Share

[046] Amarah Warga (4)

"Itu artinya kita sama saja dengan para bandit."

Kesimpulanku berhasil membuat mereka semua membungkam mulut. Orang-orang yang berada di dalam bar merasa terkejut. Sebagian tertegun dengan membuka mulut mereka dengan lebar, sebagian menutup mulut, dan sebagian lagi terkesiap.

Mereka terkejut akan kalimat sarkas yang ke luar dari mulut wanita yang terlihat anggun. Ya. Aku tidak peduli.

Kali ini, akan aku tunjukkan cara memenangkan perdebatan–adu argumen dengan para pengembara yang otaknya telah tercuci oleh mantan bandit tersebut.

"Itu tidak benar. Kita hanya–"

"Bukannya hidup kita telah makmur dengan pasokan yang diberikan dari istana?" tanyaku, seakan sedang menantang sang pria berbadan kekar dengan perang adu mulut.

Senyum terlukir di bibirku, membuat pria tersebut menelan air ludahnya yang terasa begitu kering.

Aku tahu dia tak bisa menjawab, pria kekar itu telah mengeluarkan desisan. Menahan rasa sakit hati karena kala

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status