“Lihat apa sih lu? Fokus amat di ponsel” ucap Arka yang mulai kesal dengan sikap Keyra.
“Selingkuhan” balas Keyra dengan tenang tanpa memedulikan reaksi Arka.
“Siapa yang boleh ‘in elu selingkuh dari gue?” ucap Arka dengan dingin.
“Bosen gue sama elu, cari yang lain oke lah” balas Keyra yang masih setia menatap ke arah ponselnya.
Bima yang mendengar itu menatap senang ke arah mereka berdua, dia sangat setuju jika adiknya mencari yang lain. Sedangkan yang lainnya menatap heran ke arah mereka, dalam benak mereka ada hubungan apa antara Keyra dan Arka?.
Satria yang mendengar itu hanya diam sambil menatap ke arah Arka tak percaya. Masalahnya dia tahu betul bagaimana Arka mencintai sosok Fely dan sekarang secara tiba-tiba dia bilang seperti itu membuatnya syok. Sebenarnya dia tak masalah apa hubungan antara Arka dan Keyra tapi dia tak suka jika Keyra hanya di buat sebagai tempat pelarian semata. Satr
Sepulangnya mereka, Keyra langsung berjalan ke arah kamarnya. Sedangkan Bima duduk di ruang tengah dengan tenang. Untuk mengisi kesunyian Bima mulai menghidupkan TV dan menontonnya dengan raut wajah santai.Sedangkan di dalam kamar.Saat ini Keyra sedang sibuk dengan ponselnya, hingga dering ponsel membuat kegiatannya sedikit terganggu.“Siapa dah?” gumam Keyra dengan raut wajah kesal. Dengan malas Keyra menatap ke arah layar ponselnya dan nama Arka tertera di layar ponselnya.“Males banget” ucap Keyra sambil memencet tombol merah. Setelah itu dia kembali sibuk dengan ponselnya, hingga panggilan telepon kembali masuk dan dengan nama yang sama. Dengan kesal Keyra mengangkat panggilan itu.“Apa?!” ucap Keyra dengan kesal dan geram.‘Santai, gue telepon niatnya baik-baik’ ucap Arka dengan nada suara tenang dan kekehan kecil.“Lu ganggu waktu istirahat gue” ucap Keyra dengan nada
Pagi harinya Keyra sedang berjalan di lorong koridor dengan langkah pelan dengan fokus di ponselnya. Dia sunggu tak peduli dengan sekitarnya hingga dia merasakan tarikan di tas punggungnya.“Mau celaka lu?” ucap seseorang di belakangnya.Mendengar ucapan seseorang dengan refleks Keyra menatap ke sumber suara.“Kak Dika?” kata Keyra sambil menatap ke arah Dika dengan heran.“Kalau jalan fokus ke depan jangan kaki jalan tapi mata fokus ke lain” ucap Dika dengan raut wajah sedikit kesal?.“Maksudnya?” ucap Keyra dengan heran. Heran kenapa Dika marah dan menatap ke arahnya dengan kesal.“Depan lu anak tangga, kalau gue telat sedikit mungkin lu udah jatuh” ucap Dika dengan geram bercampur marah.“Eh?” ucap Keyra sambil menatap ke arah belakangnya dan benar saja di belakangnya ada beberapa anak tangga. Yah, mungkin jika jatuh sakitnya tak seberapa tapi tetap saja sakit
Keyra terus mengusap kepala Arka cukup lama. Melihat Arka menutup matanya membuat dia berpikir bahwa Arka sudah tidur. Dengan berani Keyra menyentuh wajah Arka, mulai dari alis, mata sampai hidung.“Lu aneh Ar” ucap Keyra di sela-sela kegiatannya.“Gue mau jujur ke elu tapi gue takut elu gak mau terima kenyataan” ucap Keyra sambil menatap ke arah wajah Arka dengan raut wajah bingung setelah itu menatap ke arah depan dengan sorot mata kosong.Arka yang masih terjaga pun merasa aneh dengan ucapan Keyra barusan, ingin rasanya dia membuka mata dan menanyakan maksud dari perkataannya. Tapi niatnya ter urungkan saat ada seseorang berjalan ke arah mereka.‘Apa maksud dari perkataan lu tadi Key? Apa yang membuat gue gak bisa nerima kenyataan?’ batin Arka dengan mata yang masih terpejam dengan damai.“Key!” panggil orang tadi setelah sampai di dekat mereka.“Hm?” balas Keyra dengan raut waja
Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah kelasnya sambil membaca map yang ada di tangannya. Dengan fokus, Keyra membaca agenda acara serta beberapa dokumen tentang konsumsi. Di data itu sudah ada beberapa menu makanan dan minuman bahkan sudah ada nomor ponsel dari sang penjual.“Ayo semangat” gumam Keyra sambil menutup dokumen tadi.Sebenarnya kelasnya saat ini kosong, bukan hanya kelasnya tapi juga semua kelas yang baru saja melaksanakan ujian akhir semester. Ada beberapa teman kelasnya yang datang hanya untuk mencari WIFI gratis.Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah kelasnya. Di pertengahan jalan tanpa sengaja dia menyenggol tubuh seseorang, mengakibatkan kertas yang di bawa orang tadi berserakan di atas lantai.“Eh? Maaf-maaf” ucap Keyra dengan nada suara merasa bersalah dan dengan perasaan bersalah Keyra membantu mengumpulkan berkas-berkas yang beterbangan.“Hm” balas orang tadi de
Dua hari kemudian, Keyra mulai sibuk membuat data-data tentang makanan apa saja yang harus dia pesan dan menimang-nimang dengan harganya.Uang yang di kasih oleh dosennya cukup sedikit dan pas-pas ‘an. Mau tak mau dia harus memutar otak agar uang itu cukup. Dengan cukup keras Keyra berpikir makanan apa yang harus dia pesan.Takutnya jika dia asal pilih nanti tak cocok dengan lidah beberapa Mahasiswi.Keyra menghela nafas beras sambil menatap buku di depannya, ada beberapa pilihan dan bila di total itu cukup dengan dana yang di berikan oleh dosennya. Dia juga sudah menghubungi pihak penjual dan untungnya pihak penjual bilang jika beli di atas 50 akan ada potongan. Mendengar kata potongan membuat Keyra bertambah semangat. Lumayan bukan sisa uangnya bisa dia belikan untuk hal lainnya?.“Besok gue tanya ke kak Dika, enaknya pesan yang mana” ucap Keyra sambil mengemas semua bukunya. Di sela-sela mengemas semua buku tiba-tiba ponselnya ber
Di tengah jalan Keyra menghentikan laju kendaraannya dan di ikuti mobil di belakangnya. Dengan langkah tenang Keyra berjalan ke arah salah satu warung pinggir jalan yang berada tak jauh dari tempat sepeda motornya. Di belakangnya ada seorang pengawal yang mengikuti setiap langkahnya, sedangkan yang tiga lainnya menunggu di luar mobil sambil mengawasi keadaan di sekelilingnya.“Bu pesen pecel lele satu porsi di bungkus” ucap Keyra dengan senyum mengembang indah.“Iya neng, tunggu sebentar” ucap sang penjual dengan senyum ramah.Setelah itu Keyra mulai duduk di salah satu bangku kayu yang ada di sana dengan tenang, di belakangnya ada pengawalnya tadi yang dengan gagah mengawasi di sekeliling nonanya.“Duduk” ucap Keyra tanpa menatap ke arah sang pengawal.“Tidak nona, terima kasih” ucap sang pengawal dengan nada sopan.“Duduk gue bilang, lu gak lihat banyak pasang mata ngelihat kesini?&rdqu
Sesampainya di depan gerbang rumah Satria, dengan cepat sang satpam membukakan gerbangnya dan mempersilahkan Keyra serta pengawalnya masuk.“Kalian tunggu di sini, makan makanan tadi bersama dengan para satpam” ucap Keyra dengan datar.“Baik nona” balas mereka berempat dengan tegas.“Bagus” ucap Keyra dengan nada suara puas, setelah itu dia mulai memasuki rumah Satria dengan tenang. Sesampainya di depan pintu rumah, Keyra mulai memencet bel yang ada di samping pintu.Tak berselang lama pintu terbuka menampilkan sosok Satria yang memasang raut wajah lemah.“Nih” ucap Keyra sambil menyerahkan makanan untuk Satria.“Akhirnya lu dateng juga, rasanya mau mati kelaparan gue nungguin lu dateng” kata Satria sambil menerima bungkusan makanan yang Keyra sodorkan. Setelah menerima makanan tadi tanpa rasa malu Satria berjalan memasuki rumah meninggalkan sosok Keyra sendirian di depan pint
Saat tangan Keyra ingin membuka pintu, pergerakannya terhenti oleh pintu yang sudah di buka dari luar. Dengan malas Satria menatap ke arah pintu. Sedangkan Keyra memasang raut wajah terkejut dan sedikit tak percaya.“Loh? Kamu?” ucap seorang wanita cantik yang ada di depannya. Dengan senyum canggung Keyra membalas rasa terkejut Mama Satria.“Loh, kamu ada di sini? Kenal anak tante?” tanya Mia dengan raut wajah heran.“Iya tan, bang Satria senior aku di kampus” jawab Keyra dengan senyum canggung. Keyra masih berdiri di tempatnya dengan sorot mata yang tak bisa fokus. Bagaimana tidak? Di depannya ada orang tua Satria dan Mama Bara serta Natasya.‘Gue salah waktu, atau jangan-jangan dia jebak gue?’ batin Keyra sambil menatap ke arah Satria dengan sinis. Satria yang menangkap tatapan sinis dari Keyra hanya tersenyum kemenangan.“Oh, juniornya Satria? Om kira pacarnya” tanya Papa Satria dengan