TEMEN TAPI DEMEN 28 C
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Seperti malam ini, mereka akan selalu tersenyum bahkan tertawa dengan ponsel. Hanya lewat tulisan saja mereka bisa sebahagia itu. Apalagi nanti jika sudah hidup bersama menjadi pasangan. Pasti hidupnya akan lebih bahagia dengan saling bergandengan tangan meski banyak rintangan menghadang. Itu termasuk bagian dari doanya.
Senyum Shasa kian merekah mendapati banyak rayuan dalam ponselnya.
Soni
[ Malem, Sha ... cie ... yang sebulan lagi mau nikahan sama temen sendiri. ]
Seketika tawanya pecah digoda oleh calon suami sendiri. Bisa-bisanya ia bersikap demikian dengan calon istri. Kan jadinya gimana ....
Shasa pun tak mau kalah. Ia juga ingin menggoda prianya.
Shasa
[ Malem juga ... cie juga yang gak berani nembak temen,
TEMEN TAPI DEMEN 28 D Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bapaknya Soni-- Hadi sudah duduk berhadapan dengan Weni-- ibunya Shasa. Mungkin benaknya dipenuhi tanda tanya karena sepagi ini sudah bertamu. Ada rasa bersalah dan menyesal ketika akan mulai membuka percakapan. Sedangkan tatapan Weni begitu tajam ke arahnya. "Sebelumnya saya minta maaf karena datang terlalu pagi, Wen. Ada hal yang penting harus saya katakan dan diskusikan denganmu. Mengenai pernikahan anak kita," jelasnya dengan menatap wanita di depannya. Ada sorot bingung dan takut terpancar dari matanya. "Ten-- tang apa?" Weni-- ibunya Shasa sedikit gugup jika harus berdiskusi hal yang akan menyakiti anaknya. "Begini ... saudara Niar yang di desa sebelah mengalami kedukaan. Menurut kepercayaan desa, jika ada yang meninggal dalam keluarga dan saudara, maka pe
TEMEN TAPI DEMEN 29 AOleh: Kenong Auliya Zhafira Berhadapan dengan situasi yang tidak memiliki penengah memang harus bisa memikirkan ide atau rencana yang sebisa mungkin tidak menyakiti semua orang, terutama Soni dan Shasa.Hadi masih menatap Weni. Seakan sama-sama mencari persetujuan. Weni sebenarnya setuju saja, jika menyangkut kebahagiaan Shasa-- anak gadisnya."Bagaimana? Kalian setuju gak?" Hasan-- suami Weni mengulang lagi pertanyaannya.Tidak ada salahnya mengambil jalan ini jika demi kebahagiaan semua orang. Ia juga ingin Soni bahagia dengan segera menjadi pasangan Shasa yang sah. Agar terhindar dari zina."Baiklah. Saya setuju. Kalau begitu semuanya saya serahkan ke kalian. Nanti habis ini sekalian saya mampir ke rumah Pak Danu untuk minta bantuann
TEMEN TAPI DEMEN 29 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang ibu mendekati gadisnya. Mengusap lembut lengannya."Sayang ... gak usah sedih dong. Mau pakai baju kebaya Ibu gak? Ini saksi Ayah mengucap janji suci di hadapan Tuhan. Masih bagus, juga lumayan sesuai sama gayamu," tawar sang ibu sambil menyodorkan kebaya di depan Shasa.Seketika Shasa menatap kebaya bewarna putih tersebut. Kemudian menerimanya dengan ragu."Cobain dulu, pasti cantik," titah sang ibu.Karena Shasa sudah memakai dalaman lengkap, ia bisa leluasa mencoba kebaya tanpa harus malu. Pelan, kebaya tersebut berpindah dari tangan ke tubuhnya. Dan ternyata ... melekat sempurna di tubuh rampingnya. Seperti sudah diwariskan khusus untuknya.Sang ibu hampir menangis melihat Shasa memakai kebaya pernikahan. Entah kenapa ingatan
TEMEN TAPI DEMEN 29 COleh: Kenong Auliya ZhafiraAkan tetapi, ini lebih baik daripada harus menunggu lagi dan lagi setelah penantian panjang. Menatap sang pria yang kini berdiri di hadapan, itu sudah lebih dari cukup mengganti semua mimpi. Karena mimpi yang sesungguhnya adalah bisa hidup berdua sebagai pasangan bersama sang pria.Tarub dan pernak-perniknya kini tidak lagi utama.Soni yang merasa sedang diperhatikan menjadi heran. Ia mulai berpikir kalau Shasa ragu melakukan hal ini."Sha, kamu kenapa? Kok lihat aku begitu? Kamu ragu? Mumpung belum mulai, kamu masih bisa membatalkannya. Aku akan menerima kalau kamu belum siap," ucap Soni sambil menggenggam jemari wanitanya.Shasa menggeleng pelan. Bukan itu maksud tatapannya. "Enggak ... bukan itu. Aku gak ragu sama sekali. Aku justru ingin semua ini segera bera
TEMEN TAPI DEMEN 29 DOleh: Kenong Auliya ZhafiraSoni langsung menggoreskan jejak penanya dalam buku nikah. Kemudian dengan lantang membaca semua kewajiban dan haknya sebagai suami yang baik hingga selesai."Sekali lagi selamat menempuh hidup baru. Semoga sakinah, mawadah, warohmah," ucap pak penghulu lalu pergi meninggalkan ruangan.Om Hasan memeluk Soni dengan hangat. "Selamat, Son," bisiknya. Tangannya menepuk lembut punggung mantunya."Makasih, Om.""Jangan panggil, Om ... kan sudah jadi anak mantu. Panggil Ayah juga kaya Shasa," ucapnya lagi yang sukses membuat Soni gelagapan."I--iya ... A--ayah," jawab Soni terbata."Selamat, ya, Mbak Shasa ... akhirnya kalian naik level dari temen jadi manten," ucap Pak Danu sambil mengusap lengan Shasa."Ma
TEMEN TAPI DEMEN 30 A2 Last EpisodeOleh: Kenong Auliya Zhafira Takaran cemburu untuk pasangan yang masih pacaran dan sudah menikah hanya berbeda dalam penyampaiannya. Apabila masih pacaran kemungkinan besar hanya akan dipendam dengan marah yang tanpa sebab, berbeda jika sudah menikah. Kemungkinan akan diungkapkan dengan blak-blakkan dan terbuka.Shasa masih menatap Kayla dan Soni bergantian. Memang dari sorot matanya ada binar bahagia bertemu kembali dengan Kayla."Dia istrimu, Mas?" tanya Kayla sambil melihat Shasa dari ujung kepala hingga kaki."Mas ...? Dia memanggil Soni, Mas ...?" batin Shasa. Rasanya ingin tertawa dan juga memaki. Bagaimana tidak, dirinya saja yang dari dulu kenal sampai sekarang jadi pasangan tak pernah memanggil begitu.Soni terlihat tersenyum mendapati perta
TEMEN TAPI DEMEN 30 B 2 Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Haish! Awas kamu, Son! Bikin malu aja pakai ninggalin jejak merah," batin Shasa. Ia baru menyadari saat Soni mennyentuh jenjang lehernya lebih lama. Ternyata, oh, ternyata ia meninggalkan jejak. Ibu mertua yang sejak tadi diam mendengarkan sebenarnya ingin tertawa, tapi takut membuat mantunya lebih malu. Ia tahu rasanya digoda karena menjadi pengantin baru. Jadi lebih baik berpura-pura tidak melihat. "Kayla, lebih baik kkta cepat selesaikan semua ini. Biar semua bisa dibagi telat waktu," ucap Tante Niar yang kesannya mengalihkan topik utama. Ucapan Tante Niar langsung mendapat respon yang baik. Terbukti Kayla jadi tidak bertanya lebih detail. Mereka bertiga kembali fokus memasak. Hampir berjam-jam bergelut di dapur. Sampai akhirnya bisa se
TEMEN TAPI DEMEN 30 C 2 Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira Soni memilih ikut berlari kecil hingga sampai ke rumah. Napasnya lumayan ngos-ngosan karena sudah lama tidak berlari lagi. Sang bapak yang melihat mereka berdua berlari menjadi ingin tertawa. Kedekatan mereka benar-benar membawa aura yang berbeda di rumah. Kayla langsung menuju ke dapur mengambil air minum. Untuk membasahi dahaganya. Shasa melihat Kayla menjadi penasaran apa yang sedang ia lakukan. "Kay habis ngapain? Kok ngos-ngosan?" "Habis dikejar buaya." Kayla menjawab asal lalu meletakkan gelas di meja. Akan tetapi mengingat ucapan Soni kalau Rey teman Shasa, ia berbalik dan ingin bertanya tentangnya. "Mbak." "Iya. Kenapa?" "Mbak Shasa