Hai …
Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai …
Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini …
Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up …
Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah …
Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca …
Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak …
Nama-namanya adalah sebagai berikut::
1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM
2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM
3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM
Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah …
Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah …
Atau bisa juga japri author untuk Giveaway menarik lainnya
Terakhir, author akan rehat sebentar dari dunia perhaluan.
Mungkin akan sedikit lama, tapi author janji akan kembali begitu author sudah siap lagi dengan rutinitas menulis.
Nanti kalau ada karya baru, author bakal umumkan di I* atau di dua novel author di sini…
Terima kasih semua
Author sayang kalian ^_^
"Eh, siapa dia?""Kamu tidak tahu? Dia yang kemarin dibicarakan semua karyawan di kantor. Katanya dia yang akan menggantikan Pak Willy.""Hah? Rambut putih begitu akan jadi bos kita? Astaga … aku pikir kantor kita sedang kedatangan oppa Korea!" kekeh Suci."Mulut kamu Suci … kalau bos baru kita dengar, abis kamu!"Suci hanya tertawa geli di samping rekan kerjanya Olivia. Pria dengan rambut yang dicat putih dengan kulit tubuh pucat berjalan lewat di depan mereka berdua."Dia orang mana memangnya? Itu rambutnya asli, atau dia sengaja mengecatnya begitu biar jadi pusat perhatian semua karyawan disini?" cerocos Suci masih asik meledek bos barunya."Astaga Suci, berhenti bicara begitu!" bisik Olivia. "Itu bos baru kita lagi perhatikan kamu dari tadi!" tunjuknya dengan matanya."Eh, iya … sorry."&n
Membalas serangan sosok berjubah hitam yang menyerangnya, Rey terbang dengan cepat menyambar perut sosok itu.Melayangkan pukulan hingga tendangan ke wajahnya, Rey berhasil menumbangkan sosok berjubah hitam hingga jatuh menghantam tanah dengan kuat.Sosok asing itu mulai kewalahan menghadapi Rey, bahkan jubah yang dia pakai terlihat mulai robek di sana sini.Tubuhnya mulai lemah karena kehilangan banyak energi menghadapi Rey yang notabene jauh lebih kuat darinya."Beraninya kaum hitam sepertimu menantangku. Apa kau tidak tahu ini adalah daerahku?! Pergi dari sini sebelum aku memusnahkanmu!"Manik mata biru Rey berubah menjadi warna merah darah, dengan sebuah tanda hitam seperti tato di wajah putih pucatnya. Simbol itu muncul jika dia sedang marah seperti ini.Mendengar ucapan Rey, sosok asing itu mundur dan menghilang di balik gelapnya malam
Kamar yang sudah di dekorasi begitu cantik dengan wangi segar aroma bunga mawar, adalah kamar pengantin Rey dan Suci.Raja Vampire yang baru saja diteguhkan itu, sudah resmi menikahi Suci pegawai di perusahaan miliknya.Selama beratus-ratus tahun mencari, Rey akhirnya berhasil menemukan mate-nya yang hampir saja diculik dan menjadi santapan kaum hitam.Awal pertemuan mereka tadi pagi sudah membuat Rey yakin kalau Suci adalah belahan jiwanya. Tatapan mata coklat tua itu sudah berhasil menggetarkan hati dan jiwa Rey yang selama ini kosong, hingga terpaut pada wanita ini."Selamat datang di kamar kita My Lady…." Rey mendudukkan Suci di atas ranjang mereka.Kelopak bunga mawar merah ikut menghiasi ranjang king size itu."Mulai sekarang, kamu adalah istriku … istri Rey Octoniamus Peorma, raja di klan Vampire. Ingatlah ini dalam alam bawah sadar
"Apa yang terjadi Rey? Kau ingin membunuh mate-mu sendiri?!"Michael datang memeriksa keadaan Suci yang terbaring tidak berdaya di atas ranjang.Setelah wanita itu pingsan, Rey pergi meninggalkan Suci sendirian di dalam kamar mereka. Dia baru datang esok harinya, dan mendapati istrinya belum juga sadar."Diamlah, aku tidak sengaja melakukannya!"Michael menggelengkan kepala mendengar jawaban dingin dari Rey. Hanya dia seorang tabib klan mereka berani memanggil raja Vampire itu dengan namanya.Mereka tumbuh bersama sejak kecil dan bersahabat baik sampai sekarang. Michael lebih kepada bodyguard, asisten dan tabib kepercayaan Rey."Kau harus ingat kalau wanitamu ini tidak sama seperti kita Rey. Walaupun kamu sudah menggigitnya, tapi dia masih setengah manusia. Dia masih bisa mati dan merasakan sakit!"Michael me
"Selamat datang di keluarga Peorma, Suci…." sambut mereka mengangkat gelas kristal berisi minuman berwarna merah pekat, yang terlihat sangat kental.Masing-masing mereka mulai meneguk minuman tersebut, tapi tidak dengan Suci. Rey tidak mengizinkan istrinya meminum itu, dia malah memberikan sebotol air mineral pada Suci yang entah datang dari mana."Kamu tidak boleh meminumnya Suci," bisik Rey di telinga istrinya."Memangnya ini apa?""Itu darah," sahut Rey dingin.Pandangan mata yang ada di sana semakin aneh mengarah pada Suci. Rey tahu kalau keluarganya pasti akan mencerca dia dengan beribu pertanyaan setelah ini."Kamu tidak minum Suci?" tanya Clara mewakili semua yang ada di sana."Dia tidak minum minuman kita, Mom," jawab Rey lebih dulu.Semua langsung diam dan saling menatap satu sama lain. Keanehan itu te
"Suci … bangun, Nak. Ini sudah jam berapa?" Suara seorang wanita yang tidak asing di telinganya, membangunkan Suci yang tengah tertidur pulas di kamar. Wanita paruh baya yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar Suci menggeleng-gelengkan kepala. "Kamu bisa terlambat pergi bekerja Suci, ini sudah jam tujuh. Ayo cepat bangun!" ujarnya lagi menutup pintu. Suci mengerjapkan matanya, mengarahkan pandangannya ke sekitar. Dia sadar kalau dia baru saja bermimpi. Tidak ada lagi kastil atau pria yang diketahuinya sebagai bosnya tidur di sampingnya. Sepertinya benar kalau dia hanya bermimpi selama ini. Suci bangun dan menurunkan kakinya ke atas lantai, baru saja akan menginjakkan kedua kakinya. Suci kembali terduduk karena merasa pangkal pahanya sangat sakit. "Aww…." ringisnya kembali terduduk di atas ranjang. "Kenapa sakit sekali?" 
"Ma-maaf Pak." Suci ragu-ragu mendongak, menatap pria tampan dengan rahang yang tegas di depannya.Pria yang sempat dia ledek waktu itu bersama Olivia tampak sangat tampan dari arah sini.Bayangan wajah pria ini pun begitu jelas dalam mimpinya. Bagaimana pria itu tidur di sampingnya, serta bagaimana pria ini menyetubuhinya dengan sangat lembut semalam. Suci merasa kepalanya sudah tidak waras sekarang."Ambil barangmu dan ikut aku!" ujar Rey lagi berjalan meninggalkan Suci yang masih tertegun dengan ketampanan sosok atasannya."Aku hitung sampai lima, kalau kamu belum juga masuk ke ruanganku. Aku akan memberimu hukuman!" ancamnya.Suci bergegas mengambil barang miliknya yang berserakan di lantai, dan melangkah cepat masuk keruangan Rey."Ternyata kamu cukup sigap untuk seorang wanita." Rey tersenyum tipis melihat Suci yang terlihat takut mendapatkan huku
Suci melangkah mendekati pintu ruangan sekretaris atasannya yang tepat bersebelahan dengan ruangan Rey."Permisi, Pak." ujarnya mendorong pintu, menyembulkan kepala. "Aku diminta, Pak Rey kesini untuk menanyakan apa pekerjaanku."Seorang pria yang tadi pagi menyapanya di lift dengan sangat ramah, mendongak menatap Suci yang berjalan masuk ke ruangannya."Jadi kamu yang akan bekerja disini?" tanya Michael bangkit berdiri dari kursi."Iya, Pak. Aku diminta kepala divisi keuangan kesini.""Baik. Silahkan duduk…," ujar Michael hangat.Suci mengangguk dan duduk berhadapan dengan pria yang tidak kalah tampannya dengan bos besar mereka di kantor.Pandangan mata Michael tidak sengaja melihat perban luka di tangan kanan Suci. "Jarimu kenapa?""Oh, tidak apa-apa, Pak. Aku hanya tergores sedikit tadi."