Share

15

Arinda terus berlari sambil sesekali tangannya mengusap air yang gagal ia tahan agar tak keluar dari kedua matanya. Ia tak mempedulikan Arya yang memanggil-manggil sambil mengejarnya, juga tatapan heran dari orang-orang yang berlalu lalang. Kini ia hanya butuh ruang untuk menyendiri.

"Neng."

Tak ada sahutan, hanya isak tertahan yang keluar dari mulut Arinda sementara kedua kakinya tak lelah berlari hingga membawanya ke tempat tujuan : toilet.

Suara panggilan Arya tak terdengar lagi saat Arinda masuk ke ruangan yang di dalamnya terdapat beberapa bilik itu. Ia masuk ke salah satu bilik kemudian duduk di atas closet. Di sana ia menangis sepuasnya, sesunggukan. Ia tak peduli orang-orang yang ada di toilet mendengarnya.

Bayan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status