Hari semakin sore dan Arka masih di markas. Bahkan dia masih dengan posisi tidurnya tadi seperti tak ada niatan untuk bangun dan lupa akan hari pentingnya ini.
“Ric banguni gih si bos” ucap Rendy sambil menyenggol tubuh Rico.
“Hm” balas Rico dengan malas dan mulai berjalan ke arah tempat Arka tidur.
“Bangun” ucap Rico dengan santai sambil menendang kaki Arka pelan. Tapi tak ada tanda-tanda dari Arka akan bangun dari mimpinya.
“Buset, kagak ada halus-halusnya lu Ric” ucap Rendy dengan raut wajah tak percaya.
“Terus gue harus gimana? Elus pipinya?” kata Rico sambil menatap ke arah Rendy dengan raut wajah malas.
“Ya gak gitu juga” ucap Rendy dengan raut wajah bingung dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Bangun lu, sebelum Mama lu dateng” ucap Rangga dengan malas sambil melempari Arka dengan kulit kacang.
“Ckckck, gak ada kalem-kalemnya&rd
Teman-teman Arka baru saja selesai bersiap dan sudah tak menemukan sosok Arka di rumah.“Sialan tuh orang” ucap Irvan dengan datar.“Buruan susul sebelum telat” ucap Rico dengan datar. Dengan sopan Rico meminta salah satu kunci mobil kepada sopir, untuk mereka kendarai ke pesta. Setelah mendapatkan mobil, mereka mulai mengendarai ke arah tempat pesta. Yang mengendarai mobil itu Rendy, dia yang meminta sendiri.Di lain sisi.Arka mengendarai mobilnya dengan kecepatan sesuai dengan pengendara lainnya. Saat ini jalan cukup macet, dengan sumpah serapan Arka memaki jalanan Jakarta yang macet di jam-jam segini. Arka terus menatap ke arah jam, sudah 10 menit dia di jalan tapi tak ada kemajuan.“Tau gini gue bawa motor” ucap Arka dengan kesal. Di tengah-tengah kekesalannya tiba-tiba ponselnya berdering menandakan panggilan masuk. Sekilas Arka menatap ke arah layar ponselnya dan terlihat nama Mamanya tertera di sana. Deng
Beberapa menit kemudian Keyra sudah selesai mengobati lebam Arka dan sibuk mengemasi semua obat-obatan ke dalam kotak. Sedangkan Arka masih diam membisu dengan mata yang menatap ke arah Keyra dengan raut wajah rumit.“Kenapa?” tanya Keyra dengan tangan yang masih sibuk mengemasi beberapa obat.“Gak apa-apa” balas Arka sambil mengalihkan pandangannya dari Keyra dengan senyum simpul.Tak berselang lama kegiatan Keyra sudah selesai. Dengan sorot mata tenang Keyra menatap ke arah Arka.“Ayo” kata Keyra sambil menatap ke arah Arka.“Hm” balas Arka sambil menggandeng tangan Keyra dan tangan yang satunya masuk ke dalam kantong celana. Keyra hanya diam dan mengikuti langkah Arka.Sesampainya mereka di depan keluarga, dengan senyum hangat mereka di sambut.“Wih! Udah gandengan aja kek truk gandeng” ucap Rendy dengan nada bercanda sambil memukul pundak Didi pelan.“Kek pas
Arka mulai berbincang dengan beberapa kolega Papanya. Dengan mata yang sesekali menatap ke arah Keyra.“Pasangannya tidak akan kabur, jika kamu mengalihkan pandanganmu darinya untuk beberapa menit” ucap salah satu rekan bisnis Papanya. Mendengar perkataan dari orang tadi Arka hanya membalasnya dengan senyum canggung dan meminum jus jeruknya. Yah di sini memang ada beberapa jenis Wine tapi Arka tak terlalu suka oleh Wine kecuali saat dia dalam keadaan buruk.“Maklum pak pasangan baru, seperti kau tak pernah merasakan saja” ucap yang lainnya menimpali.“Hahaha, kau benar Wan. Pasangan baru yang di mabuk kasmaran jaman sekarang memang sangat aneh di mata orang tua seperti kita” balas orang tadi dengan tawa berwibawa.“Kau saja yang berpandangan seperti itu” balas temannya dengan sorot mata malas.Arka hanya diam sambil menyimak pembicaraan para orang tua dan sesekali meminum jusnya.Di lain
Sepeninggallah Keyra, Natasya terus menatap gerak-gerik Keyra dari jauh. Dengan sorot mata tajam Natasya memperhatikan Keyra. Sedangkan orang yang di perhatikan sibuk bertegur sapa dengan beberapa orang, terkadang juga menikmati beberapa makanan yang di sediakan oleh pihak gedung. Saat Natasya fokus memperhatikan sosok Keyra tiba-tiba dirinya mendapatkan ide licik. Dengan liciknya Natasya berjalan ke arah Keyra berada dengan minuman di tangannya.Seseorang yang tak jauh dari tempat Keyra berada menatap ke arah Natasya dengan sorot mata waspada. Dia cukup curiga dengan gerak-gerik Natasya dan prasangkanya semakin kuat saat melihat senyum sinis di bibir Natasya. Dengan gerakan cepat dia berlari ke arah Keyra. Dengan sengaja orang tadi menabrak tubuh Natasya membuat tubuh itu limbung dan terjatuh di atas lantai dengan suara yang memekikkan telinga karena suara gelas yang pecah.‘Prank!’ Suara gelas pecah membuat para tamu menatap ke arah sumber suara dan mulai
Keyra duduk di salah satu kursi yang ada di pesta, dengan Arka di sampingnya dengan raut wajah datar.“Pegi sono lu, risi gue” ucap Keyra tanpa memedulikan perasaan Arka. Arka hanya diam menanggapi ucapan Keyra barusan. Dia masih duduk di tempatnya sambil menyamankan posisi duduknya. Keyra yang melihat itu mulai merasa jengah dan berniat ingin pergi dari sana tapi tangannya di cekat oleh Arka dengan cepat.“Mau ke mana?” tanya Arka dengan datar.“Ngambil makanan, laper gue lihat wajah lu terus” ucap Keyra dengan raut wajah malas dan sorot mata kesal.“Oh” balas Arka tanpa melepas tangan Keyra.“Lepas tangan lu ogep” ucap Keyra dengan kesal. Tapi sang pelaku hanya diam dengan tangan yang satu sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya.“Entar makanan dateng, duduk” ucap Arka dengan tenang sambil meletakkan ponselnya di saku celana.“Emang siapa yang mau nganter?&
Dengan perlahan Keyra melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Dimas dengan senyum manisnya.“Sejak kapan abang di sini?” tanya Keyra penasaran.“Baru sampai abang, di jemput sopir Papamu. Ibu juga ada tapi lagi ngobrol sama keluarga baru mu” ucap Dimas sambil mengacak gemas rambut adiknya. Keyra yang di perlakukan seperti itu hanya menatap malas Dimas.“Cie yang udah punya gandengan” ucap Dimas mencoba menggoda adiknya.“Iya lah, emang abang masih sendiri. Cari pasangan bang, gak malu sama sepatu? Sepatu aja punya pasangan masak abang enggak” ucap Keyra sangat menusuk. Keyra menatap kemenangan ke arah Dimas dan Dimas menatap tak percaya ke arah Keyra.“Sadis lu” ucap Dimas dengan raut wajah tak suka.“Biarin” ucap Keyra dengan enteng dan mengejek Dimas.Dari arah belakang Dimas terlihat sosok Bu Asri dengan kesederhanaannya. Dengan senyum bahagia Keyra menatap k
Di lain Sisi, lebih tepatnya di tempat Natasya. Saat ini dia heran dengan Mamanya. Bagaimana tidak, saat dia terjatuh di kolam renang Mamanya hanya menatapnya dengan raut wajah datar. “Ma” panggil Natasya saat melihat Mamanya duduk sendiri di pinggir pesta. “Hm?” balas Mamanya dengan raut wajah datar. “Mama kenapa?” tanya Natasya dengan raut wajah sedih. Yah, bagaimana dia tak sedih, jika Mamanya sudah tak menyayanginya maka habislah dia. “Kamu yang kenapa Nat?” tanya Mamanya balik dengan raut wajah frustrasi. “Mama yang aneh, kenapa tanya aku?” ucap Natasya dengan raut wajah heran. “Sendari awal kamu ketemu sama Keyra kenapa kamu tak suka kepadanya? Dia gadis baik kenapa kamu berniat buruk kepadanya?” tanya Mamanya dengan raut wajah kecewa. “Apa maksud Mama?” tanya Natasya pura-pura tak tahu. “Jangan menghindar Nat, tadi kamu berniat jahat ‘kan kepada Keyra?” tanya Mamanya dengan raut wajah datar. “Aku...” ucap
Sudah hampir satu minggu semenjak pesta pertunangan antara Arka dan Keyra. Hubungan mereka semakin canggung, lebih tepatnya Keyra yang menjaga jarak dari Arka. Entah kenapa dia merasa aneh saat berdekatan dengan Arka, apalagi semenjak kejadian Arka menanyai tentang siapa dirinya.Jujur saja, saat Arka bertanya Keyra merasa bahagia, terkejut dan takut dalam waktu bersamaan. Dia juga tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, yang pasti dia membutuhkan waktu untuk berpikir sejenak.Di sinilah Keyra sekarang, di kelas dengan pandangan menatap ke arah depan dengan sorot mata kosong. Jam pelajaran sudah selesai sejak tadi dan teman-temannya sudah bubar dari kelas dengan tujuan masing-masing. Sedangkan Keyra masih berdiam diri di tempat sambil memperhatikan papan tulis di depan dengan kosong. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini. Keyra terus menatap ke depan hingga tak menyadari sosok tegap di sampingnya. Orang tadi terus menatap ke arah Keyra, memperhati