Share

Bab 16 Fikar Terjatuh

Hadiah yang diberikan sang Ayah mampu membius pikiran Fikar. Dia tak mampu membayangkan hal lain, kecuali kesenangan yang akan diperoleh dengan mata berbinar-binar. Malam semakin larut tetapi kelopak matanya sulit ditutup. 

"Cepatlah Pagi, ya Allah."

Kalimat pamungkas Fikar hari ini, malam ini dan mungkin dua hari kedepan. Dia begitu bersemangat, menanti matahari timbul diufuk timur. 

Capek rebahan, ubah posisi duduk. Lelah duduk, pindah main handpone, letih scroll-scroll akhirnya terlelap saat jam menunjukkan pukul 03:20 Wib. Begitu tak sabar menanti pagi, namun pada akhirnya Fikar tetap bisa tidur meski tidak seperti jadwal biasa. 

Bunyi ayam berkokok, membuat kelopak mata Fikar terbuka, setelah menguceknya. Dia segera bangkit mandi tanpa dibantu siapa pun. Belajar mandiri!

Fikar begitu antusias. Bunyi tongkat besinya memenuhi ruangan yang sunyi sebab A

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status