"Gue emang gak bisa mindahin cafe ini ke pusat kota tapi gue bisa mindahin lu dari alam dunia ke alam akhirat" kata Keyra dengan kesal.
"Emang lu bisa?" tanya Bara dengan senyum remeh.
"Mau gue buktiin?" kata Keyra sambil menatap kesal ke arah Bara.
"Udah elah, malah berantem" kata Viki dengan nada suara malas.
"Dia yang mulai duluan" kata Keyra dengan kesal dan mengalihkan pandangannya dari Bara.
"Gue gak butuh karyawan yang baperan" kata Bara dengan datar dan berjalan meninggalkan Viki dan Keyra dengan raut wajah cengoh.
"Lah ngambek kek perawan" kata Keyra dengan nada suara cukup keras dan berhasil membuat Bara menghentikan langkahnya.
"Bilang apa lu tadi?" kata Bara dengan raut wajah datar.
"Ngambekan kek perawan kurang asupan" kata Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Bara dengan tatapan menantang.
Bara yang di tatap seperti itu hanya berdiam diri di tempat sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata yang suli
Keyra melakukan pekerjaannya dengan senyum senang dan bahagia. Di dalam kesibukannya tiba-tiba dering ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.“Bang Dimas?” gumang Keyra saat melihat nama sang penelefon. Setelah itu dengan gerakan tenang Keyra mengangkat panggilan tadi.‘Halo dek’ kata Dimas dengan nada judes.“Iya, ada apa bang?” tanya Keyra dengan polosnya.‘Ada apa lu bilang? Bagus ya, baru juga sehari di sana udah lupa sama yang di rumah!’ kata Dimas dengan kesal.“Hehe, maap atuh bang, nama juga lupa” kata Keyra dengan sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.‘Mana ada lupa sampek satu hari hah?!’ kata Dimas dengan nada tak santai.“Gini loh bang, dari kemarin Keyra sibuk beres-beres sama cari kerja. Sampai lupa ngabarin” kata Keyra mencoba menjelaskan kepada Dimas.‘Nyusahin gue lu. Lu tau gak, dari kemarin ibu neror gue b
Dengan kesal Keyra duduk di bangku samping Bara dan Devan. Ada rasa canggung saat dia duduk di situ, rasanya ingin cepat-cepat pergi dari sana. Mencoba untuk mencari kesibukan Keyra mulai fokus ke ponselnya.“Udah makan?” tanya Bara sambil menatap ke arah Keyra.“Udah” balas Keyra dengan bingung.“Ya udah” kata Bara dan kembali fokus ke teman-temannya.“Oh iya, lu belum tau kita siapa ya?” kata Fito dengan senyum manisnya.‘Udah tau gue’ batin Keyra dengan malas.“Nama gue Fito yang ada di samping kiri lu Devan dan yang sampingnya Devan itu David” kata Fito mulai memperkenalkan diri mereka.“Halo gue Keyra” balas Keyra dengan senyum canggung.“Umur lu berapa?” tanya Fito mulai mencairkan suasana.“Kalau gak salah 20 tahun” kata Keyra dengan tak yakin.“Gue kira 18 tahun” balas Viki dengan nada ta
Di depan cafe Keyra mulai bisa mengambil nafas lega, seperti tahanan yang baru terbebas dari penjara. Devan yang melihat gerak gerik Keyra dari belakang sedikit mengerutkan dahinya.‘Gue masih gak paham sama situasi sekarang. Apa yang gue lewati setelah kembali ke tubuh gue? Kenapa banyak yang berubah?’ batin Keyra dengan heran.“Lu kenapa?” tanya Devan dengan heran.“Emang gue kenapa?” tanya Keyra balik.“Gerak gerik lu kayak tahanan baru keluar dari penjara” kata Devan dengan datar.“Ah, mungkin gue lega karena bisa pulang” kata Keyra dengan tenang.“Oh” balas Devan dan ingin berjalan meninggalkan Keyra sendiri tapi terhenti karena panggilan seseorang.“Devan” panggil Keyra dengan ragu.“Apa?” balas Devan dengan datar.“Emm, gue mau tanya sama elu” kata Keyra sambil menatap ke arah Devan.“Apa?&rdquo
Di salah satu lorong universitas A terlihat seorang gadis sedang berjalan dengan raut wajah bahagia.“Akhirnya gue bisa jadi mahasiswi di sini” gumang Keyra dengan nada suara bahagia.“Senangnya hati ini” kata Keyra dengan senyum manisnya.‘Udah lama gak ngerasain suasana kayak gini’ batin Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah aula kampus berada. Di sepanjang lorong aula kampus tak banyak mahasiswa yang berlalu lalang hanya beberapa mahasiswa yang berkepentingan.Saat ini Keyra sedang menikmati suasana kampus sambil mengenang masa-masa sekolahnya dulu.Di lain sisi.Saat ini Arka sedang sibuk menyiapkan semuanya. Sebagai ketua grup pekerjaannya cukup banyak. Dia sudah berada di kampus dari pukul 6 pagi tadi.Dengan langkah santai Arka berjalan ke arah aula kampus sambil membaca laporan yang ada di tangannya. Dia juga tak tahu bagaimana ca
Sudah hampir satu jam semenjak acara penyambutan mahasiswa/i baru di mulai. Di sepanjang acara, Keyra memperhatikan dengan malas dan acuh. Sebenarnya dia sudah cukup malas mendengar pidato dari beberapa orang di depan. Dia berharap acara ini segera berakhir.‘Nih beo satu juga gak bisa diem dari tadi’ batin Keyra yang sudah merasa malas dengan suara bising dari Ami.“Acara selanjutnya penyambutan dari mahasiswa yang mendapatkan nilai terbaik di semester ini, dipersilahkan kepada ananda Arka untuk menaiki podium” kata sang pembawa acara dengan bahagia.“Arka?” gumang Keyra dengan raut wajah sedikit terkejut.‘Gak mungkin orang yang samakan?’ batin Keyra dengan cemas.“Kamu kenal Key?” tanya Ami dengan heran.“Enggak” balas Keyra dengan santai.Arka mulai berjalan menuju podium dengan raut wajah datar dan anehnya itu yang membuat beberapa kaum Hawa berisik.
Keyra masih berdiam diri di tempat karena merasakan sakit di dahinya.“Isshh, sakit jidat gue” gumang Keyra sambil mengelus dahinya.“Lu gak apa-apa?” tanya orang tadi dengan nada sedikit cemas.“Hm, gue gak apa-apa” kata Keyra dengan senyum manisnya.‘Tapi jidat gue yang kenapa-napa’ lanjut Keyra di dalam hatinya dengan perasaan kesal.“Kalau lu baik-baik aja, gue cabut dulu” kata cowok tadi dengan datar dan berlalu pergi begitu saja.“Lah?” kejut Keyra sambil menatap tak percaya ke arah cowok tadi.“Ck! Siapa sih tuh orang?” kata Keyra dan kembali berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan.>》CafeSaat ini Keyra sedang membersihkan meja yang ada di Cafe tempatnya bekerja. Keyra melakukan pekerjaannya dengan raut wajah bahagia dan semangat. Saat sibuk membersihkan meja tiba-tiba pintu Cafe terbuka.“Selamat datang di Cafe...
Sudah hampir dua minggu Keyra hidup di Jakarta dan sejauh ini tak ada masalah yang menimpa dirinya. Hari-harinya di habiskan dengan belajar dan bekerja. Hubungannya dengan Bara dan kawan-kawan juga semakin baik tapi ada saja yang tak suka dengan kehadiran Keyra di tengah-tengah mereka, siapa lagi kalau bukan Natasya. Setiap hari pasti ada masanya di mana Natasya buat Keyra kesusahan dan saat itulah Viki datang untuk membantu. Dalam waktu dua minggu juga Keyra sering bertemu dengan Arka tapi hanya sebatas bertatap tidak lebih.Saat ini Keyra sedang sibuk menyalin catatan di kelasnya. Di dalam kelas masih ada beberapa orang dan yang lainnya sudah hilang mencari makan.“Masih lama?” tanya Ami sambil menatap Keyra dengan lesu.“Sebentar lagi, duluan aja kalau udah lapar” kata Keyra tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya.“Nungguin kamu sekalian aja, sebentar lagi kamu selesai” kata Ami dengan nada suara lirih dan kemba
Jam menunjukkan pukul 21.10 dan saat ini Keyra sudah di dalam perjalanan pulang. Keyra berjalan dengan tenang menuju asrama, dia memutuskan untuk berjalan kaki untuk menghemat pengeluaran uang. Sudah cukup jauh Keyra berjalan dan sepanjang jalan masih banyak pengendara motor berlalu lalang.Saat Keyra akan menyeberang ke jalan depannya, tanpa bisa di hindari ada pengendara motor yang melajukan kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata ke arahnya. Dengan raut wajah terkejut, Keyra masih diam di tempat seperti menunggu ajalnya datang.Pengendara motor tadi mengerem kendaraannya dengan tiba-tiba. Jika dia tak pandai mengendalikan motornya mungkin akan ada kecelakaan di sana, tapi tetap saja dia jatuh di atas aspal dengan tak berkarisma.Pengendara motor tadi mulai bangkit dari aspal dan dengan perlahan membuka helm yang menutupi wajahnya. Saat helm itu terlepas, terlihat wajah yang penuh akan lebam, bukan lebam karena jatuh tapi seperti lepas kena pukul. Deng