Perbincangan mengenai kasus David itu berjalan dengan lancar dan Valentino bingung karena ternyata lebih mudah membicarakan hal-hal mengenai itu dibandingkan dengan hal lain dengan Detektif Ferisha.
Dia tidak mengerti apakah dirinya sudah mulai benar-benar jatuh cinta pada wanita itu sampai-sampai dia mulai gugup ketika membicarakan hal yang lebih pribadi. Tapi setelah dia menyadari situasinya sekarang yang tidak memungkinkan bagi dia untuk membahas masalah asmara, Valentino memutuskan untuk menyingkirkan hal itu dari kepalanya lebih dulu dan fokus dengan masalah yang akan segera dia hadapi.
"Aryan, apakah David sudah memberitahumu tentang sesuatu?"
Aryan menggeleng dengan lemah karena memang pria itu menolak untuk memberitahu apapun kepada dirinya.
"Aku rasa dia tidak sebodoh itu untuk mau mengungkapkan semuanya kepadamu."
"Kau benar, Valen. Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?"
Valentino yang saat ini sudah mengganti bajunya dengan ba
David merasa masih belum yakin bisa bebas dari segala tuduhan. Pria muda itu melihat sekeliling selnya yang dingin. Selama berminggu-minggu dia telah menempati sel yang dingin itu. Dia tak mengeluh soal itu. Karena sebagai laki-laki, dia tak ingin dianggap lemah hanya karena tidur di lantai yang hanya beralaskan tikar.Namun yang menjadi beban baginya adalah keadaan sang ibu yang tentunya sulit untuk menerima kenyataan yang sedang mereka hadapi. David bahkan mendengar Rosa sering mengeluh dan malah bertingkah seperti orang gila.David tak bisa menyalahkan ibunya karena bagaimanapun juga, ibunya belum pernah menghadapi hal yang mengerikan seperti ini seumur hidupnya."Penjaga, bisakah saya meminta bantuan?" David sejak masuk sel tahanan, melepas semua keegoisan yang dia miliki dan memutuskan untuk merendah agar dia bisa lebih mudah mendapatkan apa yang dia mau."Bantuan apa, Pak David?" tanya salah satu petugas yang masih muda saat menghampirinya."
Detektif Ferisha menuju sel tahanan wanita yang ditempati Rosa Melinda. Dia merasa sangat lega sudah bisa terlepas dari Valentino. Baginya, berada di dekat pria itu sekarang menjadi sangat berbahaya kesehatan jantungnya. Maka dia sepertinya akan mulai menjauhi pria itu dan tidak akan terlalu dekat dengan dia.Saat Detektif Ferisha sampai di sel itu, Rosa Melinda langsung saja memberikan tatapan benci kepada dirinya. Detektif itu tak bisa menyalahkan dengan reaksi wanita yang lebih pantas menjadi ibunya itu. Dia sangat memaklumi sekali jika jiwa ibu dari David itu tergoncang karena terkejut dengan perubahan statusnya.Detektif Ferisha membuka kunci sewa tahanan itu dan Rosa yang tadinya menatap benci itu sekarang berdiri."Kenapa kau membuka gembok sel tahanan? Apa kau mau bebaskan aku? Apa aku sudah bebas?" ucap Rosa lalu dia tertawa senang dan tersenyum mengejek pada Detektif Ferisha.Detektif Ferisha kenapa ikannya dan membuka sel tahanan itu."N
Valentino yang awalnya penasaran terhadap apa yang terjadi antara Rossa dan juga David akhirnya memilih untuk tak memusingkan hal itu. Saat ini dia baru saja sampai di apartemennya dan kemudian disambut oleh kedua orang yang sangat dia sayang."Ah, cucuku. Bagaimana? Apakah semuanya lancar?" tanya Hari."Lancar, Opa. Semuanya berjalan sesuai dengan keinginanku. Oh iya, kenapa Opa belum tidur?""Ah, Opa hanya menunggu kedatangan kamu saja dan mau menyampaikan tadi kami berbicara dengan ibumu lewat telepon. Terima kasih, Nak. Akhirnya kami bisa saling hubungi sekarang. Kau tahu, Valen. Ibumu adalah menantu kesayangan Opa. Dia menantu kebanggaan Araya," ucap Hari dengan bangga.Valentino tersenyum."Tentu saja. Opa hanya memiliki satu menantu terus aja Ibu adalah menantu kesayangan Opa."Hari Araya kemudian tertawa senang karena cucunya itu selalu bisa membuatnya tertawa."Ah, iya. Iya. Ngomong-ngomong, tadi Ibumu berpesan jika kau sudah
Hari persidangan pun telah dimulai. Sekarang ini David dan juga Rosa setelah dibawa ke pengadilan untuk menjalani sidang pertama mereka.Aryan Febrian yang telah menjadi pengacara mereka berdua sudah menunggu mereka di ruang tunggu khsusus untuk tahanan. Pria muda itu telah memakai pakaian jas nya yang telah ditutup dengan baju khas para pengacara saat berada di persidangan.Aryan berdiri di depan jendela yang tidak akan pisah dibuka karena terbuat dari kaca yang tidak bisa dihancurkan. Hal itu tentunya untuk mencegah para tahanan kabur dari ruangan itu. Aryan sedang menatap keluar dan merenung atas semua yang telah terjadi di hidupnya.Dia merasa sangat tidak beruntung sekali karena harus menjadi seorang pembela bagi penjahat. Dia selama ini tak pernah suka menjadi seorang pengacara karena baginya dia hanya ingin sekali menjadi seorang dosen fakultas hukum.Memang belum dia mengajar di universitas itu, dia menjadi pengacara yang cukup terkenal di kota it
Sebelum masuk ke dalam ruang sidang, Stefan memilih untuk menyulut rokok luar gedung. Dia memilih untuk duduk di sebelah Taman gedung yang memiliki beberapa bangku yang bisa digunakan untuk bersantai.Stefan mengitari gedung yang cukup besar itu dan mendapati seorang yang telah menghancurkan sepupunya datang menggunakan mobil mewah, Aditya Putra atau Valentino Araya.Stefan sesungguhnya tidak membenci Valentino sama sekali tapi dia hanya sangat kesal atas tindakan Valentino yang menurutnya sangat pengecut.Karena saat ini dia sedang sendirian tanpa hadirnya Bara yang sedang menemani David di dalam ruang tunggu tahanan, Stefan matikan rokoknya dan kemudian menghampiri Valentino yang dijaga oleh dua orang pengawal."Ah, lihat siapa yang datang sekarang!" Stefan tersenyum miring sambil berkacak pinggang.Valentino yang bisa merasakan jika Stefan ingin berbicara dengannya kemudian menyuruh kedua pengawalnya untuk pergi dari hadapannya untuk sementara w
Stefan menjauhkan wajahnya begitu mengatakan hal itu. Stefan menangkap ekspresi terkejut dari wajah Valentino yang berarti memang saudara tiri dari sepupunya itu memang memang memiliki suatu hubungan dengan Calvin Miller yang tidak tahu seperti apa.Valentino tersenyum tipis."Aku tidak tahu siapa itu Calvin Miller tapi yang aku tahu sekarang adalah sudah waktunya sidang pertama sepupu kamu itu dimulai."Stefan perlahan mundur dan memberi jalan pada Valentino untuk menuju ke ruang sidang.Valentino yang berdandan seperti saat dia menjadi Aditya Putra memilih untuk berada di barisan tengah daripada di depan ataupun belakang.Dia melihat kedua orang yang telah membuat keluarganya hancur itu sudah di tempat mereka masing-masing. Aryan Pratama, sahabat baiknya juga sudah berada di sana dan kemudian memandang Valentino dari tempatnya.Valentino melihat dengan jelas kegalauan di mata sahabatnya tersebut. Dia tahu betul Aryan dan kebingungan dan me
Almyra bisa melihat dengan jelas keterkejutan di wajah David. Usai persidangan itu, Almyra memutuskan untuk menemui David.David sendiri ingin menanyakan perihal Almyra yang terlihat sangat senang sekali dengan kasus yang menimpa dirinya.Setelah mendapatkan izin dari petugas, Almyra menemui David di kantor polisi di ruang besuk.Begitu masuk ke dalam ruangan itu, Almyra langsung berdiri dan menatap David yang masih diborgol."Almyra, bisa kau jelaskan kenapa kau terlihat begitu gembira?"Almyra tersenyum dan hal itu semakin membuat David mengerutkan dahinya."Bagaimana bisa aku tidak gembira karena pelaku tabrak lari adikku sekarang akan segera dihukum."Mulut David terbuka separuh karena terlalu terkejut. Matanya bahkan sedikit melotot kaget mendengar penjelasan Almyra."Tabrak lari? Adik kamu?" ulang David."Iya. Kamu masih ingat tabrak lari yang kau lakukan beberapa tahun yang lalu, kau merenggut nyawa adikku dan sam
Suasana rumah Valentino kembali sepi seperti biasanya karena kakek dan neneknya memilih untuk kembali terlebih dulu ke panti asuhan dan mengurus beberapa hal yang masih belum bisa ditinggalkan.Tentunya Valentino tidak bisa berbuat apa-apa mengingat panti itu sangat penting sekali untuk Hari dan Ana Araya. Dia hanya bisa meminta kepada anak buahnya untuk mengawal mereka sampai di tempat itu dengan selamat dan juga mengantarkan mereka kembali lagi jika urusan mereka sudah selesai.Aryan sendiri juga tidak bisa tinggal di apartemen milik Valentino itu sejak dia menangani kasus itu. Dia kembali merasa kesepian sekarang.Dia sudah melepas semua atribut sebagai Aditya putra dan masuk ke kamar mandi untuk berendam. Dia sepertinya membutuhkan air panas untuk membuat dirinya hangat dan pikirannya kembali segar.Bak mandinya yang memiliki aroma mint yang maskulin membuatnya merasa tenang sambil menikmati musik klasik yang selalu dia putar saat dia ingin bersantai.