Malam minggu biasa digunakan untuk bersantai atau berkumpul bersama teman dan keluarga, Begitu pula Nathan, Reyhan dan Mario yang saat ini sedang berkumpul dan main Ps bersama."Nat," Panggil Reyhan tanpa menoleh ke arah Nathan. Nathan pun berdeham menanggapi panggilan Reyhan. Nathan masih sibuk dengan laptopnya."Mario ngajakin ke club." Nathan melirik jam di pergelangan tangannya. Masih jam 8 malam dia juga merasa bosan jika hanya terus bermain game."Ikut yuk. Gak bosen apa di rumah aja?" Nathan kembali menekuk kakinya, memandang Reyhan dengan bingung."Nggak ah, males.""Kenapa sih, Rey? Semenjak lo jadian sama Dania lo jadi gak asik.""Gini ya, Nat. Gue kan sayang sama Dania, ya gue pengen mertahanin hubungan gue. Dia nggak suka gue main ke tempat begituan. Gue sih nggak peduli kalau lo ngatain gue diperbudak cinta. Tapi main kesana emang nggak ada faedahnya," Jelas Reyhan."Oh gitu ya. Ya udah kalau gitu gue sendiri aja kesana, gue lagi stres butuh banget hiburan." Nathan pun me
Kayla berdiri tepat dihadapan Nathan untuk merapikan kemejanya. Nathan memaksa Kayla dengan iming-iming akan ditraktir makan bakso dikantin. Dan dengan bodohnya Kayla mengiyakan permintaan Nathan. Kayla merasa risih dengan tatapan Nathan yang selalu menatapnya. Pria itu tidak menyadari jika tindakannya menyebabkan jantung Kayla hampir copot dari tempatnya."Kok lama sih? Lo modus ya pengen deket-deket gue terus kan?" Kayla menarik kerah baju Nathan. Membuat si empunya menunduk dan merasakan sakit dileher bagian belakang."Kasar banget sih, KDRT lagi. Gue aduin ke komnas HAM baru tau rasa lo," Omel Nathan dengan kesal."Finish," Ucap Kayla kegirangan. Setelah kemeja itu berhasil dirapikan Kayla pun tersenyum bangga. Namun tiba-tiba Cup. Lagi-lagi Nathan mencuri kesempatan untuk mencium bibir Kayla dan membuat Kayla merasakan panas dipipinya."Makasih, sayang. Besok lagi ya." Entah mengapa Nathan menyukai rasa bibir Kayla yang manis. "Kay, cepet sini. rambut kamu biar aku yang kincir."
Tidur Nathan terusik oleh suara ponselnya yang terus saja berdering. Dengan ogah-ogahan pria itu pun beranjak dan mengambil ponselnya yang tergeletak apik di atas nakas samping tempat tidurnya."Halo. Nathan lo udah bangun belum? Tumben lo jam segini udah bangun. Gue mau titip Lovely ke lo ya. Dua hari doang kok."Nathan hanya bisa mendengus kesal dia kenal betul itu suara adiknya Naela. Pasti adiknya itu akan menemani suaminya pergi ke luar kota."Tapi....""Oke makasih kakakku sayang. Biasa gue mau nugas ke luar kota. Sekalian honeymoon hehe." Dan sambungan telepon pun terputus tanpa mendengar jawaban dari Nathan. Benar-benar adik gak punya ahlak."Ya elah. Kenapa pakai nitip anak segala sih! Dia enak pergi berduaan sama suaminya. Lah gue naena dong sama Kayla kalau ada lovely. Dasar untung gue sayang." Gerutu NathanNathan pun kembali ke ranjangnya. Dan dia menatap Kayla yang masih setia terlelap dalam mimpi indahnya"Nat." Nathan tersenyum saat Kayla membuka matanya. Gadis itu m
"Mama...!""Lov gimana sama Papi, nakal gak?" Tanya Naela sambil menggendong Lovely dan duduk di sofa ruang tamu apartemen Nathan. Meski belum melihat tapi Naela sudah mulai terbiasa dengan keadaannya. Saat ini Naela sedang menunggu pendonor mata yang tengah berjuang melawan penyakitnya jika orang baik itu tidak bisa bertahan maka dia akan mendonorkan matanya pada Naela."Enda dong, Ma. Kan Lov anak yang baik," Jawab Lovely dengan gaya bahasanya yang cadel."Nggak nakal apaan? Orang Lovely jajan es krim terus," Cibir Nathan yang tiba-tiba datang dan duduk disamping Rafael."Hehehe, enda telus kok Ma, Pa. Kemalen Lov cuma beli lima dimakan baleng cama mami juga," balas Lovely yang tak mau kalah dari Nathan."Boong dasar!""Papi Nathan jelek! Pelit cuka boong juga.""Hooh Lov. Papi pelit masak kita berdua cuma dibeliin es krim dua aja." Kayla mendukung Lovely. Dan dia mendapat lirikan sinis dari Nathan."Oke, fix! Lov nggak mau lagi satu tim sama papi,""Udah uh. Kalian nggak pernah ber
"Nathan, Kay.""Nathan Kenapa?" Tanya Kayla yang kini terlihat khawatir."Dia mau berantem lagi sama Arya. Key," Jawab Dania."Hah? Kok bisa?" Pekik Kayla merasa sangat terkejut."Nggak tahu. Dan cuma lo yang bisa berhentiin dia, kan cuma lo yang bisa memberhentikan Nathan. Lo tau sendiri kan kalau Nathan udah berantem dia tuh serem banget, Kay. Pasti si Arya bakalan bonyok deh."Kayla kembali mengingat saat Nathan menghajar Arya dulu saat di club malam itu. Membuatnya harus berpikir untuk menghentikan Nathan.Segera saja Kayla mendial nomor Nathan yang sudah dia hafal di luar kepala.MyWifeGalak calling"Iya Kay. Ada apa?" Tanya Nathan diseberang sana."Nathan, lo dimana?"Lagi ada urusan di luar. Nggak jauh kok, nanti lagi ya telefonnya pent-""Nathan kepala gue sakit."Setelah itu Kayla pun mematikan sambungan teleponnya. Membuat Nathan benar-benar khawatir, kini dia tidak lagi peduli dengan janjinya untuk duel. Karena Kayla berhasil menggagalkan rencana Nathan.*****Pria itu men
Suasana kantin yang begitu ramai membuat Dania mengelus dada. Gadis itu menatap wanita di hadapannya. Kayla, perempuan itu sedang duduk manis sambil menscroll ponselnya tidak perduli dengan suara bising oleh penghuni kantin."Eh, Kay. Katanya ada anak baru," Dania memecah keterdiamannya dan membahas topik ini dengan Kayla."Oh."Nathan mendengus kesal. Respon Kayla tidak pernah sesuai harapannya. Dia menjawab dengan hanya ber Oh ria saja."Lo ngapain sih, Kay? Sebel gue sama lo, dicuekin itu nggak enak tau.""Iya deh maaf, emang siapa orangnya?" Kayla tidak kuasa melihat Dania yang begitu kesal akibat ulahnya."Kabarnya sih masih pindahan dari Bandung, cantik loh, Kay." Dania berkata dengan antusias. Sedangkan Kayla hanya manggut-manggut saja. Baginya itu tidak terlalu penting. You know lah Kayla kan orangnya kelewat jutek.Dania kembali terdiam. Tidak lama pesanan mereka pun datang. Yaitu bakso dan es jeruk kesukaan Kayla."Buset lo, Kay. Lo makan bakso sama sambel apa sambel sama b
"Bukan gitu sayang, aku bener-bener nggak tahu kenapa dia bisa ada disini. Kamu jangan marah dong, sayang." Kalau sudah begini Nathan juga yang pusing menghadapi sikap Kayla."Gimana aku gak marah coba? Kamu dicium sama dia, didepan aku! Dia pake ngatain aku simpanan kamu segala, kan itu ngeselin banget, Nathan." Kayla mendengus kesal karena merasa tidak dihargai oleh gadis itu. Padahal dia itu istri Nathan Garis bawahi! Istri Nathan, dan dia itu istri sah bukan istri siri.“Iya-iya sayang. Kamu boleh marah. Tapi jangan ke aku dong sayang marahnya. Aku kan gak salah.” Tangan Nathan menggenggam erat tangan Kayla yang berada di pangkuan perempuan itu.“Terus harus marah ke siapa dong? Kalau kamu nggak salah, siapa yang salah? Aku!" Bentak Kayla. Dan lagi-lagi Nathan lah yang kena.“Oke, yang salah aku. Udah nggak usah ngambek ya? Aku capek sayang.” Nathan kali ini memilih mengalah karena mengalah adalah pilihan yang tepat untuk saat ini.“Katanya tadi nggak salah. Sekarang ngaku salah.
"Aduh, Kayla. Lo mau nyari apaan sih? kaki gue pegel tau."Kayla memutar bola matanya dengan malas mendengar gerutuan Dania yang kini berjalan di sampingnya."Gue capek," keluh Dania lagi. Sambil menatap Kayla."Gue bingung nih, Dan. Besok kan Nathan ulang tahun." keluh Teja frustasi. Dia sudah berkeliling capai-capai ,tapi tak dapat apa yang ia inginkan."Kenapa nggak bilang dari tadi? Gue kan bisa bantu, dari tadi juga muter-muter kagak jelas," Protes Dania. Dia pun menarik tangan Kayla kuat, Membawa Kayla memasuki sebuah toko jam tangan."Kita mau ngapain, Dan?" Tanya Kayla dengan polosnya. Dania menepuk dahinya pelan, punya sahabat kok gebleknya kabangetan."Kita mau demo, Kayla!" Dania menjawab seenaknya."Hah! Demo, buat apa?" pekik Kayla keheranan."Lo pilih deh jam tangannya. Gue yakin, kalau lo yang ngasih Nathan bakal suka," Sahut Dania. Kayla pun diam namun netranya menyusuri jam-jam yang ada di etalase.*****Dengan gerakan pelan,wanita itu memindahkan tangan Nathan yang