat dijagat raya ini, golongan putih dan golongan hitam terus saling berlomba-lomba untuk mencapai tingkatan tersebut, tak perduli berapa nyawa yang harus melayang karena tujuan itu, nama dan kedudukan menjadi pendekar yang tak terkalahkan telah membutakan mata setiap orang yang haus akan besarnya sebuah nama untuk ditakuti dan disegani baik oleh lawan maupun kawan. Dan hal itu pulalah yang saat ini terjadi disebuah pulau yang terkenal akan kekayaan buminya y
Gempa hebat yang terjadi semalam, ternyata tidak saja terjadi di Lembah Obat, tapi hampir terjadi diseluruh alam jagat raya ini, hingga keesokan harinya terjadi kegegeran dan kegemparan diseluruh alam jagat raya ini karena terjadinya gempa bumi yang sama sekali tidak diduga dan tidak diraba kedatangannya. Seketika saja berita tentang gempa bumi hebat itu menjadi bahan pembicaraan dimana-mana, berbagai persepsi diutarakan oleh setiap orang, tapi yang mana yang benar, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin kebenaran akan hal itu. Tapi sebagian tokoh-tokoh yang sudah mumpuni, gempa hebat yang terjadi semalam bukanlah gempa biasa, melainkan suatu pertanda besar yang akan terjadi di alam jagat raya ini. Tapi merekapun masih tetap bertanya-tanya tentang hal itu. Tidak ada seorangpun yang dapat merabanya secara pasti. Bagi beberapa yang tahupun hanya menyimpannya menjadi rahasia dirinya sendiri. Oleh karena pristiwa besar yang mengundang seribu macam pertanyaan dan
Cukup lama, tidak ada yang membuka suara mengenai hal itu, hingga akhirnya ketiga datuk terlihat menarik napas panjang, akankah pertemuan kali ini tidak akan menghasilkan apapun. “Tunggu.....!!”. tiba-tiba saja sebuah suara terdengar diiringinya dengan berkelebatnya satu sosok bayangan melesat dan turun tepat ditengah-tengah mereka. Semua mata kini langsung tertuju kearah sosok yang kini telah berada ditengah-tengah mereka, rupanya sosok tersebut adalah sosok seorang kakek yang berpakaian putih, tapi bukan hal itu yang aneh pada sosok kakek yang satu ini, wajahnya terlihat begitu memerah, sementara ditangannya tampak sebuah bumbung tuak yang sesekali dituangkannya kedalam mulutnya, dapat dipastikan kalau merahnya wajah sikakek tentu karena minuman tuak yang ada ditangannya, rambutnya terlihat memutih, padahal wajahnya masih belum begitu tua, kedua matanya terlihat seperti orang yang tengah mengantuk, bahkan gaya berdirinya saja seperti orang yang mau jatuh. A