Di Cafe suasana cukup membuatnya risih, dengan tatapan permusuhan dari Natasya dan sikap lembut dari Mama Bara. Dengan ragu Keyra berpamitan pulang dan mau tak mau Mama Bara harus mengizinkan.
Sepulangnya dari Cafe Bara, Keyra mengurung diri di kamar. Entah kenapa dirinya merasa malas keluar kamar. Bahkan di dalam kamar kerjanya hanya tidur dan bermain ponsel.
“Kenapa jiwa mager gue kambuhnya di waktu yang gak tepat” gumam Keyra sambil menatap ke arah langit-langit kamar.
Setelah mengatakan itu Keyra mulai sibuk dengan pemikirannya sendiri. Hingga dering telfon membuyarkan pikirannya. Dengan gerakan malas Keyra mengambil ponsel yang terletak di nakas.
“Halo” ucap Keyra dengan nada suara lesu dan tanpa minat.
‘Halo-halo! Bagus ya lu sekarang gak ada kabar!’ Ucap orang di seberang sana dengan nyolot dan nada suara menunjukkan kekesalan. Orang yang menelefon Keyra adalah Dimas, abangnya dari Solo.“Baru a
Pagi harinya Keyra masih berbaring malas di tempat tidurnya. Dia merasa malas untuk bergerak walau hanya turun dari tempat tidurnya. Mungkin efek dari hari minggu membuatnya bertambah malas. Kerjanya hanya tidur, main ponsel dan tidur lagi.“Ngerasa menjadi manusia termalas sedunia” ucapnya dengan mata tertutup.“Dek!” panggil Bima sambil membuka pintu kamar Keyra dengan semangat membara.“Hm?” balas Keyra tanpa minat, bahkan matanya masih tertutup rapat tanpa ada niatan untuk membukannya.“Punya adek satu tapi kerjanya tidur terus” ucap Bima sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata tak percaya. Dengan langkah lebar Bima berjalan ke arah tempat tidur Keyra dan menarik selimut yang melilit tubuh Keyra dengan kasar membuat Keyra jatuh di atas karpet dengan menyedihkan.“Apa sih bang?!” ucap Keyra dengan kesal sambil menatap Bima dari bawah dengan sorot mata permusuhan.“Bang
Sesampainya di mall, dengan malas Keyra menunggu sosok Bima yang sedang memarkirkan motornya.“Mau ke mana dulu?” tanya Bima sambil membenarkan pakaiannya.“Laper” ucap Keyra dengan lesu.“Ayo makan dulu” balas Bima sambil menarik tangan sang adik lembut.“Bang” panggil Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.“Apa?” balas Bima tanpa menatap ke arah Keyra.“Gak jadi” balas Keyra dengan malas. Bima yang mendengar perkataan adiknya tadi mulai merasa heran dan dengan refleks menatap ke arah Keyra.“Kenapa hm?” tanya Bima sambil menghentikan langkahnya.“Entar ke toko buku ya?” ucap Keyra dengan raut wajah memelas.“Itu aja?” tanya Bima dengan heran.“Hm” balas Keyra dengan senyum cerah.“Setelah makan kita ke toko buku” balas Bima dengan senyum simpul setelah itu kembali menarik tan
Di sinilah mereka, di perjalanan menuju ke arah markas geng Arjun. Dengan muka di tekuk milik Keyra dan raut wajah bersalah dari Bima.“Maaf ya, besok abang janji bawa kamu ke toko buku dan terserah kamu mau ambil apa aja, abang yang traktir” ucap Bima merasa bersalah dengan adiknya.“Bener ya? Janji?” ucap Keyra memastikan ucapan Bima barusan.“Iya janji” balas Bima sambil mengelus kepala Keyra sayang.“Ya udah kalau gitu” balas Keyra dengan kepala mengangguk singkat dan mulai fokus dengan keadaan luar.“Kenapa Keyra di ajak? Kenapa gak anter Keyra pulang dulu setelah itu abang ke markas?” tanya Keyra sambil menatap ke arah Bima dengan heran.“Abang gak mau ambil risiko Key, Mama sama Papa lagi gak ada di rumah. Gak ada yang bisa abang andelin di rumah” ucap Bima dengan tenang tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Keyra.“Kan masih ada pak satpam sama penj
Tak berselang lama akhirnya Satria sampai dengan penampilan cukup misterius. Dengan langkah santai Satria berjalan ke arah samping Rangga, tapi niatnya tak jadi saat menyadari kehadiran seseorang. Dengan langkah cepat Satria berjalan ke arah Keyra dengan senyum senang.“Dek” panggil Satria sambil berjalan ke arah Keyra.“Bang Sat?” kata Keyra saat melihat sosok Satria di depannya. Dia merasa heran, ada apa dengan Satria? Dia tahu betul tabiat si Satria dan saat ini penampilannya menunjukkan dia tak baik-baik saja.Satria terus berjalan hingga sampailah dia di samping Keyra, saat hendak memeluk Keyra tiba-tiba tubuh Keyra di tarik oleh Bima ke dalam pelukannya.“Abang!” ucap Keyra dengan nada suara tak terima. Sedangkan Satria menatap tak suka ke arah Bima, walau dia tahu Bima adalah seniornya dan mantan ketua geng Arjun.“Apa?!” kata Bima sambil menatap sengit ke arah Satria. Satria hanya
“Lihat apa sih lu? Fokus amat di ponsel” ucap Arka yang mulai kesal dengan sikap Keyra.“Selingkuhan” balas Keyra dengan tenang tanpa memedulikan reaksi Arka.“Siapa yang boleh ‘in elu selingkuh dari gue?” ucap Arka dengan dingin.“Bosen gue sama elu, cari yang lain oke lah” balas Keyra yang masih setia menatap ke arah ponselnya.Bima yang mendengar itu menatap senang ke arah mereka berdua, dia sangat setuju jika adiknya mencari yang lain. Sedangkan yang lainnya menatap heran ke arah mereka, dalam benak mereka ada hubungan apa antara Keyra dan Arka?.Satria yang mendengar itu hanya diam sambil menatap ke arah Arka tak percaya. Masalahnya dia tahu betul bagaimana Arka mencintai sosok Fely dan sekarang secara tiba-tiba dia bilang seperti itu membuatnya syok. Sebenarnya dia tak masalah apa hubungan antara Arka dan Keyra tapi dia tak suka jika Keyra hanya di buat sebagai tempat pelarian semata. Satr
Sepulangnya mereka, Keyra langsung berjalan ke arah kamarnya. Sedangkan Bima duduk di ruang tengah dengan tenang. Untuk mengisi kesunyian Bima mulai menghidupkan TV dan menontonnya dengan raut wajah santai.Sedangkan di dalam kamar.Saat ini Keyra sedang sibuk dengan ponselnya, hingga dering ponsel membuat kegiatannya sedikit terganggu.“Siapa dah?” gumam Keyra dengan raut wajah kesal. Dengan malas Keyra menatap ke arah layar ponselnya dan nama Arka tertera di layar ponselnya.“Males banget” ucap Keyra sambil memencet tombol merah. Setelah itu dia kembali sibuk dengan ponselnya, hingga panggilan telepon kembali masuk dan dengan nama yang sama. Dengan kesal Keyra mengangkat panggilan itu.“Apa?!” ucap Keyra dengan kesal dan geram.‘Santai, gue telepon niatnya baik-baik’ ucap Arka dengan nada suara tenang dan kekehan kecil.“Lu ganggu waktu istirahat gue” ucap Keyra dengan nada
Pagi harinya Keyra sedang berjalan di lorong koridor dengan langkah pelan dengan fokus di ponselnya. Dia sunggu tak peduli dengan sekitarnya hingga dia merasakan tarikan di tas punggungnya.“Mau celaka lu?” ucap seseorang di belakangnya.Mendengar ucapan seseorang dengan refleks Keyra menatap ke sumber suara.“Kak Dika?” kata Keyra sambil menatap ke arah Dika dengan heran.“Kalau jalan fokus ke depan jangan kaki jalan tapi mata fokus ke lain” ucap Dika dengan raut wajah sedikit kesal?.“Maksudnya?” ucap Keyra dengan heran. Heran kenapa Dika marah dan menatap ke arahnya dengan kesal.“Depan lu anak tangga, kalau gue telat sedikit mungkin lu udah jatuh” ucap Dika dengan geram bercampur marah.“Eh?” ucap Keyra sambil menatap ke arah belakangnya dan benar saja di belakangnya ada beberapa anak tangga. Yah, mungkin jika jatuh sakitnya tak seberapa tapi tetap saja sakit
Keyra terus mengusap kepala Arka cukup lama. Melihat Arka menutup matanya membuat dia berpikir bahwa Arka sudah tidur. Dengan berani Keyra menyentuh wajah Arka, mulai dari alis, mata sampai hidung.“Lu aneh Ar” ucap Keyra di sela-sela kegiatannya.“Gue mau jujur ke elu tapi gue takut elu gak mau terima kenyataan” ucap Keyra sambil menatap ke arah wajah Arka dengan raut wajah bingung setelah itu menatap ke arah depan dengan sorot mata kosong.Arka yang masih terjaga pun merasa aneh dengan ucapan Keyra barusan, ingin rasanya dia membuka mata dan menanyakan maksud dari perkataannya. Tapi niatnya ter urungkan saat ada seseorang berjalan ke arah mereka.‘Apa maksud dari perkataan lu tadi Key? Apa yang membuat gue gak bisa nerima kenyataan?’ batin Arka dengan mata yang masih terpejam dengan damai.“Key!” panggil orang tadi setelah sampai di dekat mereka.“Hm?” balas Keyra dengan raut waja