(PERTEMUAN KEMBALI)****Melihat Sierra murung sejak mengunjungi rumah kakak nya, pria dingin itu sedikit kasihan kepada gadis itu. Zucca melempar kertas dan jatuh di kaki Sierra, tanpa disuruh gadis itu memungut nya. Lalu, ia pun memberikan nya kembali ke pria dingin itu. "Ini, Tuan." Akan tetapi, dengan cepat Zucca menangkisnya. "Itu alamat kedua kakak mu! Simpan baik baik." Sierra mengernyitkan dahi nya, ia begitu heran kenapa Zucca bisa mendapatkan alamat kakaknya? Sedangkan, ia belum pernah menceritakan kepada laki laki itu tentang kejadian tempo hari. "Ada apa? Apa kau lupa cara nya berterima kasih?" ujar nya kembali. "Ah. Oh, iya. Sebelum nya, aku ucapkan terima kasih banyak, Tuan. Tapi—" "Besok kita kembali ke rumah sakit, jadwal penyuntikan hormon telah di tentukan. Jadi, sebaik nya kau jangan ceroboh! Jaga sikap mu saat berada di luar rumah ini. Apa kau mengerti?" Suara berat itu kembali terdengar, memotong ucapan gadis itu. Hanya anggukan yang diberikan oleh Sierra,
Bab 16Ryu terkekeh mendengar ucapan Sierra. Aneh memang. Apa dia tidak percaya kalau Sierra bisa membayar ongkos perjalanan? "Aku serius, ini aku sudah membawa uang." Sierra menyodorkan sepuluh lembaran uang kertas berwarna merah pada nya. Uang yang sebelum nya ia pinjam dari Cika. Sebenar nya, Zucca pernah memberikan uang bulanan pada gadis bermata bulat itu, namun Sierra telah memberikan seluruh uang nya untuk Selena. Ryu tertawa lebar. Lalu menghidupkan mesin mobil nya tanpa menghiraukan uang di tangan Sierra. Bagi Ryu, terus berada dekat dengan gadis idaman nya adalah waktu yang sangat ia nantikan. "Kenapa? Apa ini kurang? Memang nya, alamat itu jauh dari sini, ya?" todong Sierra lagi. Ryu menoleh lalu tersenyum. Sierra tidak membawa ponsel, tertinggal di sofa seperti nya. Jadi tidak bisa mengecek alamat pada laman internet. "Apa bosmu tau kalau kamu pergi?" Suara Ryu membuat Sierra yang mengantuk menjadi segar kembali. Wajah Zucca memenuhi benak nya. "Biarkan saja, aku
Dari dalam, Selena mengintip dari celah kecil dekat jendela nya. Hatinya semakin terbakar melihat adik nya berada di pelukan pria yang dia sukai. Tidak ada jawaban. Akhir nya dengan berat hati, Ryu mengajak Sierra untuk pulang. Dia juga menawarkan tempat tinggal untuk Sierra, karena tau dia sedang melarikan diri dari rumah nya._Mereka kembali masuk ke dalam mobil mewah itu, Sierra lebih banyak diam menatap kosong jalanan di depannya. Sesekali Ryu mencuri pandang kepadanya, mengajaknya bicara tetapi tetap saja gadis itu enggan menjawabnya."Kamu sudah makan belum?" Ryu bertanya kembali, tetapi Sierra malah menjawab lain."Semua salahku. Andai aku bisa membantu mereka membayar kontrakan, mungkin aja hari ini aku bisa bersama mereka." Suaranya terdengar begitu serak. "Sudahlah. Untuk sementara waktu, kamu tinggal di mansion milik ku aja, ya? Di sana hanya ada Bik Nani," ujar pria baik itu. "Aku memang tidak berguna sebagai adik." Sierra berkata kembali dengan lirih."Sudah. Jangan m
Selena mengumpat Sierra habis habisan. Tak lama dari kepergian Sierra, Seina pulang ke rumah dan heran melihat kakak nya marah marah. "Kakak kenapa?" Seina bertanya dengan raut heran. Dengan napas memburu, Selena menjawab nya dengan kasar. "Perempuan yang kamu anggap adik itu baru saja dari sini. Dasar perempuan murahan!" pekik nya. "Sierra? Bagai mana dia tau alamat kita? Terus, dia ke mana?" Rentetan pertanyaan lolos begitu saja dari mulut nya karena rasa penasaran yang begitu besar. Selena menatap tajam ke arah Seina, "Apa kamu masih menganggap dia keluarga, hah! Gara gara dia, kita jadi seperti ini!" "Kak! Cukup! Jangan selalu menyalahkan Sierra, dia tidak ada salah apa apa. Harus nya, kakak tanya diri kakak sendiri kenapa kita sampai terusir sejauh ini!" Seina mengambil kembali tasnya yang sebelum nya ia gantung di balik pintu, lalu keluar rumah entah ke mana. "Pergi kamu sekalian! Dasar brengsek kalian!" umpat Selena dari dalam. Seina sudah muak dengan sikap dan tingkah l
Sierra mengekor dari belakang, hati nya sedikit tenang saat mendengar kata kata pria itu yang begitu memperhatikan nya. Meski pun mereka baru satu minggu dekat, tetapi perasaan mereka seperti sudah mengenal lama. Di dalam mobil, Ryu tersenyum kecil melihat dari kaca spion yang ada di bagian luar mobil. Gadis itu sedang memandang ke arah nya dan menungguinya pergi tentu saja. Pria itu lantas menjadi semangat hari ini, setidaknya dia bisa merasakan kalau Sierra menganggap nya ada.Setelah Ryu benar benar menghilang di tikungan pagar, Sierra kembali ke dalam rumah. Perut nya sudah kenyang, tetapi masih ingin makan kembali. Kebetulan nasi goreng tadi masih ada, gadis itu langsung menuju ke meja makan. "Loh, Bik. Nasi goreng sisa tadi pagi, ke mana ya?" Sierra terkejut melihat meja makan terbuat dari batu marmer itu telah bersih. "Oh, bibik simpan di dapur, Non. Kirain sudah tidak mau makan lagi," jawab wanita tua itu. "Non Sierra mau makan lagi?" sambung nya lagi, Bik Nani terlihat her
Part 20_"Kamu jangan bertindak bodoh, Ryu! Jaga martabat keluarga kita. Kau bisa menjadi seperti sekarang ini, semua berkat siapa kalau bukan mereka!" Ucapan ayah nya kembali berdenging di telinga nya. Pria berambut abu abu itu menjadi serba salah, dia tidak ingin mengecewakan ayah nya, tetapi dia juga tidak bisa menahan perasaan nya yang semakin besar kepada Sierra Suelita. Dokter Brian Attala sudah berkali kali menyuruh anak nya untuk memulangkan Sierra Suelita ke rumah keluarga Gervaso, sebelum kedua orang tua dari Zucca itu kembali ke Indonesia. Akan tetapi, Ryu begitu berat melepaskan Sierra. Dia tidak ingin, lelaki berhati dingin itu menyakiti Sierra kembali._Perusahaan Huracán —anak perusahan dari Hugo Group— tak sengaja menjalin kerja sama dengan Edelsteen Group milik Ryu Jang Wook. Dua laki laki tampan itu akhir nya bertemu untuk membahas kerja sama yang akan mereka lakukan beberapa bulan kedepan nya. Zucca dan Ryu sama sama tidak tahu, jika mereka terhubung dengan sat
Bab 21_Zucca merasakan dada nya berdebar terus menerus, mungkin saja karena Sierra jatuh pingsan tadi.'Sial! Kenapa wajah perempuan kampung itu terus-terusan hadir!' umpat nya dalam hati. Steve memperhatikan bos muda nya itu dari kaca spion. Sejak bekerja dengan pria dingin itu, baru kali ini Steve melihat bos muda nya itu terlihat gusar. Sesekali dia mengusap kasar wajah nya. _Dokter Brian Attala segera menelepon anak nya untuk memberitahukan sesuatu yang baru saja terjadi. "Ryu, di mana kamu?" Suara Dokter Brian Attala langsung terdengar saat panggilan telepon nya terjawab. "Masih di mansion, Pa. Ada apa?" jawab Ryu Jang Wook santai."Dengar. Barusan ini, suami nya Sierra datang ke rumah. Apa dia mencurigai kamu?" "Tidak mungkin. Papa tenang aja, semua nya aman selama Papa tidak memberitahukan dia," kata Ryu sedikit menyindir ayah nya. "Kau ini! Sudah, biarkan Sierra kembali ke rumah nya. Dia itu masih istri orang, Ryu. Kau ini seperti tidak ada perempuan lain aja," ujar D
Bab 22(POV Selena dan Seina)Selepas pesta pernikahan Sierra, kedua kakak nya kembali ke kontrakan mereka dengan membawa beberapa menu pernikahan. Nyonya Yoana yang menyuruh pelayan nya untuk membungkuskan makanan yang masih layak tersebut untuk Selena dan Seina makan nanti. Gurame asam manis, sapi lada hitam, ayam goreng mentega, udang saus tiram, lobster lada hitam, beberapa buah buahan, dan aneka cemilan lain nya. Sedangkan menu Italia dan Eropa lain nya mereka memang tidak mau membawa nya.Pak Andy mengantar mereka sampai ke rumah. Sebelum berpisah, Selena dan Seina berpelukan dengan adik nya. Kini, adik nya telah mempunyai keluarga sendiri sekarang. Sebelum hari pernikahan, Nyonya Yoana telah memberi hadiah pelangkah untuk kedua kakak gadis itu. Satu set perhiasan bernilai 100 juta dan juga uang tunai sebesar lima puluh juta masing masing. "Jaga diri kalian, ya." Sierra tidak mampu lagi untuk menahan air mata nya. Tamu tamu undangan sudah mengosongkan ruangan, hanya ada mere