Share

Chapter 7

"Buruan bangun, betah amat di sana mas" kata Keyra sambil menyodorkan tangannya.

"Lu yang gak mau bantuin gue" kata Viki sambil menerima uluran dari Keyra.

"Lu yang gak tau diri, bangun sendiri kek. Lemah amat jadi cowok" kata Keyra dengan nada tak suka.

"Ini pertama kalinya gue ketemu sama elu kan? Tapi kenapa elu nyolot banget sama gue" kata Viki dengan nada tak suka.

"Karena elu nyusahin" kata Keyra dan mulai berjalan ke arah teras rumah orang sambil membopong tubuh berat Viki.

"Gue juga gak mau nyusahin" kata Viki dengan malas.

Dengan perlahan Keyra meletakkan Viki di lantai teras.

"Kenapa bisa jatuh?" tanya Keyra dengan datar sambil menatap ke arah Viki dengan malas.

"Mana gue tau, nasib mungkin" kata Viki dengan acuh.

"Buka jaket lu" kata Keyra dengan datar sambil mengambil tissue basah dari kantong bajunya.

Dengan perlahan Viki membuka jaketnya. Keyra yang melihat itu dengan enggan membantu Viki. Setelah jaket Viki terlepas dengan telaten Keyra membersihkan luka lecet yang ada di tubuh Viki. 

"Pelan-pelan woy!" kata Viki dengan nada suara sedikit keras.

"Udah paling pelan elah, tahan dikit. Cowok kok lembek" kata Keyra dengan malas dan masih lanjut mengobati luka di tubuh Viki.

"Lama-lama sikap lu mirip sama orang yang gue kenal" kata Viki dengan tiba-tiba dan berhasil membuat pergerakan tangan Keyra berhenti.

"Siapa?" tanya Keyra sambil menatap Viki dengan raut wajah datar.

"Orang yang dulu paling gue gak suka, setiap kali gue lihat dia kayak ada rasa jijik tersendiri dan sekarang gue ngerasa kesel sendiri sama diri gue" kata Viki dan menghindari kontak mata dengan Keyra.

"Lah? Kenapa lu jijik sama diri lu sendiri?" tanya Keyra dengan tangan yang kembali membersihkan luka di tubuh Viki.

"Karena gue terlalu bodoh, gampang percaya sama omongan orang. Kalau aja gue bisa, gue mau minta maaf sama dia dan jadi temennya" kata Viki dengan sedih.

"Ya tinggal minta maafkan? Gitu aja di buat susah" kata Keyra dengan santai.

"Sayangnya dia udah meninggal sebelum gue minta maaf, semoga aja dia mau maafin kesalahan gue" kata Viki dengan tatapan penuh sesal.

"Kayaknya dia belum maafin elu" kata Keyra dengan santai.

'Sampai sekarang gue masih kesel sama elu ogeb' batin Keyra dengan kesal.

"Tau dari mana elu, gak usah sok tau lu" kata Viki dengan nada suara kesal.

"Yah, gue cuma nebak aja sih" kata Keyra dengan tenang.

"Udah selesai" kata Keyra dan bangkit dari duduknya.

"Lain kali hati-hati" kata Keyra dan ingin berjalan meninggalkan Viki sendirian.

"Mau ke mana lu?" tanya Viki dan berusaha bangun dari duduknya.

"Cari kerja" kata Keyra dengan lesu.

"Cari kerja?" gumang Viki dengan nada bertanya.

"Gue pergi dulu, bye" kata Keyra dan berjalan menjauh dari Viki.

"Kalau lu butuh kerja gue bisa bantu. Angep aja sebagai ucapan terimakasih gue" kata Viki dengan senyum manisnya.

"Yakin lu? Tapi gue kuliah" kata Keyra dengan nada cukup pelan.

"Itu bisa di atur. Besok lu ke alamat ini" kata Viki sambil menyerahkan kertas kepada Keyra.

"Beneran nih?" tanya Keyra dengan nada tak percaya.

"Hm, setelah pulang kuliah lu ke alamat itu. Bye" kata Viki dan berjalan menuju ke motornya berada.

Sepeninggalan Viki, Keyra sangat senang karena akhirnya dia mendapat pekerjaan.

"Senengnya, mungkin gue bisa maafin elu" kata Keyra dengan senyum bahagia.

"Kayaknya udah banyak berubah setelah kejadian itu" gumangnya sambil menatap langit sore.

"Entahlah, bukan urusan gue juga" kata Keyra dan berjalan kembali meninggalkan tempatnya berdiri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status