TEMAN TAPI DEMEN 20 A
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Perasaan pernah menyakiti seseorang demi mencari kebahagiaan sendiri pasti menyisakan rasa bersalah yang akan selalu tertanam dalam ingatan. Karena secara tidak sengaja menorehkan luka pada orang lain. Hal itu bisa menjadi salah satu bentuk ujian penguat hati sebelum melangkah ke jenjang berikutnya.
Menjelang pernikahan memang biasanya selalu ada ujian dan cobaan yang tak terduga sebelumnya. Jika kuat, makan badai itu akan terlewati. Jika tidak, maka dipastikan pernikahan itu bisa kemungkinan batal.
Shasa selalu berharap Rey benar-benar bisa merelakan dirinya bersama Soni. Karena cinta dan keyakinannya hanya menuju ke arah temannya sendiri.
Keyakinan itu terus membara dalam dada sampai sekarang. Jangan sampai padam dan mati. Shasa masih ingin
TEMEN TAPI DEMEN 20 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Sementara Bapak dan Soni mulai bekerja membuka semua kain penutup yang menghiasi tarub sampai terlihat kerangka besinya. Soni memasukkan semua kain ke dalam kantong yang lumayan besar. Setelah itu, mereka bekerja sama saling menurunkkan semua atap seng dengan perlahan. Begitu juga dengan tiang penyangga dan yang lainnya. Satu jam lebih Soni dan Bapak selesai membongkar tarub dan menaruhnya dalam mobil. Tiga karung besar pun bertumpuk di atas kerangka besi. Setelah selesai, keduanya istirahat sebentar dengan lesehan di teras sambil menikmati secangkir kopi dan cemilan yang dibuat oleh tuan rumah. "Hadi, bayarnya bisa disini?" Ucapan yang punya rumah membuat mereka berhenti meminum kopinya. Bapak langsung berdiri dan mendekati
TEMEN TAPI DEMEN 20 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira Diambilnya ponsel di meja, lalu menekan tombol dipojok kanan. Foto wajah mereka berdua saat melihat sunset pada waktu itu menghiasi layar ponsel sebagai walpaper. Soni menatap Shasa yang terlihat begitu cantik. Apalagi senyumnya, selalu membuat hatinya berdebar hebat. Soni [ Selamat siang, Cantik ... maaf ya baru ngasih kabar. Aku baik-baik saja, kamu gak usah khawatir. Hatiku juga baik. Mungkin nanti pulangnya sore kalau gak malem. ] Setelah pesan terkirim, Soni keluar kamar. Terlihat Bapak sudah berada di dapur sedang makan siang. "Makan, Son ...." tawar Bapak. "Ini juga mau makan." Soni langsung mengambil piring dan nasi beserta sayur dan lauknya. Kemudian memakannya sampai habis. Untuk membahagiakan pasangan dibutuhkan tenaga yang kuat.
TEMEN TAPI DEMEN 21 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Mitos tentang pernikahan sesama anak tunggal yang katanya bisa mendatangkan kesialan dan malapetaka memang masih melekat kuat di desa. Apalagi di desanya Soni dan Shasa. Akan tetapi, ia masih belum tahu banyak tentang keluarga Shasa. Karena yang ia tahu hanya Shasa adalah anak tunggal.Ibunya Soni memilih diam dan tidak menanggapi omongan Ibu di sebelahnya. Ia ingin mencari tahu sendiri lewat Soni jika mereka sudah kembali. Harapan untuk menjadikan Shasa sebagai menantu masih begitu besar dalam benaknya. Ia tidak mau menyerah hanya dengan mitos seperti itu.Dua kali sudah mitos selalu hadir sebagai batu sandungan dalam rencana pernikahan Soni dan Shasa. Memang benar, ketika menjelang hari pernikahan itu pasti akan selalu ada rintangan.Ibunya
TEMEN TAPI DEMEN 21 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAyah tersenyum mendengar pertanyaan Shasa. Karena selama ini memang tidak pernah mengajaknya. Bukan tidak mau, hanya tidak ingin membuka luka lama sang istri."Kuburannya jauh. Di tempat kelahiran Ayah. Dulu waktu menjadi pengantin baru, ibumu langsung ikut ke kampung Ayah. Dan setelah tragedi menyakitkan itu, Ayah memutuskan kembali ke desa ini. Makanya Ibu hanya bisa mendoakan. Dan Ayah sengaja mau menetap di sini biar Ibumu bisa memulai kehidupan baru. Eh, malah bisa jadi besanan sama Hadi. Sekalian memulai perjodohan yang lalu supaya terlaksana," jawab Ayah sambil mengelus rambut Shasa dengan penuh kasih.Ayah memang tidak lahir dan dibesarkan di Kebumen, melainkan di seberang pulau sana. Karena orang tuanya saling mengenal, maka mereka di jodohkan. Dan seperti yang Ibu ceritakan, kalau ibunya memiliki tem
TEMEN TAPI DEMEN 21 COleh: Kenong Auliya ZhafiraRasa bahagia akan kehadiran Shasa jauh lebih berarti dari itu. "Jadi masalah ini aman ya, Pak?" tanya ibu memastikan sekali lagi."Iya, Bu ... tetangga memang jarang ada yang tahu. Karena Weni sendiri jarang bercerita tentang kehidupannya pada orang lain yang bukan siapa-siapa." Bapak menjawab sambil tersenyum.Sementara Soni mendengar ucapan orang tuanya dengan hati yang pedih. Ia baru tahu kalau Tante Weni sangat mendamba anak laki-lakinya, bahkan godaan calon mantu yang sering ia dengar pasti secara tidak sengaja mengingatkan tentang anaknya.Daripada rasa bersalah semakin menjadi, Soni memilih ke kamar. "Em, aku ke kamar dulu. Mau ngapel pacar lewat pesan," ucap Soni sambil bangkit berdiri dan meninggalkan ruang makan. Padahal hatinya menjadi pilu mendengar cerita bapakny
TEMEN TAPI DEMEN 22 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Menyerah dalam hubungan yang masih baik-baik saja sebisa mungkin jangan ditanam dalam ingatan. Jikalau perasaan masih sama, maka perjuangkanlah hingga titik terakhir. Karena memang tidak akan ada bahagia tanpa dibarengi rasa sakit terlebih dahulu.Soni mulai mengerti maksud apa yang berusaha disampaikan oleh sang ibu. Dalam hati, ia akan berjanji bertahan sekuat tenaga menahan semua rintangan termasuk rasa rindunya untuk sementara waktu.Melihat Soni terdiam, membuat sang ibu berpikir kalau anaknya bisa mengambil makna apa yang tersirat."Ya sudah. Kalau begitu Ibu akan simpan uangnya. Kamu tidur udah malem. Pasti lelah setelah membantu Bapak seharian," ucap Ibu kemudian pergi meninggalkan kamarnya."Makasih
TEMEN TAPI DEMEN 22 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang ibu yang mendengar menjadi ikut tertawa. Akan tetapi hatinya merasakan iba melihat anaknya menjadi bahan ledekan oleh suami."Udah! Kayak enak kecil aja main ledekan. Ayah itu harusnya ngalah sama yang muda," ucap Ibu ikut menimpali."Dan kamu, Sha ... tidak semua pernikahan dinilai dari seberapa banyak mahar yang kamu dapat. Melainkan sebanyak apa usahanya untuk selalu bertanggung jawab akan kehidupanmu. Jadi jangan pernah merasa iri jika orang lain mendapat mahar yang sangat banyak. Karena bahagia itu datangnya dari hati," pesan Ibu kali ini membuat keduanya menjadi saling pandang.Ayah sangat memahami itu, meski dulu maharnya tidak banyak untuk Weni, tetapi ia kini mampu memberikan hidup yang sangat layak tanpa kekuarangan apa pun. Baik dari sandang, pangan, dan juga yang lainnya.
TEMEN TAPI DEMEN 23 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Tidak semua apa yang kita lihat itu adalah kebenaran. Bisa aja apa yang kita lihat adalah sebuah kesalahpahaman. Karena terkadang asumsi tanpa bukti akan selalu menjadi penyesalan dalam hati. Berbaik sangka itu sangat diperlukan. Jangan sampai hati menghitam karena selalu berburuk sangka. Akan tetapi, jika dalam kasus cemburu semua itu belum berlaku secara adil. Masih banyak emosi yang menutup mata batin itu sendiri. Hingga menyisakan satu amarah dalam dada yang entah kapan akan terpecah. Soni masih terus dibutakan oleh rasa cemburunya. Bahkan terlontar penyesalan dalam hatinnya tentang hubungan dengan Shasa yang kini mulai serius, tetapi ia dengan mudahnya pergi bersama lelaki lain. Padahal dirinya tengah bekerja keras untuk segera menghalal