Share

[044] Amarah Warga (2)

"Um ... permisi." Aku bersuara, berupaya untuk menepis semua rasa takut dan canggung.

Kuperhatikan semua orang yang berada di tempat ini. Mereka memiliki berbagai macam tatapan yang sebagian tidak kumengerti. Mereka bertanya-tanya dan ada juga yang menunggu sambil berkacak pinggang.

"Apa aku boleh mengutarakan pendapat?" tanyaku.

Kutatap pria berbadan kekar itu. Pria itu telah memberikanku kesempatan untuk dijadikan pusat perhatian.

'Sebenarnya, aku tidak suka menjadi pusat perhatian.'

Pria itu tak kunjung berkata. Ia bungkam sambil menatapku dengan sorot mata yang tajam–meskipun tatapan tajam itu tidak mengerikan jika dibandingkan dengan Ilkay.

"Apa aku boleh ke sana?"

Tanganku bergerak untuk menunjuk tempat yang dijadikan sebagai pusat perhatian dan hebatnya, tanpa perintah dari sang pria berbadan kekar itu, orang-orang yang ada di hadapanku menyingkir. Mereka memberikan jalan dengan tatapan mereka yang penuh dengan rasa penas

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status