Anita dibawa ke halaman pesta lagi, ia bisa melihat petugas kebersihan sedang bersih-bersih disana.
"Bos, aku sudah mendapatkannya." ucap Derry pada pria yang membelakangi mereka.
"Aku tidak menyangka, Alex akan memberikannya dengan mudah." Derry berkata lagi.
Bertepatan dengan itu, pria itu membalikan badannya menghadap mereka. Tangannya memegang satu tongkat, senyum di bibirnya mengingatkan Anita pada kejadian beberapa waktu lalu.
"Maafkan aku." Anita menabrak seorang pria paruh baya didepan pintu toilet.
Pria itu tersenyum miring, "tidak masalah."
Ada sesuatu yang membuat Anita merasa aneh, tapi Anita merasa tidak perduli dan kembali pada Alex yang menunggunya diluar. Pria itu sangat ribet, Anita ingin ke toilet saja mereka harus mengalami perdebatan yang panjang.
Katanya mereka sebentar lagi akan masuk ke pesta ken
"ini semua gara-gara kau!!" Alex menyalakan Anita atas rencananya yang gagal.Mereka saat ini sudah berada dirumah, Boy memberitahu Alex bahwa mereka kehilangan jejak Malik dan Anita disalahkan atas semua ini. Ia bahkan sama sekali tidak tahu rencana apa yang hendak Alex lakukan sewaktu di pesta. Ia bingung, terkejut dan sangat marah ketika Alex menyerahkannya sebagai hadiah pada Derry. Tapi dengan seenaknya, pria itu malah menyalahkannya seperti ini."Boy pergi dan selesaikan kekacauan dirumah itu, jangan biarkan polisi tahu mengenai hal ini!" titah Alex sebelum Boy pergi meninggalkan mereka."Aku tidak percaya kau begitu bodoh, seharusnya kau goda saja Malik dan buat dia takluk. Sehingga aku bisa membunuhnya saat itu juga!"Terus menerus Anita disalahkan dan ia masih berusaha sabar. Anita berfikir kenapa Alex harus semarah ini. Biasanya pria itu tidak banyak bicara dan hanya diam terus mengabaikannya seperti biasa."Kau dengar aku?!" Alex mendada
Sudah tidak tahan, Anita tidak mau di perintah oleh Alex lagi. Sementang ia seorang majikan bisa seenaknya menyuruh. Jika bukan karena misi, Anita tidak mau melakukan ini semua. Lebih baik jika waktunya ia pergunakan untuk istirahat, baru ini ia istirahat dari pagi hingga saat ini. Alex benar-benar keterlaluan. Pria itu suka memerintah seenaknya. Lihat saja pria itu akan di penjara setelah ini.Anita sudah melakukan berbagai cara, tapi tetap saja gagal. Ia tidak menemukan apapun di rumah ini, mau bertanya kepada pria itu sama saja mencari mati.Tapi ada sesuatu yang membuat Anita kepikiran, ia ragu apakah ini akan berhasil kedepannya atau tidak. Mengingat resikonya yang sangat besar. Ada hati yang harus di pertahankan dan juga harga dirinya yang di korbankan. Ia ragu untuk melakukannya.Akan tetapi jika rencana ini sukses, Anita bisa mendapatkan apa yang diinginkannya yaitu kebebasan dan menjebloskan Alex kedalam penjara.
Besok paginya Anita menunggu Alex didepan kamar, ia sudah membereskan pecahan beling yang disebabkan Alex semalam. Ia juga sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Alex.Akhirnya pintu terbuka, keluarlah Alex dari balik pintu. Saat Anita berada didepannya, pria itu terkejut melihat Anita berada dihadapannya. Tapi hanya beberapa saat saja. Setelah itu Alex kembali merubah raut wajahnya menjadi datar. "Maaf atas kejadian semalam." Anita menundukkan kepalanya menyesal. Alex tidak membalas dan pergi begitu saja melewati Anita, pria itu langsung duduk di meja makan.Dalam hatinya ia merasa senang karena dapat membuat Alex kesal. Kejadian kemarin tidak seberapa, itu hanya permulaan. Permainan sesungguhnya akan dimulai sekarang."Tunggu dulu, biar aku saja yang menyajikannya." seperkian detik Anita sudah berada dimeja makan dan langsung melayani Alex. Anggap saja perlakuan spesial ini sebagai permintaan maaf Anita. Karena tidak pernah sekalipun Anita menyajikan makanan langsung seperti ini. Bi
"Apakah kau tidak ingin bersenang-senang denganku, Baby?” Anita kemudian mengeluarkan nada manjanya lagi pada pria itu. Ia yakin dirinya sekarang sudah seperti wanita penghibur kelas kakap.“Kau ingin bersenang-senang denganku?” tanya pria itu sinis.“Tentu saja, ahh-” diluar ekspektasi, Anita merasakan lehernya di cekik oleh pria itu tiba-tiba. Bukan itu saja, Anita juga dilecehkan dan diperkosa oleh pria itu. Niat ingin menyelidiki kasus malah ia berakhir mengenaskan disana.Anita menggelengkan kepalanya sembari menahan bahu pria itu agar menjauh. Tapi semuanya terlambat, mereka sudah bersatu dan pria itu melakukan dengan bringas seolah pria itu sengaja memberikan pelajaran untuk Anita karena berani menantangnya.Lupakan soal kenikmatan yang ia dapatkan dari pria yang pernah bercinta dengannya selama ini. Ia memang bukan wanita suci yang tidak pernah bercinta. Ia pernah melakukan sex dengan salah satu kekasihnya dulu, tapi
Anita duduk di bangku kafe, di hadapannya ada seorang wanita yang tampak seumuran dengannya. Diketahui orang tersebut adalah rekan reporternya.“Gue udah cari tau, ketua mafia itu akan datang ke klub malam ini. Ini alamat klubnya.” Wanita itu menyodorkan stiker notes kepada Anita. “Dan pasti in Lo datang tempat waktu, sekitar jam 8 malam!”Sambil mendengarkan perkataan Dina, Anita membaca alamat yang diberikan wanita itu kepadanya.“Klub Canadian?” tanya Anita menaikkan satu alisnya lalu memandang Dina.“Iya. Klub itu ada di Jakarta Utara, dan yang boleh masuk hanyalah orang yang memiliki Member card.” jelas Dina santai, tak terpengaruh oleh tatapan Anita yang memandangnya dengan heran.“Jadi Lo nyuruh gue buat datang ke sana? Sementara gue gak punya Member card itu, GIRLS!” ucap Anita menekankan kata ‘girls’ di akhir kalimatnya agar wanita itu sadar atas apa yang diucapk
“Lepaskan!!” Anita kesulitan bernafas. Berulang kali ia menyingkirkan tangan pria itu dari lehernya.“Kau ingin aku melepaskannya?”Samar-samar Anita bisa melihat mata biru pria itu berkilat tajam menatapnya.Dengan kasar, pria itu melepaskan cengkeramannya dileher Anita. Tidak membiarkan Anita bernafas lega, kemudian pria itu menggotong tubuh Anita dan membawanya ke sebuah meja panjang di salah satu ruangan VIP tersebut.“Apa yang akan kau lakukan?” Anita sedikit meringis saat bokongnya menyentuh benda pipih itu dengan kasar.Pria itu tidak menjawab. Anita merasakan tangan pria itu menyusup ke dalam rok mininya dan mengeluarkan celana dalamnya secepat kilat.“Brengsek!” Anita mengumpat sembari menyingkirkan tangan pria itu dari celana dalamnya. Ia menatap nyalang pria itu, bahkan dalam keadaan gelap seperti ini
Pagi ini Anita sedang menyusun pakaiannya kedalam koper. Penerbangan pukul sepuluh pagi dan ia menggunakan waktunya untuk membereskan barang-barangnya yang akan dibawanya ke Singapura nanti."Oke selesai." Anita duduk ditepi ranjang. Ia memainkan ponselnya sambil menunggu jam sepuluh. Disana ada email masuk kedalam ponselnya. Anita langsung tersenyum saat melihat siapa yang mengirim email itu.To : AnitaHow are you sweety? I Miss you, sugar. Kamu tahu, bunga mawar mencari kamu. Katanya dia sangat merindukan kamu. Jangan lama-lama disana, dan kembali kesini. Semua merindukan dirimu termasuk aku. Musim panas disini terasa dingin tanpa kehadiran mu. Jangan marah pada Denis lagi, dia sangat menyayangimu. Atas semua kesalahannya itu bukan benar-benar kesalahannya. Dia telah menjelaskan pada kami, I Miss you. Semoga kita bisa bertemu lagi.Dari pacar kesatu, Zidan.C
Disebuah kamar hotel, seorang pria terlihat berdiri didepan kaca besar. Tangan kirinya dimasukkan ke kantong celana dan tangan satu laginya digunakan untuk menjawab telepon dari seseorang."Semuanya telah selesai, kita hanya perlu menerima barangnya besok."Dari lantai lima belas, pria itu bisa melihat pemandangan kota Jakarta yang berkelap-kelip dengan indah. Mobil dan motor-motor tanpa henti berlalu lalang di jalan raya pada malam hari itu."Kali ini aku pastikan, kita memilih anjing yang tepat untuk dijadikan budak. Dia tidak se-naif CEO yang dulu kita angkat. Kita bisa memanfaatkannya, lalu setelah itu kita buang dan jadikan dia sebagai kambing hitam."Masih mendengarkan penuturan dari seberang sana, pria itu berbalik dan berjongkok menghadap wanita yang bersimpuh dibawah kakinya. Kea