TEMEN TAPI DEMEN 22 B
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Sang ibu yang mendengar menjadi ikut tertawa. Akan tetapi hatinya merasakan iba melihat anaknya menjadi bahan ledekan oleh suami.
"Udah! Kayak enak kecil aja main ledekan. Ayah itu harusnya ngalah sama yang muda," ucap Ibu ikut menimpali.
"Dan kamu, Sha ... tidak semua pernikahan dinilai dari seberapa banyak mahar yang kamu dapat. Melainkan sebanyak apa usahanya untuk selalu bertanggung jawab akan kehidupanmu. Jadi jangan pernah merasa iri jika orang lain mendapat mahar yang sangat banyak. Karena bahagia itu datangnya dari hati," pesan Ibu kali ini membuat keduanya menjadi saling pandang.
Ayah sangat memahami itu, meski dulu maharnya tidak banyak untuk Weni, tetapi ia kini mampu memberikan hidup yang sangat layak tanpa kekuarangan apa pun. Baik dari sandang, pangan, dan juga yang lainnya.<
TEMEN TAPI DEMEN 23 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Tidak semua apa yang kita lihat itu adalah kebenaran. Bisa aja apa yang kita lihat adalah sebuah kesalahpahaman. Karena terkadang asumsi tanpa bukti akan selalu menjadi penyesalan dalam hati. Berbaik sangka itu sangat diperlukan. Jangan sampai hati menghitam karena selalu berburuk sangka. Akan tetapi, jika dalam kasus cemburu semua itu belum berlaku secara adil. Masih banyak emosi yang menutup mata batin itu sendiri. Hingga menyisakan satu amarah dalam dada yang entah kapan akan terpecah. Soni masih terus dibutakan oleh rasa cemburunya. Bahkan terlontar penyesalan dalam hatinnya tentang hubungan dengan Shasa yang kini mulai serius, tetapi ia dengan mudahnya pergi bersama lelaki lain. Padahal dirinya tengah bekerja keras untuk segera menghalal
TEMEN TAPI DEMEN 23 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBukannya menjawab, Shasa justru malah menangis. Membuat sang ayah serba bingung."Lah ... lah ... kok malah nangis?" ucapnya sambil mengelus lembut rambut Shasa.Ingus yang keluar masuk menjadi pemandangan yang menjijikkan sekaligus terlihat lucu di mata sang ayah."Aku kangen sama Soni, Yah ... udah seminggu dia sama sekali gak kasih kabar. Terkahir pas malem habis acara keluarga. Hua ... hua ... Hua!" Shasa melanjutkan lagi tangisannya. Membuat ingus semakin banyak."Ya, elah. Gitu aja sampai kesenggol motor dan babak belur. Mewek pula! Kan tingal kirim pesan duluan bisa ...." jawab sang ayah yang terkesan meledek."Udah buruan ... sekali-kali tidak masalah kalau cewek dulu yang bilang kangen. Biasanya juga gak tahu malu. Ayah mau misahin tel
TEMEN TAPI DEMEN 24 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Menyadari kesalahan setelah membuatnya sakit bahkan menangis pasti akan meninggalkan rasa penyesalan yang teramat dalam. Terjebak oleh opini diri sendiri tanpa mau berusaha mendengar dari pihak lain memang menyiksa. Akan tetapi, tidak seharusnya mengucapkan kata yang membuat rasa sakitnya bertambah menjadi.Semarah apa pun janganlah sampai mengucapkan kata yang tidak sesuai dengan hatimu.Soni masih terguguk dengan kenyataan bahwa dirinya-lah yang telah melukai Shasa, bukan dia yang terluka."Shasa, Pak ... aku tadi mengirim pesan yang mungkin melukai hatinya. Rasanya tadi aku belum bisa mendamaikan hatiku sendiri. Setelah mengetahui kalau dia tidak senga
TEMEN TAPI DEMEN 24 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDalam hati Soni bersyukur selalu bisa melewati lagi rintangan yang menghadang. Meski harus tertatih dan tertawan rasa amarah, tetapi pada akhirnya ia bisa melawannya."Aku udah gak marah, Sha ...." jawab Soni sembari memegang jemarinya. Hingga membuat lengan Shasa bersentuhan dengan baju. Dan meninggalkan rasa perih."Aw ...!" Shasa merintih perih."Kenapa? Kena ya lukanya? Maaf ...."Soni melepaskan jemari yang terkuka lalu mengganti dengan jemari lain. Sepasang mata yang berhasil menghipnotis akalnya, ia tatap dengan penuh kasih."Sebagai permintaan maaf karena udah buat kamu nangis, nanti malam kita buat api unggun sama jagung bakar gimana? Mau kan? Sambil menikmati malam Minggu. Kencannya gak usah jauh-jauh. Cukup di rumah aja yang aman. Mau ka
TEMEN TAPI DEMEN 25 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Dalam setiap hubungan akan selalu menginginkan waktu berdua untuk pasangan. Baik untuk melepas rindu, atau pun hanya sekedar ingin memandang wajah sang kekasih. Menciptakan suasan romantis dengan segenap perasaan yang tercipta dari hati seorang puitis.Shasa ingin memiliki semua itu. Akan tetapi harus merelakan karena kemauan sang ibu yang ingin mengumpulkan keluarga. Memang benar, keluarga mereka jarang berkumpul karena kesibukan dan juga ketidaksempurnaan salah satu anggota keluarga.Ia menyadari, sekarang semua keluarga sedang berada di tingkat sempurna. Wajar kalau sang ibu ingin berkumpul bersama dalam acara kencan anak gadisnya. Sekaligus bisa buat antisipasi mereka tidak melakukan hal-hal yang diinginkan.Sang ibu m
TEMEN TAPI DEMEN 25 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraShasa memperhatikan Soni yang mulai sibuk dengan ponselnya. Tiba-tiba terdengar suara lagu yang sangat dikenalnya. Lagu ini masuk dalam favoritnya."Cek ... cek! Ehem ... malam ini aku ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk wanita yang selama ini menemani dalam berbagai keadaan. Baik saat masih temenan, hingga sekarang saling demenan," ujar Soni sambil menatap ke arah Shasa.Seulas senyum tipis tersungging di wajah manisnya. Tatapan Soni yang tepat ke arahnya membuat debar jantung semakin jumpalitan. Para orang tua pun menatapnya dengan senyum-senyum tak jelas.Hati mulai berdesir hebat tatkala Soni membuka mulutnya. Mencoba mengeluarkan suara nyanyian hatinya. Sementara satu tangannya bersembunyi di balik punggung.🎶Serapuh kelopak sang mawar
TEMEN TAPI DEMEN 26 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Memberikan seserahan memang haruslah sesuai dengan kemampuan sang pria. Apabila sang pria memberikan semua keinginan, berarti dia orang mampu. Akan tetapi, jika tidak sesuai, dan harus menikah dengan sangat sederhana janganlah berkecil hati. Karena tolak ukur bahagianya sebuah pernikahan bukan dari banyaknya seserahan dan mahar. Melainkan dari tanggung jawabnya memberikan kehidupan dan menuntun di jalan kebenaran.Setelah acara malam itu, Soni lebih sering memikirkan apa saja yang disukai oleh Shasa. Baik dari warna dan model baju yang ia suka. Akan tetapi, melihat kepribadiannya, ia lebih menyukai pakaian yang tidak terlalu ribet. Bahkan selama mengenalnya ia jarang sekali memakai perhiasan. Baru sekarang ini ia terlihat begitu menyukai memakai gelang pemberian dari ib
TEMEN TAPI DEMEN 26 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBegitu pun dengan Soni. Ia yang seharian rebahan karena pekerjaan yang baru saja usai menjadi tersenyum menatap ponselnya. Pesan dari temen sekaligus calon manten membuat senyumnya kian tertarik. Ia membalas dengan cepat pesannya supaya tidak menunggu.Soni[ Siang juga, Sayang ... lagi santai aja sih, kenapa? Mau ketemu? ]Belum semenit sudah datang pesan balasan.Shasa[ Iya, pengen ketemu. Eh, maksudnya Ayah yang mau ketemu, bukan aku. ]Halah. Soni tertawa bercampur kesal membaca pesan Shasa yang sok polos. Tinggal nulis pengen ketemu saja gengsi, pakai alibi ayahnya segala untuk berpura-pura. Soni pun mulai berpikir untuk sekalian mengerjai Shasa.Soni[ Ya udah kalau bukan kamu yang pengen ketemu. Lebi