# Sementara itu di lain tempat,
''Hallo, Sayang … lama sekali mengangkat panggilan telephoneku?'' Ucap suara manis seorang wanita.
'' … ''
''Yakh, Kau ini! Aku menunggu kabar darimu tapi Kau melupakannya, ha? Kau ini!''
'' … ''
''Yakh, Kau ini! Kenapa bicara begitu, ha? Apa maksudmu?'' Tanya wanita itu sedikit kesal hingga ia tidak sadar menjatuhkan majalah yang berada di tangannya.
'' … ''
''Yakh, Kau ini kurang ajar sekali, ya! Jangan begitu! Pokoknya Kau harus setuju dan mau tidak mau Kau harus mau! Jangan membantah!''
KLIK!!! Sambungan telepon terputus sepihak dari pihak wanita.
# Sementara di tempat lain, @Seoul, Korea Selatan, Pukul 13.00 KST
Seorang Pria tampan sedang duduk di meja kerjanya. Ia terlihat sesekali mengecek jam di
@ TOMS_TOMS COFFEE, Pukul 14.00 KST Gangnam-Gu, Seoul, Korea Suasana Coffe Shop ini cenderung lengang dari aktivitas pengunjung. Arthur sengaja memilih di lantai dua karena tempatnya cenderung tenang dan sepi. Pemandangan di luar juga tampak menenangkan, bangunan tinggi dan tampak di ujung sana adalah sungai Han yang sangat tenang. Arthur, Pria tampan ini masih sibuk dengan fikirannya sendiri. Ia seakan larut dengan dunianya sendiri. Ia begitu serius memperhatikan visual Pria tampan di depannya ini. Mungkin secara tidak langsung ia mengakui penampilan Pria di depannya ini. Suasana sepi dan tenang begitu terasa apalagi yang terdengar hanyalah suara dari beberapa kendaraan yang berlalu lalang di sekitar Coffe Shop ini. Seorang waiter berjalan mendekati meja mereka dengan membawa pesanan. Beberapa hidangan diantaranya sungguh menggiurkan. Saat ini ha
Sikap Arthur seperti ini menandakan bahwa Pria tampan ini sedang mengerahkan semua fikirannya terhadap hal-hal yang berpotensi menguntungkan dan merugikan kedua belah pihak.Kalaupun itu sampai terjadi, Arthur sudah mempersiapkan mitigasi risiko untuk kedua belah pihak.Javier Raditya, Pria ini juga begitu serius memperhatikan sikap Arthur. Ia penasaran hal apa yang sedang difikirkan oleh Pria tampan di depannya ini.Javier Raditya begitu meyakini bahwa Pria di depannya ini bukanlah Pria biasa saja, ia bisa berubah menjadi kawan dan lawan dalam waktu bersamaan.Mengerikan!Hal itu pun sudah terlihat dari pembawaannya yang tenang dan sikap diamnya itu saat pertama kali bertemu.Semuanya menambah penasaran bagi Javier Raditya. Apa ia belum mengetahui hal lain dari sosok di depannya ini?Molla!''Baiklah, Saya mewakili Perusahaan PT Deluxe Tower menyetujui semuanya. Saya juga sudah mempersiapkan semuanya. Oke! Sesuai deng
@ Rooftop PT Deluxe Tower''Hai … '' Deep voice seseorang itu sungguh terdengar mengerikan di telinga Erina namun tidak bagi Eritha, itu bahkan terdengar sexy.Entah apa yang salah di otak mereka berdua.Erina dan Eritha hanya diam mematung saat seseorang itu melangkahkan kakinya menuju tempat mereka berdiri. Semakin dekat seseorang itu, semakin berat pula nafas kedua gadis itu.Mereka berlomba menahan nafas saat seseorang itu sudah berdiri di hadapan mereka, jangan lupakan visual dan penampilannya.Benar-benar mampu membuat mereka berdua semakin menggila dan terpukau.ZHAFAR!!!''Mampus Kau!!! Tatapannya itu! Hahh, jinjja. Kenapa harus bertemu di sini, sih? Akhh, Eotteoke?? Aku malu. Jinjja. Hiks …'' Ucap Erina dalam hati dan tidak sanggup menatap mata Pria tampan di hadapannya ini.Hal ini pun disadari sepenuhnya oleh
KLIK!!! Zhafar menatapi handphonenya dengan pandangan kosong. Ia terduduk di sofa besar. Termenung seketika hingga kepalanya tertunduk. Perubahan sikap ini mengakibatkan kedua gadis ini tidak berani bersuara. Mereka terlalu takut untuk ikut campur urusan Bossnya. Mereka berdua saling pandang dan saling berpegangan tangan guna untuk memberikan kekuatan. ''BAKA!!! Kenapa?? Kenapa ia kembali lagi? Apa sebenarnya tujuannya? Apa karena Erina?? Apa itu tujuan terbesarnya?? Dan sekarang Erina sudah bersama dengan Arthur. Apakah ia sudah mengetahui bahwa Erina sudah bersama dengan Arthur? Begitupun sebaliknya?? Apa Arthur juga sudah mengetahui kalau Javier Raditya adalah mantannya Erina saat namanya disebut di Edinburgh? Dan bagaimana dengan Erina?? Apakah Javier Raditya juga sudah mengetahui bahwa Erina bekerja di perusahan kita dan mengajak kerja sama diantara kita dan suatu saat ingin menghancurkan kita berdua??! Aishhh Jinjja!!! Ini
''KYAAA!!!'' Teriak Erina saat ia merasa tubuhnya terjatuh ke belakang, terjatuh di sofa besar. Dan tubuh Zhafar berada di atasnya. Upps, posisi ini sangatlah berbahaya, apalagi di kantor. ''OMG! Zhafar!!! Apa dia sudah gila? Jinjja!''Erina berteriak dalam hati dan berusaha untuk melepaskan diri dari Zhafar. Bahkan bukan Erina saja yang terkejut, Eritha pun juga sama terkejutnya. Ia bahkan menutup mulutnya dan tidak percaya apa yang barusan dilihatnya, tubuh Bossnya berada di atas tubuh sahabatnya. What?? ''HAHH … HAHH … HAHHH!!!'' Deru nafas Zhafar terdengar keras dan bisa dirasakan oleh Erina hingga membuat gadis ini menatap wajah Zhafar dengan kekhawatiran. Zhafar menatap tajam Erina, mengunci pandangan mata Erina. Seakan berbicara melalui tatapan mata masing-masing. DEG! ''Mworago?! Ada apa ini? Kenapa dengan hatiku? Kenapa m
HENING Hingga yang pertama bereaksi adalah Zhafar. ''Ahh, tidak! Maksudku, Aku hanya perlu berbicara dengan sahabatmu. Itu saja, tidak ada alasan lainnya, maka … '' Ucapan Zhafar terhenti saat Eritha menginterupsinya dengan kata-kata yang tidak diduganya. Gadis ini perasa. ''Lantas kenapa sikapmu seperti itu?'' Eritha menatap tajam Zhafar. Ia sudah pasrah jikalau Pria ini akhirnya mendepaknya dari perusahaan ini dikarenakan sikapnya yang lancang pada Bossnya. ''Hah? Bukan, jangan berfikiran sempit seperti itu!'' Ucap Zhafar lembut dan tenang. ''Lantas apa, ha?'' Eritha menyentak Zhafar emosi hingga membuat Pria tampan ini terkejut dan terdiam menatapi gadis di depannya ini. Sikap pemberontakan yang ditujukan oleh Eritha jelaslah terlihat. Zhafar yakin bahwa gadis ini sulit dikendalikan dan temperamen. Berbeda sekali dengan sahabatnya, Erina. Zhafar menatap Eritha semakin tajam dan bergerak mend
BLAM!!! ''Jinjja! Kenapa masih saja terkait satu sama lain? Apa ini yang dinamakan takdir? Astaga!'' Wanita cantik ini memijit pelipisnya pelan, menandakan rasa sakit tiba-tiba menyerangnya. Ia meraih ponselnya dan mencari kontak seseorang. TUT !!! TUT !!! TUT !!! ''Hallo, dengan siapa ini?'' Ucap suara di seberang sana. ''Hallo, Selamat Siang! Apakah ini benar Ayumi Charlotte?'' Tanya Wanita cantik ini ragu-ragu. ''Ya. Ini dengan siapa, ya?'' ''Ah, syukurlah kalau begitu. Ini Tante, Sayang!'' Ucap Wanita ini tegas. ''Ha? Tante? Tante Alisha? Tante Alisha Katherine Rhys?'' Tanya seseorang di seberang sana dengan tidak yakin. ''Iya benar. Ini Tante Alisha. Apa kabar? Sehat, 'kan? Bagaimana kabarmu dan keluargamu, Sayang? Apa Kau masih di Jepang?'' Tanya Wanita ini
Pintu itu terkunci. “Yakh! SIAL! Hahh!” Umpatan Erina keluar begitu saja. Ia hanya tidak ingin menambah masalah. TAP! Seseorang berdiri di belakang Erina. “Kenapa? Aku ‘kan sudah katakan, jangan pergi! Tapi Kau tidak mendengarku sama sekali. Dasar!” Ucap Arthur sedikit kesal pada gadisnya. “Hahh! Apalagi?” Erina sedikit meninggikan suaranya. “Jangan galak begitu!” Balas Arthur cepat dan Erina hanya menatapinya dalam diam. “ … ” Erina masih sedikit kesal dengan Arthur. Ia juga enggan menjawab pernyataan dari Arthur. “Kau kenapa?? Sepertinya Kau sedang kesal. Ada apa?”Arthur mendekati Erina dan masih menatapnya. “Tidak apa,”Jawab Erina singkat. Entah kenapa dengan Erina. Ia merasa sikapnya ini keterlaluan dengan Arthur. Pria ini tidak salah apa-apa, tapi Erina hanya kesal saja. Molla, mungkin Erina sedang lelah. “Aku lihat tidak seperti itu, Erina,” Art