“Ayah..!” Ucap Indra lirih masih terdengar oleh Ikbal.
“Apa yang terjadi dengan ayahku..? Bicara yang jelas..!” Bentak Ikbal, menurutnya Indra sejak tadi berbicara bertele tele.
“Kami dalam perjalanan menuju ke rumah, ayah sudah meninggal dunia..” Ucap Indra Kembali.
“Apa..! Kamu jangan bercanda, aku sekarang sedang tidak ingin bercanda..!” bentak Ikbal terdengar dengan suara yang mulai gemetar, masih tidak percaya dengan ucapan Indra.
“Aku sedang tidak bercanda ! Nayla di dalam mobil ambulance bersama jenazah ayah..! persiapan kan semuanya sebentar lagi kami akan tiba..! kamu yang sabar..” Ucap Indra.
“Aku akan menutup teleponnya, aku sedang menyetir mengikuti mobil ambulance.” Ucap Indra. Tidak ada sahutan oleh Ikbal. Di dalam ambulance, Nayla memandang ayahnya yang sudah tertutup kain dengan air mata yang tak henti hentinya mengalir.
Sementara di rumah, Ikbal mendenga
Indra mengusap bahu Nayla untuk menenangkannya.“Ayah sudah tenang disana, kita berdoa agar amal ibadah beliau di terima disisinya.” Ucap Indra. Nayla mengangguk mendengar ucapan Indra, begitu pun dengan Ikbal.“Ayo kita pulang kak, kita harus menyiapkan untuk tahlilan nanti malam.” Ucap Ikbal. Kini dirinya mulai berdiri, Nayla mengangguk.“Ayah, ibu..! Kami pulang dulu ya, besok kami datang lagi untuk menjenguk ayah dan ibu.” Ucap Nayla sambil mengusap nisan ayahnya. Makam ayah dan ibu nya berdampingan. Saat Nayla berdiri tiba tiba melihat sekeliling gelap Nayla memegang kepalanya yang terasa pusing. Nayla hampir terjatuh ke tanah beruntung saat itu Indra berada di belakangnya dan sempat menangkap dirinya.“Nayla..Nayla..!” panggil Indra sambil menepuk pelan kedua pipinya. Mendengar Indra memanggil kakaknya, Ikbal menengok ke belakang. Ikbal berlari mendekati kakaknya.“Ada apa..?” Ta
Indra mengambil ponselnya, sejak Kemarin ia ingin menghubungi sahabat nya Andrew. Ia membuka layar ponselnya dan melihat banyak pesan masuk dari mamanya dan Andrew. Indra pergi ke teras untuk menelepon ia menekan nama Andrew.“Halo bro.” Ucap Andrew.“Halo, lu dari mana saja, dari kemarin gua tunggu in lu telepon.” Celetuk Andrew dari dalam ponselnya, ia menunggu Indra dari kemarin sore untuk menghubunginya, namun baru sekarang dia telepon.“maaf, calon mertua gua meninggal waktu perjalanan menuju ke rumah adiknya kemarin. Jadi baru sempat menghubungi lu.” Sahut Indra menjelaskan kepada sahabatnya.“What!! calon mertua..! Bukannya lu sudah membatalkan pernikahan kemarin ?” Tanya Andrew bingung.“Kita bertemu saja sekarang..! lu ada dimana sekarang.?” Tanya Indra, dirinya kurang puas jika berbicara di telepon.“Gua ada di apartemen gua..!” Sahut Andrew.“Baik
Indra menarik nafas nya, dan memulai menceritakan tentang dirinya di paksa menikah dengan pilihan papanya, dan juga rencananya agar tidak menikah dengan Bella. “Rencana gua berhasil dengan bantuan sahabatnya Nayla, tapi saat itu juga papa tidak menganggap gua anak lagi dan semua fasilitas papa ambil semua. Kecuali mobil, karena mobil itu gua beli dari hasil tabungan gua.” Ucap Indra. mendengar cerita Indra, Andrew terharu sekaligus kasihan melihat sahabatnya.“Kenapa lu gak mau menikah dengan Bella..?” Tanya Andrew penasaran.“Cinta itu tidak bisa dipaksakan bro, papa punya hutang balas budi kepada ayahnya Bella dulu, ia mengorbankan dirinya dari tembakan seseorang. Demi membalas Budi, papa mau menikahkan kami.” Sahut Indra.“Sebentar, sebentar..! Gua seperti pernah mendengar nama Bella.” Ucap Indra.“Jangan bilang kalau Bella itu mantan lu, dan mantan lu ada di mana mana ada!&rdquo
“Boleh dong..” Sahut indra, Andrew berpikir sejenak.“Tunggu gua kalau begitu, gua ganti baju dulu. Mumpung gua tidak ada pekerjaan, sekaligus mau berkenalan dengan pujaan hatimu..” Goda Andrew. Ia bergegas masuk ke kamar untuk mengganti bajunya, Indra menggeleng kepala melihat tingkah sahabatnya. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Nayla.“Bro, gua kemarin bertemu cewek cantik..!” Ucap Andrew membuka obrolan mereka.“Dimana..? di pohon, hahaha.!” Sahut Indra tertawa puas.“Sialan lu, kuntilanak kalau di pohon..!” Celetuk Andrew.“Ya lu pakai acara ketemu cewek cantik, semua cewek cantik bro, kalau tampan itu pasti cowok.” Ucap Indra.“Ini serius, dia bekerja di perusahaan lu.”“Perusahaan mana maksud lu?” Celetuk Indra, ia malas mendengar tentang perusahaan. Karena dirinya masih teringat ucapan papah nya.&
“Kabar duka apa pah..?” Tanya istrinya sambil membantu melepaskan jasnya.“Calon besan kita, atau ayahnya kekasih anak kita meninggal waktu dalam perjalanan pulang kampung.” Ucap papahnya.“Kasihan sekali mereka pah, anak kita sekarang berada di mana pah.? Apa mama boleh ke sana besok pah, sekaligus bertemu dengan calon menantu kita.” Tanya istrinya.“Boleh, tapi mama harus berhati hati. Kita sekarang masih bersandiwara untuk mengungkap kebusukan mereka.” Sahut suami, lalu mencium pipi istrinya dan langsung masuk ke kamar.“Dasar papah, sudah tua masih seperti anak muda saja.!” Gumam istrinya sambil tersenyum simpul. Lalu ia keluar kamar menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam.Lain halnya dengan Bella, ia menerima pesan dari ponselnya untuk segera menemui nya di kamar hotel tempat biasa. Bella sangat mengenal pesan tersebut, tidak lama panggilan masuk di ponselnya. Sebelum diri
Lalu ia juga tidur di samping Bella dengan memeluk Bella, mereka tidur sambil berpelukan satu sama lain sebelum itu Tono mengecup kening Bella lalu kembali menutup matanya mereka tidur pulas akibat kelelahan akibat pertempuran panas mereka. Sementara di rumah pak Wibowo ia tersenyum puas melihat anak buahnya melaporkan bahwa Bella sekarang berada di salah satu hotel sedang bersama pria dan dirinya juga sudah mengetahui siapa pria tersebut.“Ada apa pah..? kenapa tersenyum sendiri...?” Tanya istrinya yang baru saja masuk ke kamar sambil membawa air putih dan juga teh hijau untuk suaminya. Ia melihat suaminya duduk di kasur sambil tersenyum melihat ponselnya.“Terima kasih mah.!” Ucap suaminya menerima teh hijau buatan istrinya.“Aku mendapatkan kabar baik mah.” Ucap nya setelah meminum sedikit teh hijau buatan istrinya, lalu ia meletakkan nya di meja samping kasur. Ia menarik istrinya untuk duduk di pangkuannya lalu istrinya me
Bella membuka matanya perlahan, ia melihat dirinya tidur tanpa memakai sehelai kain hanya selimut tebal yang menutup tubuhnya. Ia melihat ke samping dirinya tidur sambil memeluk pak Toni. Ia melirik jam dinding menunjukkan jam tiga dini hari. Karena merasa ada pergerakan Toni membuka kelopak mata.“Kamu mau ke mana..?” Tanya pak Toni melihat Bella duduk.“Aku mau pulang..! ibu ku pasti menungguku..!” Sahut Bella.“Ini sudah jam 3 pagi, nanti saja pulang aku akan mengantarmu pulang. Aku mau melanjutkannya lagi.” Ucap Toni kembali merebahkan tubuh Nayla, kali ini dia yang bermain. Bella ingin menolak karena tubuhnya sangat lelah, namun pak Toni terlebih dahulu menutup mulut Bella dengan bibirnya. Hingga membuat Bella ikut terhanyut dengan permainan pak Toni, kini mereka kembali melakukannya hingga dua jam. Bella kembali tertidur, dirinya terbangun ketika sudah jam tujuh pagi. Bella melihat sekelilingnya ia tidak menemukan pak To
Mendengar ocehan adiknya ia hanya tersenyum. Setelah selesai sarapan Nayla mendengar ponselnya berdering di kamar, ia bergegas ke kamar ingin melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini. Ia melihat panggilan video masuk tertera nama Indra di layar ponselnya.“Halo selamat pagi sayang.” Ucap Indra di layar ponselnya.“Pagi juga kamu lagi dimana..? apakah sudah berangkat ke Bandung.?” Tanya Nayla.“Aku tidak jadi pergi ke Bandung, aku akan bekerja disini dan aku juga sudah mendapat kontrakan nanti sore aku akan pindah ke sana..!” Ucap Indra.“Bekerja disini..? bukan nya kamu akan bekerja di Bandung..!” Ucap Nayla penasaran.“Iya sayang, aku sudah menemukan pekerjaan disini. Dan tidak jadi pergi ke sana karena aku tidak sanggup berpisah jauh darimu.” Gombal Indra.“Iya baiklah, apakah di tempat baru mu tinggal sudah mempunyai peralatan dapur lain dan sebagainya..?” Tanya N