Tubuh Keyra saat ini sedang di baringkan di atas kasur dengan hati-hati, entah karena lelah atau dia ‘nya yang kebo sampai tidak terbangun dengan pergerakan atau suara apa pun.
“Kamu keluar gih, Mama mau ganti baju adik mu dulu” ucap Mama Bima mengusir sang anak.
“Mama ngusir Bima?” tanya Bima dengan raut wajah mendelik tak percaya.
“Terus kamu mau di sini hah? Mau lihat adikmu ganti baju?” tanya sang Mama dengan raut wajah menahan geram.
“Bangun ‘in aja, apa susahnya?” ucap Bima dengan malas dan duduk di meja belajar dengan tenang tak memedulikan tatapan nyalang dari sang Mama.
“Ck, punya anak laki satu, di atur susahnya minta ampun” dumel Mama Bima dan berjalan ke arah Keyra berada.
“Sayang...” ucap Bu Mila sambil menepuk pelan pipi Keyra.
“Anak Mama, bangun yuk” ucap Bu Mila kembali saat tak mendapatkan respons dari Keyra.
Malam harinya, saat ini mereka sudah berkumpul di meja makan. Keyra sudah tahu akan satu fakta, bahwa mereka adalah keluarga kandungnya. Awalnya dia tak percaya dan menatap mereka dengan kecurigaan tapi semua kecurigaan itu lenyap saat melihat hasil tes DNA yang di berikan oleh Pak Bram. Hasilnya membuat Keyra terkejut yaitu 99% darahnya ada kecocokan dengan pak Bram.Saat Keyra masih tak percaya jika dia sekarang sudah berkumpul dengan keluarga, seperti kejadian hari adalah sebuah mimpi indah untuknya.‘Jika ini mimpi tolong biarkan aku tidur lebih lama tuhan’ batin Keyra sambil menunduk sedih, dia sedih jika besok saat dia bangun dari tidur semuanya kembali seperti dulu. Seorang Keyra yang tak memiliki keluarga, seorang Keyra yang menjalani kehidupannya sendirian tanpa ada dukungan keluarganya sendiri.“Sayang” panggil Bu Mila sambil mengelus rambut Keyra sayang.Keyra yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Mamanya sedikit t
Bima berjalan menuju ke kamarnya dengan langkah pelan, langkahnya terhenti di depan pintu samping kamarnya. Dengan perlahan Bima membuka pintu kamar Keyra dan menatap ke penjuru kamar tapi tak menemukan sosok yang dia cari.“Dek” panggil Bima sambil berjalan memasuki kamar.“Adek!” panggilnya lagi saat tak mendapatkan balasan dari sang adik dengan langkah panik Bima berniat ke kamar mandi untuk mengecek tapi belum sampai di kamar mandi langkahnya sudah terhenti saat melihat sosok yang dia cari. Bima berjalan mendekati sosok Keyra yang duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya dengan tangan di bawah paha.“Dek” panggil Bima sambil menyentuh bahu Keyra.Keyra yang tadinya melamun mulai tersentak kaget saat merasakan tangan menyentuh bahunya.“Iya?” ucap Keyra sambil menatap ke arah Bima dengan raut wajah terkejut.“Mikirin apa?” tanya Bima sambil duduk di samping Keyra. Bima menatap
Pagi harinya Keyra sudah bersiap dengan pakaian rapi. Hari ini dia berangkat bersama Bima, dia sudah menyiapkan mental dan telinga untuk menerima semua ucapan dari para Mahasiswi untuk dirinya.Keyra turun ke bawah dengan langkah ringan dan senyum yang senantiasa mengembang di bibirnya.“Selamat pagi” sapa Keyra dengan senyum yang masih belum luntur dari tempatnya“Pagi” balas Papa dan abangnya dengan raut wajah datar setelah itu kembali ke kesibukan mereka masing-masing. Sedangkan Mamanya sedang memasak di dapur bersama beberapa pembantu di rumahnya.“Udah bangun kamu dek?” ucap Mamanya basa basi dengan senyum manisnya.“Iya Mah” balas Keyra dengan senyum mengembang.Setelah itu makanan di tata dengan rapi di atas meja. Mereka mulai makan tanpa ada percakapan, hanya ada dentingan sendok yang sedang beradu dengan piring. Beberapa menit kemudian mereka sudah selesai semua. Keyra dan Bima berdiri
Sesampainya di kampus, banyak pasang mata yang menatap ke arah Bima dan Keyra berada. Mereka menatap ke arah Keyra dengan raut wajah bingung dan heran.“Bang gue langsung ke kelas” ucap Keyra sambil menyerahkan helmnya ke arah Bima.“Hm, hati-hati” ucap Bima dengan raut wajah datar.“Oke, Bye bang” ucap Keyra dan berjalan menjauh dari tempat Bima berada.Keyra mulai berjalan menyusuri koridor Fakultas Ekonomi, sedangkan Fakultas Kedokteran ada di belakang Fakultas Ekonomi.Keyra terus berjalan hingga ada sesuatu yang mengenai punggungnya. Dengan sinis Keyra menatap ke arah orang tadi.“Wah, siapa nih yang jalan di koridor Fakultas Ekonomi?!” ucap Amerta dengan nada suara keras dan itu berhasil menarik perhatian beberapa Mahasiswa/i.“OMG! Si bikin contekan ternyata!” lanjut Amerta dengan raut wajah di buat-buat terkejut. Keyra yang menjadi tokoh utama dan menjadi bahan bisika
Di sinilah mereka sekarang, di salah satu meja kantin dengan tawa bahagia keluar dari Ami dan senyum geli dari Keyra.“Sumpah miris gue sama diri gue sendiri” ucap Ami sambil mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya.“Eh, lu tau gak Key-“ ucap Ami yang di potong oleh Keyra dengan tak elitnya.“Enggak” ucap Keyra dengan tenang sambil meminum jus alpukatnya dengan tenang.“Gue belum selesai ngomong BTW” ucap Ami dengan raut wajah malas menatap ke arah Keyra.“Belum? Ya udah lanjutin” ucap Keyra dengan tenang dan menatap ke arah Ami tanpa dosa.“Mau gue buang lu ke sungai Ciliwung, kalau gak ke rawa-rawa?” ucap Ami dengan raut wajah menahan geram.“Inget orang sabar di suka sama orang ganteng” ucap Keyra dengan santai dan menatap ke arah pintu masuk kantin. Ada kerutan bingung di dahinya saat melihat sosok di ambang pintu dengan aura seram.
Keyra berjalan tak tentu arah, dia hanya mengikuti langkah kakinya yang entah membawanya ke mana. Suasana hatinya sedikit berubah, sekarang dia sudah mulai rileks.Keyra terus berjalan hingga langkahnya terhenti saat melihat kejadian tak terduga di depannya.Di depannya ada seorang ibu-ibu di serempet oleh pengendara motor yang ugal-ugalan. Ibu tadi terjatuh di atas aspal dengan cukup keras. Dengan langkah lebar Keyra berjalan ke arah sosok tadi dengan perasaan sedikit khawatir.“Ibu gak apa-apa?” tanya Keyra sambil menyamakan posisi mereka.“Ibu gak apa-apa” ucap orang tadi dengan nada suara lembut sambil membersihkan telapak tangannya yang kotor. Dengan perlahan sosok tadi menatap ke arah keyra.DegDetak jantung Keyra berdebar tak tentu saat melihat wajah sosok yang ada di depannya.Sosok yang dulu pernah menyandang sebagai ibu untuknya, sosok yang selalu berwibawa dan tegas. Dan saat ini dia hampir ta
“Mama?” panggil seorang pemuda dengan raut wajah terkejut.“Bara” ucap Sinta dengan senyum bahagia.“Mama kenapa ada di sini? Ke sini sama siapa dan naik apa?” tanya Bara dengan nada suara cemas hingga tak menyadari sosok Keyra di belakang mereka.“Mama gak apa-apa Bara, tadi Mama ke sini di anter sama gadis manis” ucap Sinta dengan senyum bahagia.“Gadis manis?” ucap Bara dengan raut wajah heran.“Iya, dia lucu banget” ucap Mamanya dengan nada suara bahagia.“Lalu dia di mana?” tanya Bara dengan raut wajah heran.“Dia..” ucap Mama Bara sambil menatap ke belakang dan otomatis terlihatlah sosok Keyra dengan senyum konyolnya.“Halo” ucap Keyra sambil melambaikan tangan ke arah Bara.“Dia Mah?” tanya Bara dengan raut wajah tak percaya.“Iya, namanya Keyra” balas Mamanya dengan nada suara
Di ruang kerja Bara.“Kenapa gak pernah berangkat?” tanya Bara dengan raut wajah datar dan serius.“Sorry lupa ngabarin, hehe” ucap Keyra dengan nada suara canggung.“Kenapa?” tanya Bara dengan sorot mata menatap serius ke arah Keyra.“Gue mau izin keluar dari sini” ucap Keyra dengan nada suara ragu.“Kenapa?” tanya Bara lagi dengan nada suara datar.“Itu apa namanya? Anu,” ucap Keyra dengan bingung sambil mengaruk kepalanya yang tak terasa gatal.“Gue udah ketemu sama keluarga kandung gue dan mereka gak mengizini gue buat kerja” ucap Keyra dengan sekali tarikan nafas.“Oh, ya udah” balas Bara sambil menganggukkan kepala paham.“Boleh minta gaji beberapa minggu lalu?” tanya Keyra dengan nada suara sedikit santai.“Hm” balas Bara dengan menganggukkan kepala pelan dan mulai mengambil uang yang ada