Saat Ramli tiba dan melihat Rian di parkiran. Mereka bergegas masuk ke dalam gedung dan menunggu di salah satu ruangan yang sangat besar. Ruangan itu ukup menampung para peserta yang ingin melamar kerja hingga 500 orang.
Para pelamar yang datang untuk melamar di PT Indo Logistik semua sangat antusias. Meski hanya tahu bahwa yang akan di terima hanya 20 orang.
Ruangan yang hanya mampu menampung 500 orang kini sudah di penuhi hingga lebih dari 600 orang. Rian dan Ramli sangat bersemangat.
Rian adalah orang yang mempunyai nilai sangat baik di Univeraitas pesisir Kota. Jadi dia yakin akan di terima.
Setelah menunggu lebih dari 3 jam tibalah giliran Rian dan saat salah satu staff penerimaan melihat nilai IP Rian dia sangat puas, apalagi Rian mencantumkan sertifikat mahasiswa terbaik dan berprestasi.
Pria paruh baya yang cukup gemuk itu menatap Rian dan mulai menanyainya.
"Perkenalkan sebelumnya nama saya Baryl, saya adalah staff pener
"Ipit, apa kau melihat Niza? Dari tadi aku mencarinya di sekitar kampus namun tak menemukannya." "Kak Rian ternyata, tadi aku melihat Niza bersama temannya sedang makan di kafetaria kampus. Kenapa kak Rian tidak meneleponnya saja?" Rian mengerutkan alisnya ke atas dengan pertanyaan Ipit. "Niza lagi marah padaku, karna itu semua nomor kontakku di blokirnya. Kemaren aku sudah mencoba untuk datang ke rumahnya namun ia pergi ke rumah tantenya. Terima kasih Ipit, aku akan menyusul Niza ke kafetaria kampus kalau begitu." "Semoga cepat baikan, coba saja lihat di sana mungkin Niza masih ada di sana." Rian langsung menuju kafetaria kampus mereka. Saat Rian tiba di kafetaria kampus, Rian melihat Niza duduk bersama pria lain sambil menikmati hidangan makan siang. Dengan hati yang di penuhi banyak pertanyaan, Rian langsung menghampir Niza dan Pria yang bernampilan rapi dengan setelan kemeja yang cukup mewah serta jam tangan Rolex berwarna emas yan
Dedy pun pergi bersama Niza ke parkiran kampus. Saat tiba di parkiran Dedy membukakan pintu mobil BMW M4 miliknya. Semua gadis yang berada di sekitar kampus merasa iri melihat Niza. "Waw.. Lihat pria itu sangat gagah dan tampan, apa lagi mengendarai mobil mewah BMW M4. Aku ingin sekali menjadi pacarnya walau hanya 1 hari." Para gadis matrek di kampus saling pandang dan sesekali mengedipkan matanya kepada Dedy untuk mencuri perhatiannya. Namun Dedy acuh tak acuh menanggapi mereka. Setelah Niza masuk di bangku samping pengemudi, Dedy langsung membawa Niza pergi dari kampus. Rian mengejar mereka dan saat mobil BMW M4 hitam itu melaju Rian memanggil Niza yang pergi meninggalkannya begitu saja. "Niza tunggu.... Aku merindukanmu." Para gadis yang tadi mengagumi Dedy kini beralih untuk mencibir Rian. "Dasar pria miskim, masih saja berharap dengan wanita secantik Niza. Pasti Niza akan memilih Pria kaya karna dia adalah idola di kampus.
Mobil BMW M4 Hitam milik Dedy pun melaju ke butik terkenal itu, saat tiba di butik Niza mengerutkan alisnya ke atas saat membaca nama butik. "Syahrina beautique, sepertinya aku familir dengan nama ini." "apa yang kau katakan, apa kau pernah kesini sebelumnya?" "Aku belum pernah kesini, namun nama Syahrina seperti nama seseorang yang menyukai Rian pacarku." "Mungkin semua itu hanya kebetulan saja, ayo kita masuk kedalam. Butik ini sangat terkenal, kau pasti suka dengan semua pakaian yang berada di dalam. Hanya kalangan menegah ke atas yang datang kesini." Niza hanya mengangguk setuju, Niza melihat mobil yang berada disana semua adalah mobil-mobil mewah yang terparkir di depan butik. Saat masuk ke dalam penjaga toko langsung menyambut mereka dengan hangat. "Selamat datang di Syahrina Beautique tuan dan nona. Silahkan melihat apa saja yang anda suka." "Nona, aku ingin membelikan pakaian terbaik untuk gadis cantik yan
Niza lalu mulai memilih gaun yang terpajang, bak melihat sekuntum bunga yang mekar. Hatinya di penuhi dengan kebahagiaan, karna ia tak pernah bermimpi memakai pakaian yang sangat bagus. Saat Niza mengambil Dress minj yang berwarna putih. Ia takjub dengan kelembutan kain dari pakaian tersebut. Jika Dress mini ini di pakainya pasti akan memperlihatkan kaki indahnya yang mulus. Tak butuh waktu lama Niza langsung ingin mencoba, saat melihat bandrol harga di dress itu, ia langsung tersentak dengan harganya. "12 Juta Rupiah, mahal banget, pakaian seperti ini sampai semahal ini." Saat Dedy memperhatikan Niza yang melirik harga gaun itu langsung mendekati dan menghibur Niza. "Niza, jangan sungkan untuk mencobanya. Dress ini sangat bagus untukmu, aku akan membayar berapapun harga belanjaanmu jangan hawatirkan masalah harga. Pilih saja apa yang kau suka, aku akan membelikan semua untukmu." Niza bahagia dengan ucapan Dedy, dia menoleh Dedy
Syahrina melirik Dedy yang berada di sebelah Niza. "Jadi kau bersama tuan muda ini, tidak buruk, seleramu bagus juga." Dedy yang terpana melihat Syahrina gadis imut berambut sedikit ikal dan berwajahkan perawakan Arab tersentak karna Syahrina menolehnya. "Benar nona Syahrina, Niza bersama ku di sini bukan dengan Rian. Perkenalkan namaku Dedy, aku pemilik Restoran seafood yang berada di Sky Dragon Plaza di ibu kota Karta Negara." Syahrina sedikit tersenyum kecut dengan Dedy yang pro aktif. Syahrina menjabat tangan Dedy acuh tak acuh. "Jadi tuan Dedy membuka restoran seafood di Sky Dragon Plaza ya, menarik sungguh sangat menarik." "Kau benar nona Syahrina keluargaku membuka restoran di sana. Aku sangat mengagumi mu sejak kau mulai terkenal menjadi perancang busana terbaik Negri ini." "Tak di sangka sungguh sebuah keberuntungan aku bisa menemui mu secara langsung. Butik mu sungguh sangat bagus dan mempunyai pelayanan terbaik."
"Kalau begitu aku setuju denganmu, aku tidak akan mempersulit Niza. Siapapun yang akan di pilihnya, semoga itu yang terbaik untuknya. Aku juga tidak akan mempersulit pria itu.""Bagiku jika seorang wanita mencintai seseorang, apapun status pasangannya pasti akan di terimanya, selama bisa menafkahi hidup mereka kelak.""Kekayaan bisa di cari bersama, aku tidak akan mempublikasikan diriku seorang milyarder pada wanita manapun sebelum aku menemukan wanita yang ingin menikah denganku.""Semoga kau mendapatkan apa yang kau harapkan kawan, aku hanya bisa mendukungmu sebagai sahabat.""Terimakasih Sobat"Tak lama saat mereka sedang asik mengobrol, handphone mereka berdering secara bersamaan. Setelah mereka melihat secara bersamaan mereka berseru."PT Indo Logistik"Setelah mereka membuka pesan teks itu dengan penuh harap, keduanya melompat dari bangkunya secara bersamaan."Aku di terima di PT Indo Logistik"Mereka saling
Saat jam istirahat siang, Rian makan di kantin kantor. Setelah mengambil menu makanan Rian memilih duduk sendiri di pojokan. Saat Desi yang telah memesan makanannya membawanya segera untuk duduk. Namun ia melihat begitu banyak karyawan duduk berbarengan, banyak yang menawarinya bangku kosong agar makan di sebelah karyawan tersebut. Namun Desi acuh tak acuh, saat ia ingin mencari bangku dan ia tertuju ke pojokan meja yang di tempati Rian. Karna Desi mengenal Rian yang juga karyawan baru sepertinya, ia segera duduk untuk makan bersama di meja Rian. "Rian, apa aku boleh duduk disini bergabung bersamamu?" Saat Rian mendengar suara lembut Desi yang memanggil namanya, Rian langsung menoleh ke arah suara yang tadi ia dengar. "Ternyata kamu Desi, tentu saja boleh. Ini kantin kantor, aku tidak punya hak melarangmu untuk makan di manapun yang kau mau." Saat asik mengobrol sambil makan, Rian bertanya pada Desi, oh ya rumah kamu di man
Doni dan rekannya yang tersisa ketakutan hingga keringat dingin membasahi wajah keduanya. "Tidak, tidak mungkin. Ini tidak bisa di biarkan." Doni mengambil 2 balok kayu setebal 2 inci dan memberikan salah satunya kepada rekannya yang berambut pirang dengan tindik di hidung. "Ambil ini dan ayo kita serang bersama-sama." Rekannya mengambil kayu balok setebal 2 inci yang di berikan Doni dan langsung keduanya mengayunkan pukulan dengan kayu balok tersebut dari ke dua sisi Rian. Namun Rian acuh tak acuh dengan pukulan menggunakan balok kayi ke dua pria geng motor ini. Rian hanya menangkis dengan ke dua tangannya. Balok kayu itu patah saat menghantam lengan Rian. Krak, krak. Doni dan rekannya kebingungan, dia berfikir dengan pukulan tersebut dapat membuat Rian cedera, setidaknya mematahkan ke dua lengan Rian. Namun pemandangan yang baru ia lihat seperti mimpi. Kayu balok itu patah saat menghantam lengan Rian. "Diaaa,