Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.
Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.
Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.
Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.
Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.
Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Sudah hampir satu tahun setelah kejadian itu dan sudah selama itu pula Keyra sudah mulai bisa melupakan kejadian yang menimpanya beberapa tahun yang lalu. Dia hanya menganggap itu bunga tidur dan tak akan membicarakannya kepada siapa pun. Serta berharap tak bertemu dengan mereka semua. Hingga ada kabar gembira datang kepadanya. Yaitu beasiswa yang selama ini dia tunggu datang juga. Dia di terima di Universitas ternama yang ada di Jakarta. Dengan perasaan senang Keyra memberi tahu kepada ibu Asri dan Dimas. "Ibu!" panggil Keyra dengan raut wajah bahagia. "Ada apa Keyra?" tanya seorang wanita paruh baya dengan nada heran. "Ibu tahu tidak-" kata Keyra yang terpotong oleh perkataan seseorang. "Tidak" kata Dimas dengan santai dari arah belakang Keyra. "Diem dulu bang!" kata Keyra dengan nada kesal. "Ya udah lanjutin" kata Dimas dengan nada tenang. "Ck!" decak kesal Keyra sambil menatap malas ke arah Dimas. "Jangan hi
Di sebuah ruangan dengan cahaya yang remang-remang, terlihat ada satu sosok manusia yang duduk di atas karpet. “Satria” panggil seseorang dengan nada suara lembut sambil menghidupkan lampu yang ada di ruangan itu. “Hm?” balas Satria dengan datar tanpa mengalihkan pandangannya dari arah bingkai foto yang ada di tangannya. “Ayo turun, makan dulu” kata Bunda Satria sambil melangkahkan kakinya mendekati putranya. “Satria gak laper bun” kata Satria dengan lirih. “Ya udah kalau laper langsung turun aja ya?” kata bunda Satria sambil mengusap rambut satria dengan pelan. Saat mamanya ingin berjalan keluar dari kamarnya, “Kapan mereka akan keluar dari rumah kita bun?” tanya Satria sambil memandang punggung bundanya dengan tatapan mata yang kosong. “Sebentar lagi, kata tantemu dia sudah mendapatkan rumah untuk mereka tinggal” kata bundanya dengan senyum manisnya. “Satria udah enek lihat wajah wanita itu” kata Satria dengan raut wa
Beberapa hari kemudian, hari yang di tunggu-tunggu oleh Keyra sebentar lagi akan tiba. Saat ini dia sedang berkemas untuk keberangkatannya. Siang nanti dia akan berangkat dengan kereta menuju ke Jakarta. Sendari tadi hatinya berdebar tak karuan, seperti ada sesuatu yang akan menunggunya di sana.“Dek” panggil Dimas sambil masuk ke dalam kamar Keyra.“Apa?” tanya Keyra dengan malas. Sebab sendari tadi Dimas selalu menggodanya dan membuatnya kesal.“Cie yang mau ke Jakarta!” kata Dimas di dekat telinga Keyra dengan nada suara cukup keras.“Bang Dimas!” kata Keyra dengan kesal sambil mengusap telinganya yang terasa berdenging.“Gue budek tanggung jawab lu!” kata Keyra sambil menatap permusuhan ke arah Dimas.“Cie yang Otw budek” kata Dimas dengan tawa bahagia.‘Plak!’ satu pukulan dari Keyra yang mendarat tepat di atas kepala Dimas.“Sa
Hari yang di tunggu-tunggu oleh Keyra akhirnya tiba. Dengan semangat penuh Keyra bangun dari tidurnya. Keberangkatannya cukup membuat Dimas dan Bu Asri sedih.“Ibu Keyra pamit dulu” kata Keyra sambil mencium tangan ibu Asri.“Jaga diri di sana” kata bu Asri sambil mengelus rambut Keyra sayang.“Ibu juga jaga diri, jangan paksa tubuh kalau udah capek” kata Keyra dengan nada memperingati.“Iya, kamu tenang saja” kata ibu Asri dengan raut wajah lesu.“Kalau udah sampai jangan lupa beri kabar sama ibu!” kata ibu Asri dengan nada cukup keras.“Iya” balas Keyra dengan senyum manisnya.“Assalamualaikum” kata Keyra dengan senyum bahagia.“Wa’alaikumussalam” kata ibu Asri dengan nada suara cukup sedih.Keyra mulai menaiki mobil hasil pinjam yang di kendarai oleh Dimas. Saat Keyra baru saja duduk di kursi samping Dimas, sudah di s
Saat ini Keyra sudah duduk nyaman di salah satu kursi yang ada di dalam kereta. Setelah menyimpan barang-barangnya keyra mulai menyibukkan diri dengan buku yang ada di hadapannya.Kereta mulai melaju dengan sedang setelah utu berganti dengan kecepatan laju. Tapi itu tak menganggu konsentrasi Keyra dalam membaca buku miliknya.Kereta akhirnya berhenti di tempat tujuan Keyra. Walau memakan waktu cukup banyak yaitu 8 jam lebih. Dengan badan yang sedikit pegal Keyra mulai bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari gerbong. Dengan langkah pelang Keyra berjalan menyusuri stasiun kereta dengan senyum menawan.'Setelah setahun lebih gak nyangka gue bakal balik ke sini dengan tubuh asli gue' batin Keyra saat sudah keluar dari stasiun. Dengan langkah tenang Keyra mulai mencari kendaraan yang bisa membawanya ke tempat tujuan yaitu universitas yang nantinya menjadi tempat dia menuntut ilmu. Untuk tempat tinggal, Keyra tinggal di asrama yang sudah di sediakan oleh pihak