“Eh! Kamu yang bener aja!” “Benar, Nona … sepertinya saya tahu dimana Chelsea, tapi … ini masih berdasarkan tebakan saya. Jika anda ingin menyusul, saya akan mengirimkan lokasinya. Saya sedang dalam perjalanan menuju kesana,” “Y – yah sudah, kirim sekarang,” “Baik, Nona.”Tepat pukul enam sore menjelang malam, tiba – tiba saja Michael menghubungi Angel. Dia mengatakan kalau dirinya mengetahui lokasi keberadaan Chelsea. “Ada apa, Ngel?” tanya Cassey, yang sejak dari tadi memperhatikan dan mendengarkan Angel. “Michael mengatakan kalau dia tahu, dimana Chelsea,” jawab Angel dengan sedikit terlihat santai. “Loh! Lalu bagaimana? Dimana dia sekarang, Ngel?” tanya Fanny, meneruskan perkataan Cassey. “Hmm …, ngga tahu. Michael akan mengirimkan lokasinya padaku, Cass,” kata Angel, masih terlihat santai. “Lalu? Mengapa kamu terlihat santai sekali, Ngel?” tanya Samuel dari arah depan. “Lah? Terus? Aku harus apa? Panik?” “Hah? Ya setidaknya bahagia begitu?” “L
“Eh, kamu serius … hmm, siapa tadi? Elena?” “Lah, iya dong, Tuan … malah saya juga sudah banyak berbicara dengannya tadi ….”William terkejut setengah mati, mendengar apa yang dikatakan Aaron. Akan tetapi, dia masih belum sepenuhnya percaya dan bertanya kembali pada Elena dan saat Elena mengiyakannya, “Sial! Kenapa kalian tidak bilang dari tadi!” bentak William. “Saya sudah berusaha memberitahu kamu sejak tadi William … tapi kalian malah asik berkenalan!” kesal Aaron. “Ck! Hmm … ba … hmm … bagaimana? Hmm … ah! Aaron, bagaimana kalau kamu perintahkan untuk membatalkan penerbangan pesawat itu?” “Hmm … sepertinya tidak bisa, Will. Kalau lima menit sebelum persiapan untuk lepas landas, kemungkinan bisa. Sepertinya, pesawat sudah siap – siap untuk lepas landas, atau mungkin sudah lepas landas …,” “Ck! Hissssh! Kemana rute penerbangannya!?” “Ve …,” “Eh, tunggu – tunggu! Sebenarnya ini ada apa sih!?”Sejak tadi, Sonia hanya diam sembari memandangi William dan Aaron
“Aaarrrggghhh, tolooong!” “Tolooong!” “Mohon perhatian, semuanya langsung berlari ke pintu darurat!” “Aaarrrgggh!” “Hmm?” Jegeeer! Duaaarrr! Bip … bip … bip … “Eh!? Ada apa ini!?”Suasana hening nan tenang diiringi suara tipis mesin pesawat dan cahaya yang sedikit redup, kiri berubah menjadi menegangkan dan memerah. Chelsea yang awalnya tengah tertidur dalam kondisi duduk, seketika terbangun dan melihat kalau semua orang sedang berlarian kesana – kemari dengan alarm bahaya berbunyi dan lampu berwarna merah berkedip beberapa kali, menandakan kalau kondisi pesawat sedang tidak baik – baik saja. “Eh, hmm … maaf, Nona, i – ini ada apa, ya?” tanya Chelsea, berdiri dari tempat duduknya dan menghentikan seorang wanita paruh baya yang tengah berlari kearahnya. “Baling – baling pesawat tersambar petir! Cepat selamatkan di …,” Duaaarrr!!! “Aaarrrggghhh!” “Aaarrrggghhh!” “Aaarrrggghhh!” “Hmm? Eh, Nona, anda kenapa?” “Eh? Ah, ng – nggak apa – apa, Nyo
“Huaaahh, hmm ….”Chelsea terbangun dari tidur karena sempat bermimpi aneh. Ia termenung sambil menatap kearah luar jendela tepat disampingnya, memandangi awan – awan. “Permisi, Nona …,”Ditengah renungan itu, tiba – tiba seorang pramugari menghampiri sembari membawa beberapa roti dan minuman yang diletakkan diatas tray. Spontan, Chelsea langsung berbalik dan langsung menyapa balik, “Iya, ada ap … eh, Lyodra!?” “Hmm? Iya, Nona? Kok …?”Graabb!!!Tanpa banyak berbicara, Chelsea langsung memeluk Pramugari itu dengan erat. Namun, si Pramugari itu terlihat kebingungan dan langsung mendorong pelan tubuh Chelsea, menjauh darinya. “Maaf, Nona, anda siapa!?” kesal Pramugari itu bertanya pada Chelsea. “Eh? Kamu tidak ingat padaku?” tanya Chelsea, terkejut mendengar perkataan Pramugari itu. “Maaf sekali lagi, Nona, saya tidak mengenal anda. Memangnya anda siapa, ya?” tanya Pramugari itu sambil mengernyitkan keningnya. “Ini aku, Lyodra … ini aku, Chelsea! Masa’ kamu tidak
“Yah, mungkin seperti itu kejadiannya dan …,” “Lyodra, ayo,” “Eh, iya. Hmm, Chel, aku pergi dulu ya. Lain kali, kita ngobrol lagi. Nomorku disimpan saja,” “Iya, Lyodra.”Tepat pada pukul Sembilan malam, si Pramugari itu dipanggil oleh salah seorang temannya. Baru bertemu beberapa menit setelah sekian tahun tidak bertemu, akhirnya mereka berpisah kembali. Lyodra yang merupakan seorang Pramugari pesawat itu ternyata sahabat Chelsea saat kecil. Chelsea bertemu dengan Lyodra, saat Lyodra bermain di salah sebuah taman bermain di Venezuela bersama dengan kedua orang tuanya. Saat itu, banyak sekali anak ditemani oleh orang tuanya tengah bermain di taman bermain itu. Namun, ada seorang anak perempuan kecil berpakaian sedikit kusam yang tengah berdiri sendiri diluar taman bermain. Ia sedang memperhatikan anak – anak lain yang sedang bermain disana dengan perasaan bahagia. Tiba – tiba, Lyodra kecil yang tengah bermain di sebuah ayunan seketika menghentikan ayunannya dan matanya tertuju
“Mohon maaf, Tuan dan Nona, kita telah tiba di bandara Venezuela.”Pukul Sembilan tiga puluh, pesawat yang ditumpangi Angel dan teman – temannya tiba di bandara Venezuela. Perlahan, Angel dan teman – temannya terbangun satu – persatu karena suara seorang Pramugara itu. “Huaaahhh … hmm, serius?” tanya Angel sambil menguap. “Iya, Nona. Kita baru saja tiba,” jawab Pramugara itu. “Huaaahhh … mataku baru saja terpejam, eh udah sampai saja! Terbang tiga puluh menit lagi ngga bisa? Kemana begitu? Aku masih ngantuk nih!” kesal Angel, sambil meregangkan tubuhnya. Sssrrrkkk! “Eh, tukang tidur! Kamu pikir pesawat ini apaan, hah! Mobil!? Ayo bangun, dasar pemalas!” bentak Cassey, menarik rambut Angel. “A – aduh! Sakit tahu! Iya – iya aku bangun, ah!” kesal Angel kesakitan.Dengan berat hati, Angel pun berdiri dari tempat duduknya dan perlahan berjalan keluar dari pesawat, diikuti oleh teman – temannya. Sssrrruuuppp! Fiuuuhh … “Wah, segar kali udaranya,” kata Fanny sambi
“Kak Angle tidak me …,” Grabbb! “Eh?!” “Ah, saya memilih untuk tetap tinggal, Ron. Masih ada beberapa urusan yang belum saya selesaikan, hehe …,” jawab William, sambil menutup mulut Sonia. “Hmm, begitu ya. Jadi, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Aaron. “Ini, pacarku ingin makan sesuatu katanya. Jadi kami ingin ke restoran terlebih dahulu dan setelah itu, kami akan kembali ke kantor,” jawab William dengan santai. “Ah, kebetulan sekali, saya juga ingin pergi ke restoran. Saya masih ada beberapa jam lagi untuk istirahat. Bolehkah saya bergabung?”Seketika William terdiam sejenak. Entah apa yang sedang dipikirkannya, tapi tiba – tiba perasaannya menjadi tidak enak setelah mendengar perkataan Aaron. Disatu sisi, William tidak ingin Aaron ikut bersama mereka saat itu. Akan tetapi, “Will, bagaimana?” “Ah, kamu ingin bergabung? Ya – yah sudah, ayo ….”Akhirnya William mengiyakan dan mengajak Aaron untuk bergabung. Ia pun melepaskan tangannya dari mulut Sonia, lal
“Eh – eh, apa – apaan nih!” “Hey, sialan! Apa maksudnya pake acara kabur – kaburan segala, hah!?” Sreeettt!Angel meluapkan kekesalannya saat itu. Ia menarik rambut orang yang baru saja menghampirinya dengan sekuat tenaga sambil menggoyang – goyangkannya. “A – aduh! Sa – sakit, Ngel, hahaha … o – oke, a – aku minta maaf …,” “Enak saja main minta maaf gitu aja! Buruan jelasin!” “Hahaha, a – aduh! I – iya, Ngel, aku jelasin. Lepasin dulu dong, shhh!” Puk! Tap … tap … tap … “Hey, Chelsea, sahabatku … jadi bagaimana? Kenapa kamu kabur dan … tau – tau sudah sampai di Venezuela, hah?”Fanny dan Cassey berjalan menghampiri wanita itu yang ternyata adalah Chelsea, lalu merangkulnya dan melontarkan pertanyaan dengan amarah yang sudah sangat memuncak, tersimpan dibalik senyum datar mereka. “Eitsss, tenang dulu dong, hehe. Jadi …,”Chelsea menceritakan awal mula dirinya yang kabur dari rumah Angel, karena Angel tak sengaja mengeluarkan perkataan yang kurang nyaman unt