“Kalau bukan kamu lalu siapa yang ada di dalam foto itu?” tanya sang Rektor dengan raut wajah tak percaya dan senyum remeh.
“Tapi ini benar bukan saya, saya tak pernah melakukan ini semua. Apa lagi membeli kisi-kisi ujian akhir semester atau menyogok karyawan. Bapak tahu sendiri saya anak beasiswa hidup saja pas-pasan uang dari mana saya untuk melakukan itu semua?” tanya Keyra dengan raut wajah serius dan nada suara meyakinkan. Tapi beberapa orang masih menatap rendah ke arah Keyra dan memasang wajah datar.
“Bukti sudah ada dan kamu ingin mengelak?” tanya sang Dekan dengan raut wajah datar.
“Tapi ini benar-benar bukan saya pak” ucap Keyra dengan frustrasi.
“Jika itu benar bukan kamu apa kamu punya bukti untuk membuktikan semua ucapanmu?” tanya sang Dekan yang lainnya dengan datar.
“Saya belum punya bukti tapi beri saya waktu untuk membuktikannya” ucap Keyra dengan raut wajah ya
Keyra terus berjalan dengan lesu menuju ke asramanya, karena fitnah itu dia tak di perbolehkan ikut ujian akhir semester. Di sepanjang koridor ada banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan mencemoh dan merendahkan.“Lihat tuh, cewek beasiswa yang curang!” ucap salah satu dari mereka sambil menatap ke arah Keyra dengan tatapan merendahkan.“Wah wah wah, gak ada rasa malu!” ucap yang lainnya dengan nada dan raut wajah jijik.“Diem kalau gak tau apa-apa!” ucap Keyra dengan nada suara geram.“Cih! Anak beasiswa yang sok berkuasa!” ucap salah satu di antara mereka dengan senyum mengejek dan nada suara tak suka.“Pergi lu!” kata yang lain sambil melemparkan bola kertas ke arah Keyra, bahkan ada yang melemparkan tomat busuk dan beberapa sayuran busuk ke arah.Keyra yang melihat itu hanya bisa diam dan melindungi wajahnya dari lemparan mereka. Bajunya yang tadi bersih menjadi kotor
Sedangkan Arka dan Satria yang mendengar ucapan Bima barusan mulai mengerutkan dahinya bingung.“Abang?” gumang Satria sambil menatap ke arah Bima dengan raut wajah rumit.“Tunggu pembalasan dari keluarga Aditama karena kalian sudah lancang menyentuh permata kecil kami” ucap Bima dengan datar dan berlalu dari sana bersama Keyra yang sudah di gendongannya.Beberapa mahasiswa yang mendengar ucapan Bima tadi mulai menegang dan sangat menyesali perbuatan mereka. Karena perbuatan ceroboh mereka membawa kehancuran untuk masa depan mereka.Sedangkan Arka dan Satria masih diam di tempat sambil mencerna semua kejadian barusan. Mereka masih loading dengan ucapan Bima barusan.“Dia adik bang Bima yang hilang? Keyra adik bang Bima yang selama ini di cari?” ucap Satria dengan raut wajah linglung.Berbeda dengan Arka, dia malah menampilkan raut wajah senang dan bahagia? Entah apa alasannya yang membuat dia memasang raut
Tubuh Keyra saat ini sedang di baringkan di atas kasur dengan hati-hati, entah karena lelah atau dia ‘nya yang kebo sampai tidak terbangun dengan pergerakan atau suara apa pun. “Kamu keluar gih, Mama mau ganti baju adik mu dulu” ucap Mama Bima mengusir sang anak.“Mama ngusir Bima?” tanya Bima dengan raut wajah mendelik tak percaya.“Terus kamu mau di sini hah? Mau lihat adikmu ganti baju?” tanya sang Mama dengan raut wajah menahan geram.“Bangun ‘in aja, apa susahnya?” ucap Bima dengan malas dan duduk di meja belajar dengan tenang tak memedulikan tatapan nyalang dari sang Mama.“Ck, punya anak laki satu, di atur susahnya minta ampun” dumel Mama Bima dan berjalan ke arah Keyra berada.“Sayang...” ucap Bu Mila sambil menepuk pelan pipi Keyra.“Anak Mama, bangun yuk” ucap Bu Mila kembali saat tak mendapatkan respons dari Keyra.
Malam harinya, saat ini mereka sudah berkumpul di meja makan. Keyra sudah tahu akan satu fakta, bahwa mereka adalah keluarga kandungnya. Awalnya dia tak percaya dan menatap mereka dengan kecurigaan tapi semua kecurigaan itu lenyap saat melihat hasil tes DNA yang di berikan oleh Pak Bram. Hasilnya membuat Keyra terkejut yaitu 99% darahnya ada kecocokan dengan pak Bram.Saat Keyra masih tak percaya jika dia sekarang sudah berkumpul dengan keluarga, seperti kejadian hari adalah sebuah mimpi indah untuknya.‘Jika ini mimpi tolong biarkan aku tidur lebih lama tuhan’ batin Keyra sambil menunduk sedih, dia sedih jika besok saat dia bangun dari tidur semuanya kembali seperti dulu. Seorang Keyra yang tak memiliki keluarga, seorang Keyra yang menjalani kehidupannya sendirian tanpa ada dukungan keluarganya sendiri.“Sayang” panggil Bu Mila sambil mengelus rambut Keyra sayang.Keyra yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Mamanya sedikit t
Bima berjalan menuju ke kamarnya dengan langkah pelan, langkahnya terhenti di depan pintu samping kamarnya. Dengan perlahan Bima membuka pintu kamar Keyra dan menatap ke penjuru kamar tapi tak menemukan sosok yang dia cari.“Dek” panggil Bima sambil berjalan memasuki kamar.“Adek!” panggilnya lagi saat tak mendapatkan balasan dari sang adik dengan langkah panik Bima berniat ke kamar mandi untuk mengecek tapi belum sampai di kamar mandi langkahnya sudah terhenti saat melihat sosok yang dia cari. Bima berjalan mendekati sosok Keyra yang duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya dengan tangan di bawah paha.“Dek” panggil Bima sambil menyentuh bahu Keyra.Keyra yang tadinya melamun mulai tersentak kaget saat merasakan tangan menyentuh bahunya.“Iya?” ucap Keyra sambil menatap ke arah Bima dengan raut wajah terkejut.“Mikirin apa?” tanya Bima sambil duduk di samping Keyra. Bima menatap
Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian rapi. Hari ini dia berangkat bersama Bima, dia sudah menyiapkan mental dan telinga untuk menerima semua ucapan dari para Mahasiswi untuk dirinya.Keyra turun ke bawah dengan langkah ringan dan senyum yang senantiasa mengembang di bibirnya.“Selamat pagi” sapa Keyra dengan senyum yang masih belum luntur dari tempatnya“Pagi” balas Papa dan abangnya dengan raut wajah datar setelah itu kembali ke kesibukan mereka masing-masing. Sedangkan Mamanya sedang memasak di dapur bersama beberapa pembantu di rumahnya.“Udah bangun kamu dek?” ucap Mamanya basa basi dengan senyum manisnya.“Iya Mah” balas Keyra dengan senyum mengembang.Setelah itu makanan di tata dengan rapi di atas meja. Mereka mulai makan tanpa ada percakapan, hanya ada dentingan sendok yang sedang beradu dengan piring. Beberapa menit kemudian mereka sudah selesai semua. Keyra dan Bima berdiri
Sesampainya di kampus, banyak pasang mata yang menatap ke arah Bima dan Keyra berada. Mereka menatap ke arah Keyra dengan raut wajah bingung dan heran.“Bang gue langsung ke kelas” ucap Keyra sambil menyerahkan helmnya ke arah Bima.“Hm, hati-hati” ucap Bima dengan raut wajah datar.“Oke, Bye bang” ucap Keyra dan berjalan menjauh dari tempat Bima berada.Keyra mulai berjalan menyusuri koridor Fakultas Ekonomi, sedangkan Fakultas Kedokteran ada di belakang Fakultas Ekonomi.Keyra terus berjalan hingga ada sesuatu yang mengenai punggungnya. Dengan sinis Keyra menatap ke arah orang tadi.“Wah, siapa nih yang jalan di koridor Fakultas Ekonomi?!” ucap Amerta dengan nada suara keras dan itu berhasil menarik perhatian beberapa Mahasiswa/i.“OMG! Si bikin contekan ternyata!” lanjut Amerta dengan raut wajah di buat-buat terkejut. Keyra yang menjadi tokoh utama dan menjadi bahan bisika
Di sinilah mereka sekarang, di salah satu meja kantin dengan tawa bahagia keluar dari Ami dan senyum geli dari Keyra.“Sumpah miris gue sama diri gue sendiri” ucap Ami sambil mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya.“Eh, lu tau gak Key-“ ucap Ami yang di potong oleh Keyra dengan tak elitnya.“Enggak” ucap Keyra dengan tenang sambil meminum jus alpukatnya dengan tenang.“Gue belum selesai ngomong BTW” ucap Ami dengan raut wajah malas menatap ke arah Keyra.“Belum? Ya udah lanjutin” ucap Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Ami tanpa dosa.“Mau gue buang lu ke sungai Ciliwung, kalau gak ke rawa-rawa?” ucap Ami dengan raut wajah menahan geram.“Inget orang sabar di suka sama orang ganteng” ucap Keyra dengan santai dan menatap ke arah pintu masuk kantin. Ada kerutan bingung di dahinya saat melihat sosok di ambang pintu dengan aura seram.