Sesampainya di depan gerbang rumah Satria, dengan cepat sang satpam membukakan gerbangnya dan mempersilahkan Keyra serta pengawalnya masuk.
“Kalian tunggu di sini, makan makanan tadi bersama dengan para satpam” ucap Keyra dengan datar.
“Baik nona” balas mereka berempat dengan tegas.
“Bagus” ucap Keyra dengan nada suara puas, setelah itu dia mulai memasuki rumah Satria dengan tenang. Sesampainya di depan pintu rumah, Keyra mulai memencet bel yang ada di samping pintu.
Tak berselang lama pintu terbuka menampilkan sosok Satria yang memasang raut wajah lemah.
“Nih” ucap Keyra sambil menyerahkan makanan untuk Satria.
“Akhirnya lu dateng juga, rasanya mau mati kelaparan gue nungguin lu dateng” kata Satria sambil menerima bungkusan makanan yang Keyra sodorkan. Setelah menerima makanan tadi tanpa rasa malu Satria berjalan memasuki rumah meninggalkan sosok Keyra sendirian di depan pint
Saat tangan Keyra ingin membuka pintu, pergerakannya terhenti oleh pintu yang sudah di buka dari luar. Dengan malas Satria menatap ke arah pintu. Sedangkan Keyra memasang raut wajah terkejut dan sedikit tak percaya.“Loh? Kamu?” ucap seorang wanita cantik yang ada di depannya. Dengan senyum canggung Keyra membalas rasa terkejut Mama Satria.“Loh, kamu ada di sini? Kenal anak tante?” tanya Mia dengan raut wajah heran.“Iya tan, bang Satria senior aku di kampus” jawab Keyra dengan senyum canggung. Keyra masih berdiri di tempatnya dengan sorot mata yang tak bisa fokus. Bagaimana tidak? Di depannya ada orang tua Satria dan Mama Bara serta Natasya.‘Gue salah waktu, atau jangan-jangan dia jebak gue?’ batin Keyra sambil menatap ke arah Satria dengan sinis. Satria yang menangkap tatapan sinis dari Keyra hanya tersenyum kemenangan.“Oh, juniornya Satria? Om kira pacarnya” tanya Papa Satria dengan
Di tempat yang sama tapi suasana yang cukup berbeda, saat ini keadaan cukup hangat karena kehadiran Mamanya Satria.“Kamu ambil jurusan apa Key?” tanya Mama Satria dengan lembut.“Psikologi tan” balas Keyra dengan senyum mengembang indah.“Beda Fakultas sama Satria berarti” kata Mia dengan anggukan kepala kecil.“Iya tan” balas Keyra dengan senyum manisnya. Setelah itu tak ada percakapan di antara mereka hingga suara Papanya Satria memecahkan kesunyian.“Minggu depan di keluarga Aditama ada acara dan mengundang kita semua untuk hadir” kata Papa Satria sambil menatap ke arah wajah keluarga.“Ada acara apa?” tanya Mama Bara mengangkat suara.“Di undangannya tertulis pengenalan anggota baru” balas Papa Satria dengan raut wajah tenang.“Sudah ketemu?” tanya Mama Satria sambil menatap ke arah suaminya dengan bingung.“Iya mun
Jam menunjukkan pukul 8 malam dan Keyra masih berada di rumah Satria hingga pintu rumah terbuka dan menampilkan sosok Bima.“Loh? Kamu kenapa di sini?” tanya Papa Satria dengan raut wajah heran.“Abang?” gumam Keyra tanpa suara.“Selamat malam om, maaf mengganggu waktunya. Kehadiran saya di sini ingin menjemput adik saya untuk pulang ke rumah” ucap Bima dengan wajah lempeng.“Adik?” gumam Papa Satria dengan raut wajah tak paham.“Iya om, adik saya Keyra yang duduk di samping anak om” ucap Bima dengan sorot mata tajam.“Keyra adikmu?” tanyanya masih tak percaya.“Iya om, lebih tepatnya adik kandung saya” ucap Bima dengan tak sabaran.“Jadi dia yang akan di perkenalkan minggu depan?” kata Papa Satria dengan senyum mengembang.“Kurang lebih seperti itu, jadi bolehkah saya membawa adik saya sekarang?” tanya Bima dengan
Pagi harinya Keyra sudah duduk di kantin Fakultas bersama beberapa berkas yang akan dia bahas dengan Dika. Dengan raut wajah serius dia membaca sekali lagi beberapa berkas yang akan dia bahas dengan Dika.“Key?” panggil Dika sambil duduk di sampingnya.“Udah lama?” lanjutnya sambil menatap ke arah Keyra lamat-lamat.“Enggak, baru beberapa menit yang lalu” balas Keyra dengan senyum manisnya.“Mulai sekarang?” tanya Dika sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata lembut.“Iya, ini beberapa menu yang udah gue pikir matang-matang. Sesuailah sama lidah anak jaman sekarang dan yang penting harganya cocok sama dana” ucap Keyra sambil menyerahkan berkas yang ada di tangannya dan di terima oleh Dika dengan raut wajah serius.“Ini lu cari sendiri?” tanya Dika sambil menatap ke arah kertas yang ada di tangannya.“Iya, soalnya harga yang di sarani dari pihak organis
Di sepanjang koridor Keyra berjalan dengan langkah pelan. Saat ini tujuannya ke arah perpustakaan. Dia membutuhkan waktu untuk menyendiri setelah beberapa tugas yang dia hendel. Apalagi hari minggu nanti, keluarganya ada acara. Bulan ini benar-benar cukup membuatnya pusing.Sesampainya di perpustakaan Keyra langsung berjalan ke arah rak-rak buku dan mengambil salah satu buku. Dengan langkah lesu Keyra berjalan ke arah bangku.“Novel memang obat yang terbaik” gumam Keyra sambil membuka novel yang tadi dia ambil. Keyra sangat fokus kenovelnya hingga tak menyadari kehadiran seseorang di seberangnya. Orang itu menatap ke arah Keyra tanpa mengalihkan pandangannya.“Cantik” gumamnya sambil menatap ke arah Keyra dengan senyum kecil.Setiap gerakan Keyra tak luput dari pandangannya. Dia benar-benar memperhatikan setiap pergerakan Keyra.Keyra sebenarnya tahu jika dirinya di amati oleh seseorang tapi dia tak peduli, tapi lama-k
Tak terasa hari sudah berganti dan hari yang di benci oleh Keyra pun datang. Hari di mana dirinya di umumkan menjadi salah satu anggota Aditama dan pertunangannya dengan Arka di umumkan di depan publik.Dengan malas Keyra bangkit dari kasurnya, dia harus bangkit jika tidak dia akan di omeli oleh Mamanya. Pagi-pagi dia harus ke salon untuk perawatan tubuhnya. Dengan lesu Keyra berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya dengan cepat.“Toh, di sana gue juga perawatan ‘kan? Jadi gak usah bersih-bersih entar juga wangi sendiri” ucap Keyra dengan raut wajah tak peduli. Saat ini dia hanya memakai kaos berwarna hitam yang di padukan dengan celana trainer.“Keyra ayo cepat turun!” teriak Mamanya yang menggelegar di penjuru rumah.“Iya mah” balas Keyra dengan kaki menuruni anak tangga.“Ayo cepat sebelum siang” ucap Mamanya dengan tak sabaran.“Acaranya masih entar malem Mah, Mama
Arka masih berdiam diri di tempat dengan perasaan bimbang dan pikiran entah ke mana hingga panggilan telepon membuyarkan pikirannya.“Halo?” ucap Arka dengan datar.‘Ar tolong ‘in kita, kita di serang’ ucap Didi dengan cepat.“Di mana?” ucap Arka dengan dingin.‘Jalan cempaka no.3’ balas Didi dengan nada suara panik.“Gue OTW” kata Arka sambil melihat ke arah jamnya. Setelah itu dia mematikan panggilannya tanpa menunggu balasan dari Didi setelahnya. Dengan langkah tergesa Arka berjalan ke arah pintu.“Mah, Arka pergi keluar sebentar” ucap Arka dengan buru-buru.“Mau ke mana? Nanti malam acara tuanganmu Arka!” ucap Mamanya dengan nada suara cukup keras.“Sebentar Mah, Arka gak akan telat. Mama tenang aja” ucap Arka sebelum tubuhnya hilang di balik pintu.“Arka!” panggil Mamanya dengan nada suara menggelegar di
“Mampus” ucap Rendy sambil menyekat darah yang keluar dari sudut bibirnya. Dia sudah lama tak melihat pemandangan ini. Jujur saja Rendy sangat senang saat kedua temannya dalam mode iblis, menurutnya mereka sangat keren jika sadis.Dengan gerakan tenang Rangga berjalan ke arah orang tadi dan Arka yang secara brutal memukul lawannya, dia tak mengizinkan lawannya mendapatkan kesempatan untuk melawan. Arka memukul seperti orang kesetanan, lawanya di babat habis olehnya. Bukan hanya satu atau dua orang tapi sudah lima orang yang tumbang atas pukulannya. Masih ada 10 orang lagi yang siap untuk Arka dan teman-temannya lawan.Sedangkan Rangga sudah di depan sang lawan dengan senyum manis tapi sangat berbahaya. Sang lawan menatap takut ke arah Rangga dan mulai berjalan mundur hingga membuatnya jatuh karena terhalang oleh batu.“Kenapa hm?” tanya Rangga dengan suara serak, menambah kesan menakutkan di mata lawan. Sang lawan hanya bisa diam membisu