Shelly keluar dr ruangan CEO. Namun, dia menatap Nadira dengan tatapan sendu, membuat Nadira semakin bertanya-tanya."Gimana Kak, apa Kakak diterima?" Tanya Nadira. Dengan perasaan waswas namun dia sangat penasaran dengan jawaban yang akan diberikan Shelly."Tidak. Katanya aku kurang pas jadi sekertarisnya. Kau tau dia bos yang sangat dingin dan tidak berperasaan. bahkan saat interview dia asyik memgotak ngatik laptopnya saja. Tanpa melihatku. Sebnrnya aku sedih tidak bisa berkerja disini. Tapi kalau melihat bos nya seperti itu, aku bersyukur tidak diterima disini. Karena bisa-bisa aku nanti stres kelamaan sama orang kayak gitu." Ucap Shelly. Dan membuat Nadira sedikit brigidik ngeri mendngr ucapan Shelly. Belum sempat menjawab perkataan Shelly. Kini Nadira sudah dipanggil untuk memasuki ruangan. Dengan bekal semangat yang diberikan oleh Shelly. Nadira pun memberanikan diri untuk memasuki ruangan calon bosnya itu.Tok.... Tok.... Tok.... Tok....Nadira pun mengetuk pintu ruangan itu.
Keesokan paginya. Seperti biasa Naila pergi ke kamar Nadira. Dengan tugas rutinnya membangunkan adik kesayangannya itu. Yang memang sangat malas untuk bangun pagi. Namun sesampainya dikamar Nadira. Naila membulatkan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Ternyata kini Nadira sudah Rapih dan terlihat sangat cantik dengan mak'up tipinya. Sehingga kelihatan cantik natural."Pagi, Kak Naila," Sapa Nadira. Sambil mengambil tas dan tersenyum pada kakaknya itu."Ini Kakak tidak sedang bermimpi kan?" Tanya Naila. Masih menatap adiknya yang kini sudah rapih dan cantik. Seakan tidak percaya dan menganggap yang dia lihat hanyalah mimpi saja."Ayo lah, Kak. Jangan kaget kayak gitu. Dira nyoba bangun pagi sendiri. Jadi mulai besok kakak gak usah repot-repot bangunin Dira lagi ya Kakakku sayang. " Nadira pun tersenyum manis pada sang kakak."Baguslah kalau gitu. Ini baru adik kesayangan Kakak, seneng deh kalau kamu mau berubah meski sedikit-sedikit gak apa-apa, Dek. Nanti tinggal
"Deva...!” Teriak Mita yang berlari mengejar Devana yang kini tengah berjalan dikoridor kampus Mereka."Apa Mita sayang," Devana menjawab sambil berhenti dan menatap sahabatnya itu sebentar, lalu memutar bola matanya dengan malas."Hufh. Cape banget tahu ngejar lo. bisa gak sih nungguin gue didepan gerbang kampus aja,” Ucap Mita sambil mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan."Penting gitu?" Devana bertanya sambil memainkan jari kukunya yang cantik karena baru saja diberi cat kuku dengan warna yang ia suka disalon langganannya."Yah lo mah gitu Dev, sama sahabat sendiri juga, gak ada rasa solidaritasnya sama sekali." Mita dengan wajah muramnya setengah merajuk pada sahabatnya itu."Ya udah sih gak usah dibahas. Baperan banget sih jadi cewek. Mending kantin yuk," ajak Devana sambil berjalan lebih dulu, kemudian disusul oleh Mita yang berdecak kesal, karena ulah Devana. Untu
Devana dan Mita serta teman-teman yang lain pun kini tengah berada di dalam kelas. Kelas pun sangat ricuh sampai akhirnya seorang dosen perempuan datang memasuki kelas dengan anggunnya, dan saat melihat dosen datang suasa kelas pun berubah menjadi hening."Oke bagus kalian langsung mengerti saat saya masuk kelas. Oh ya sekedar info untuk kalian bahwa hari ini pembimbing kalian Pak Raka Aditya tidak masuk, karena beliau ada urusan keluarga. Jadi sebagai gantinya saya lah yang akan membimbing kalian untuk membahas soal skripsi kalian oke anak-anak,” jelas Amara seorang dosen wanita yang jatuh cinta pada Raka sejak pertama kali melihatnya namun sayangnya Raka tidak suka dan tidak mempunyai perasaan padanya juga tidak peduli dengan perhatian yang Amara selalu berikan padanya."Wah ibu pacaran ya sama pak Raka? Kok Bu Amara tahu semua tentang pak Raka sih?” tanya salah satu mahasiswa yang sengaja menggoda Dosennya itu. Dan suasana k
Rumah Keluarga Erlangga pun kini tengah ramai dengan gelak tawa dari empat sahabat yang kini sudah paruh baya itu, mereka asyik membicarakan tentang masa-masa sekolah dan kuliah mereka dulu dan juga kenakalan-kenakalan saat mereka remaja. Karena semenjak mereka menikah, mereka sudah jarang menghabiskan waktu bersama, apalagi Radit kini sering bolak balik keluar negeri karena harus mengurus perusahaan yang berada disana. Tenttu saja bersama sang istri tercinta Ratih.Dan kali ini Radit menyempatkan datang ke rumah sahabatnya itu, untuk membahas soal pernikahan Putra dengan putri mereka, sedangkan Raka dia memilih fokus pada ponselnya menanyakan soal kelas yang seharusnya di bimbing olehnya hari ini. Karena ditempat itu lah Raka menghabiskan hari-harinya untuk mengajar dan membimbing para mahasiswanya. Setelah hubungannya dengan kekasihnya kandas karena sang kekasih lebih memilih pergi dan mengejar cita-citanya menjadi seorang model terkenal, dan sejak itula
Suana rumah pagi itu terasa sangat sepi saat Devana menuruni anak tangga. Devana yang tidak melihat ibunya, membuatnya memanggil sang ibu dengan sedikit berteriak."Mommy...!” Teriak Devana."Ada apa sayang? Kenapa pagi-pagi sudah teriak-teriak, Mommy belum tuli sayang. Jangan dibiasakan ya, nanti kebiasan didepan suami, kamu teriak-teriak kayak gini itu gak baik, dan juga gak sopan Deva,” Nasihat Anna. Dengan sedikit menceramahi putrinya."Aduh Mom, kenapa malah ceramah sih pagi-pagi. Kalau mau cermah sono ikutan Mamah dedeh aja," Grutu Devana sambil cemberut karena kesal pada mommynya."Hehe maaf sayang. Terus ada apa teriak-teriak pagi-pagi begini?” Tanya Anna sambil merapikan piring dimeja makan bekas sarapan Devan, suaminya."Mom, Dad udah berangkat ya?” Devana balik bertanya sambil sesekali melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya."Udah, baru a
Hari-hari Pun berlalu dengan cepat, akhirnya hari pernikahan Devana dan Raka pun telah tiba. Sesuai dengan syarat yang Devana dan Raka ajukan yaitu sebuah pernikahan sederhana tanpa Resepsi dan hanya dihadiri oleh keluarga dan sanak saudara saja. Tentu tanpa satu pun orang-orang dari kampus mereka yang tahu. Karena Raka dan Devana benar-benar ingin merahasiakan pernikahan mereka.Pernikahan pun berjalan dengan khidmat semuanya pun lancar tanpa hambatan. kini Devana benar-benar sudah menjadi nyonya Raka Aditya Prayoga. Seorang dosen killer, mamun menjadi idola para mahasiswinya dan rekan sesama Dosen-dosen wanita dikampus tempat dia mengajar. beberapa wejangan pun telah diberikan oleh orang tua Devana dan Raka, serta kakek dan nenek mereka."Sekarang putri Mommy ini sudah menjadi seorang istri. Mommy berharap kamu akan menjadi istri yang baik dan menuruti perintah suamimu sayang, kamu juga harus belajar bersikap dewasa, buang sikap egois da
Saat Raka pulang, Devana tengah asyik dengan novelnya. Raka pun langsung menuju dapur untuk membereskan barang belanjaannya ke dalam kulkas, setelah selesai manata makanan dikulkas Raka menghampiri Devana yang sedang asik membaca Novel sehingga dia tidak menyadari kedatangan Raka yang kini menghampiri nya. Cup tiba-tiba Raka mengecup kening Devana. Dan itu membuat Devana terkejut dia pun refleks menutup mulutnya yang menganga karena keterkejutan nya atas sikap Raka padanya yang tiba-tiba mengecup keningnya, namun dengan santai Raka duduk disamping Devana tanpa rasa canggung sedikit pun. "Baca apa?” Tanya Raka. Sambil melihat kearah novel yang Devana pegang. "Ba-baca ini," Jawab Devana menujukan buku yang dia pegang, tentu saja dengan rasa gugupnya. Sementara Raka hanya mengangguk setelah melihat judul novel yang Devana baca. "Suka Novelnya?” tanya Raka lagi sambil menyandarkan kepalanya