Share

89. Dua Pilar Cinta

“Bapak,” ucap Raihan tak percaya. Tubuh pemuda itu seketika bergetar hebat. Dadanya mendadak menyempit hingga membuatnya sulit bernapas. Keterkejutan yang ia rasa berubah dengan cepat menjadi ketakutan. Netranya megamati setiap senti tubuh Rojak dari atas hingga bawah. Kepalanya menggeleng pelan kala senyum hangat sang bapak hadir di saat tak tepat.  

“Han, Bapak ... minta maaf,” ” ujar Rojak dengan suara erak. Setetes air mata membelah pipi, turun, lalu menyatu dengan genangan darah di dada.

“Kita ke rumah sakit, Pak.” Raihan berusaha berdiri, tetapi tangan sang bapak yaag menarik tangannya seakan memberi tanda jika hal itu adalah tindakan sia-sia. “Bapak pasti masih bisa selamat.”

Raihan mencoba berdiri kembali.

“Han,” kata Rojak lagi, “Bapak ... minta maaf untuk semua yang udah Bapak lakukan ke kamu. Bapak ... belum bisa jadi orang tua yang baik untuk kamu, belum bisa mem

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status