"Roy. Gimana kalo kita bikin perjanjian di sini?" tanya seroang wanita berambut panjang.
"Kalo aja Mama denger kamu manggil aku begitu, kena ceramah lagi ntar," jawab Royan.
"Tenang aja kalo di depan Mama aku tetep bakal manggil Mas kok, cuma kalo lagi berdua gini canggung tau," sanggah wanita itu.
"Iya deh. Terus mau bikin perjanjian apa sekarang, Nyonya Lilly," goda Royan.
"Janji yang harus dirahasiakan!" Lilly mengatakannya dengan raut wajah yang serius.
"Terus, gimana cara nepatin janji kalo harus dirahasiakan?" kata Royan.
"Kalo salah satu di antara kita udah gaada, harus ke sini lagi buat baca janjinya, gimana?" tawar Lilly.
"Ish, kamu ini ya. Nikah baru dua bulan nikah juga bilangnya udah yang nggak-nggak," keluh Royan.
"Yuk! aku udah nulis duluan ini," jawab Lilly sambil terus menggoreskan tinta di atas kertas yang beralaskan batu besar.
To. Royan
Kamu pasti kesel kan aku panggil R
Setelah menikmati bulan madu yang singkat, kini saat nya mereka benar-benar memulai hari pertama sebagai keluarga kecil bahagia. Walaupun dulu Rachel sudah sering mengurus Royan dan Rey, namun tetap saja dulu mereka tak tinggal serumah jadi banyak hal baru yang dirasakan Rachel akhir-akhir ini."Papa kan udah bilang, Rey. Kalo senin itu cepetan dikit siap-siapnya, macet ini jalannya," keluh Royan yang sudah siap sejak setengah jam yang lalu."Mama yang suruh Rey makan dulu, Pa." Tentu saja anaknya tersebut tak mau kalah debat dengan Papanya yang sifatnya tak jauh beda."Biar sarapan dulu, Mas. Rey hari ini ada pelajaran olahraga, kasihan kalo nggak makan dulu. Biar Rachel aja yang anter sekolah," tengah Rachel."Sekalian bareng aku aja, kamu bolak-balik ntar kalo nganter Rey." Royan akhirnya memilih untuk mengalah, dan menikmati kopi yang sudah disiapkan oleh Rachel.Sadar bahwa suaminya sedang kesal, Rachel harus segera menenangkannya daripada sel
Setelah mendapatkan pesan kemarin, Rachel tidak bisa fokus pada kegiatannya hari ini, memanggang roti pun tak sengaja malah ia jadikan arang. Susu yang harusnya menyehatkan malah tak sengaja ia beri garam, yang membuat Rey langsung melebarkan matanya begitu meminumnya."Babe," panggil Royan, dan tak ada balasan sedikitpun dari Rachel."Babe!" Kini Royan lebih meninggikan suaranya.Sadar bahwa dirinya dipanggil oleh sang suami, Rachel bergegas menemui Royan yang sudah siap berangkat bersama Rey. Sejujurnya ia masih bingung karena memang sarapannya belum selesai tapi mereka berdua sudah bersiap untuk berangkat."Nggak sarapan dulu, Mas?" tanya Rachel."Babe, kamu serius lagi nggak sadar atau gimana?" Royan menanyainya balik."Kenapa emang, Mas?" Tentu saja Rachel bingung karena bahkan ia belum selesai memasak sarapan."Mama lupa abis kasih Rey susu rasa garem?" keluh Rey."Ha?" Rachel masih bingung."Matiin kompornya
Setelah mendapat semua pengakuan sekaligus penjelasan dari Adel, kini Rachel ingin segera bertemu suaminya tersebut. Entah mengapa Rachel sedikit merasa kecewa dengan Royan yang sama sekali tidak memberitahunya mengenai Adel, dan lain hal. Rachel merasa banyak hal yang ditutupi oleh suaminya tersebut, ia tak bisa menerimanya, karena bagi dirinya pernikahan adalah tentang keterbukaan suami dan istri. Rachel tak ingin ada rahasia yang disimpan seorang diri oleh Royan, apalagi hal tersebut mengenai dirinya seperti kasus yang menimpa Adel saat ini.Berulang kali Rachel menelpon suaminya tersebut namun jangankan sebuah jawaban, yang ada hanya nada datar yang terus berbunyi menandakan Royan tak ingin mengangkat telepon darinya. Namun, ia ingat bahwa hari ini suaminya pasti sedang berada di cabang utama, karena beberapa hari lalu Royan mengatakan bahwa seminggu ini ia akan berada di cabang utama untuk memastikan acara besar siap dilaksanakan.Tanpa berpikir panjang, Rac
"Kamu ngapain ketemuan sama Adel?" tanya Royan."Bukannya Mas Roy yang ngasih nomerku ke dia, kenapa Mas malah nanya ke aku, hayo." Rachel memancing suaminya tersebut agar semakin tersulut emosi.Royan sangat menggemaskan jika sedang marah, atau khawatir. Mungkin Rachel yang terlalu aneh, tapi ia sangat senang melihat ekspresi Royan saat sedang mencemaskannya, atau Reyhan."Iya sih. Tapi kamu kok nggak bilang Mas dulu kalo mau ketemuan sama Adel?" tanyanya lagi."Lah, Mas juga nggak bilang-bilang dulu kalo lagi nyelidikin masalah Rachel. Mas juga nggak bilang kalo Mas Roy ngehubungin Adel," jawab Rachel terus menerus."Rachel ...." Royan menyerah sekarang, semua yang dikatakan istrinya adalah benar, ia tak seharusnya melakukan semua sendiri tanpa persetujuan dari Rachel. Terlebih hal ini menyangkut tentang sahabat istrinya pula."Iya deh, Mas minta maaf udah ngerahasiain semuanya dari kamu," kata Royan yang akhirnya mengalah."S
Tim dekor sudah menyelesaikan seluruh ruangan yang akan digunakan esok hari, sedangkan tim dapur mengecek ulang bahan-bahan khusus yang didatangkan untuk acara ini. Jika biasanya Royan menyerahkan keseluruhannya pada orang yang dipercaya, khusus acara ini, ia akan mengkondisikannya sendiri. Royan sudah berpamitan pada Rachel agar dirinya bisa menginap di bistro saja sejak kemarin, istrinya tersebut juga pastinya menyetujui keinginan itu. Tugas untuk mengantarkan Rey yang awalnya dilakukan oleh Royan, sejak kemarin sudah berpindah pada Rachel."Glen, truffle udah ready? katanya kemaren ada yang telat?" tanya Royan."Sudah, Pak. Semua barang sudah siap," jawab Glen."Tolong pastikan lagi semua siap bekerja besok dan anak-anak baru harus dipandu ekstra, aku nggak mau kita besok terhambat di sana," ujar Royan memberikan pengarahan.Bukan tanpa alasan Abimanyu memilih bistro Royan untuk mengadakan acara pentingnya, jika putranya tersebut mendapat masalah acara
"Royan mana, Chel?" tanya wanita yang tak diundang tiba-tiba sudah duduk di sofanya."Mas Roy lagi nginep di bistro pusat, Ma. Untuk acara besok," jawab Rachel sambil menghidangkan secangkir teh hangat untuk ibu mertuanya."Kamu kok malah dukung kemauan dia sih, Chel." Tiara menaruh tas jinjing bermereknya di atas meja."Rachel cuma mau dukung kemauannya Mas Roy aja, Ma. Bisnis ini juga kan sudah dirintis susah payah sama Mas dari dulu," ucap Rachel yang sebisa mungkin menahan agar tidak menyakiti mertuanya."Nggak salah sih kalo pemikiranmu begitu, tapi kamu harus tau ya Chel, papanya Roy juga nggak semudah itu mendirikan perusahaan yang sekarang. Mama yang mati-matian nemenin dia dari nol." Tiara memperbaiki posisi duduknya, "sekarang bayangin gimana jadi Papa kalo anak semata wayangnya nggak mau nerusin bisnis yang sudah dia rintis susah payah?" lanjutnya."Saya terserah semua keputusan Mas Roy, Ma. Seperti kata Mama yang berjuang mati-matian di
Setelah mendengar seluruh cerita dari istrinya, kini Royan tak bisa tidur karena merasa sangat bersalah pada Rachel. Tanpa sepengetahuannya, ia sudah menjalani hari-hari yang berat tapi masih berusaha sebaik mungkin menjaga Royan dan Reyhan. Belum lagi tuntutan dari mamanya, sungguh Royan merasa bersalah atas semua yang terjadi pada istrinya. Adnan dan Eva sama sekali tidak pernah menuntut Royan apapun, tapi sebaliknya Tiara malah memperlakukan Rachel seperti ini.Tangan besar Roy mengelus lembut puncak kepala istrinya yang sudah tertidur nyenyak, bulu matanya yang lentik masih terlihat basah bagaimana bisa ia membuat wanita secantik ini menangis. Harusnya Royan memastikan Rachel berjalan melewati indahnya kebun bunga, sebagai balasan karena sudah mau menerima dirinya yang merupakan duda beranak satu. Kini pria itu mulai memijat pelan kepala Rachel, berharap semua bebannya terangkat, dan dapat bersinar seperti semula."Mas, kok belum tidur," tanya Rachel yang terbangun
"Istirahat dulu, Chel. Nggak baik kalo ngeliat laptop seharian suntuk." Eva berdiri di ambang pintu kamar anaknya."Iya, bentar lagi kok, Ma. Nanggung kurang dikit," jawab Rachel yang masih terus mengerjakan rangkaian data di dalam laptopnya."Jangan lupa makan, ingetin mantu sama cucu Mama juga." Eva meninggalkan kamar Rachel tanpa menunggu jawaban darinya.Benar juga yang dikatakan mamanya, Rachel segera mengambil ponsel hendak menelepon Royan dan Rey, namun ia mengurungkan niatnya karena tanpa disadari ternyata jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, dan berarti putranya itu sudah tertidur nyenyak. Rachel memilih untuk mengirimkan pesan pada suaminya, mengabarkan bahwa pekerjaannya sudah hampir selesai.Suami <3 (10.30PM)"Kamu santai dulu aja di sana, Babe. Nanti balik kesini kalo semua udah beres."Rachel harus banyak-banyak bersyukur karena mendapatkan suami yang tak pernah menuntut seperti Royan.