Bora dan para stafnya merayakan makan bersama untuk suksesnya Galery hari ini. “Semuanya tenang tenang, hari ini kita akan merayakan respon positif dari Tuan Elard mengenai Galery kita. Semua ayo angkat gelas kalian kita merayakannya bersama sama.” Ujar Wika yang sangat antusias dengan perayaan ini, tidak termasuk Bora dimana dia masih terdiam sambil melihat kearah ponselnya. Wika yang melihat Kepala Kreatornya tidak antusias seperti biasanya, lalu Wika melirik kearah Bora.
“Kau tidak seperti biasanya, apa kau baik baik saja Kepala Kreator?” Tanya Wika
Bora menatap kearah Wika dan yang lainnya yang ada disana. Lalu Bora berdiri dan menatap kearah Semua Staf yang ada dihadapannya. “Semua Mohon perhatiannya.” Ujar Bora
Semua orang menatap kearah Bora yang tiba tiba berdiri dari tempatnya. “Saya mendapat satu Tugas Penting dari Pak Elard, dimana saya harus Merekrut Seorang Seniman Legend yang sedang tertidur.” Ujar Bora
“Seniman Legend yang tertidur?” Ujar Ifan
“Apa Pak Elard ada memberimu Tugas, Bagaimana aku tidak tahu?” Tanya Wika
“Hari ini Kita Akhiri makan malamnya, dan Besok Pagi Saya akan mengadakan Rapat untuk memberitahu siapa Seniman Legend yang akan kita Rekrut untuk masuk kedalam Galery Kita. Sekian.” Ujar Bora yang pergi dari sana, Wika dan yang lainnya hanya terdiam saat Bora pergi dari sana. Bora sedang dalam perjalanan dan ia masih bingung harus mulai dari mana mencari Seniman itu.
“Bagaimana aku mencarinya, dia seperti hilang di telan bumi. Terlebih Jakarta sangat luas dan tidak mungkin aku mencari satu persatu kan.” Ujar Bora, tak lama ponsel Bora berdering dan ia melihat kearah Ponelnya yang ada di sampingnya. Bora mengambil Ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya. “Ahhhh Kenapa Mereka menghubungiku.” Ujar Bora, Lalu Bora Menepikan Mobilnya untuk menerima Panggilan Dari Saudarinya.
“Ya Halo.” Ujar Bora yang mengangkat Panggilan Dari Saudarinya
“Kenapa Kau Sangat Lama mengangkat teleponnya. Apa kau sudah tidak perduli dengan keluargamu?” Tanya Wina
“Kenapa Win, Aku tadi lagi dijalan jadi lama mengangkatya.” Ujar Bora
“Malam Ini Kau Kerumah, Ayah memanggilmu.” Ujar Wina
“Ayah Memanggilku? Untuk apa?” tanyanya
“Mana Aku tahu, Aku Tunggu.” Ujar Wina yang mengakhiri panggilannya. Bora hanya terdiam saat Wina mengakhiri panggilannya.
“Ahhh Menyebalkan sekali.” Ujar Bora, lalu Bora kembali melanjutkan perjalanannya.
Di Kediaman Josep, Wina Anak Ke Tiga, Tira Anak Pertama, Serta Clea yang merupakan Istri dari Josep sudah berkumpul di Meja Makan. Josep menatap kearah Wina dan menanyakan mengenai Bora yang belum kunjung datang. “Kau Yakin sudah menghubungi Bora?” Tanya Josep“Tentu Saja Ayah aku sudah menghubunginya. Mungkin macet kali.” Ujar Wina
“Jangan bilang kalau dia engan untuk datang, dia sok sok an sekali ingin berkarir sendiri tanpa nama besar Ayah.” Ujar Tira
“Tira Jaga Sikapmu, Dia tetap Adikmu.” Ujar Clea. Bora akhirnya datang dan ia berjalan kearah ruang makan, saat ia melangkah Wina, Tira dan Clea menatap kearah Bora.
“Akhirnya Kau Datang.” Ujar Wina
“Tentu saja aku datang.” Ujar Bora sambil duduk dan menatap kearah Tira yang ada dihadapannya.
“Bagaimana Bisnis yang kau Jalani, apa berjalan sukses?” Tanya Bora
“Kau meledek, kau sudah tahu bahwa Bisnis ku bangkrut tahun lalu.” Ujar Tira dengan nada yang tinggi saat Bora menanyakan mengenai Bisnisnya.
“Ibu dengar kau akan melakukan projek besar bersama Elard, ibu senang akhirnya kau berhasil dengan usahamu sendiri.” Ujar Clea.
Josep menatap kearah Bora, “Apa kau sangat senang dengan pekerjaanmu saat ini? Kenapa kau ingin sekali mengurus Galery padahal ayah bisa membuat Studio Art dimana Kau bisa menjadi Bosnya.” Ujar Josep
“Ayah.” Ujar Tira yang tidak suka jika Ayahnya dengan ringan memberikan Modal untuk Bora.
“Aku tidak perlu ayah, aku juga tidak menginginkan Bisnis itu.” Ujar Bora
“Lantas kenapa kau terjun ke dunia seni, sampai menjadi Kreator Seni lagi?” Tanya Wina
“Aku sangat menikmati pekerjaan dari bawah, dan menjadi kreator aku juga bisa mengenal beberapa seniman jalanan yang berpotensi bisa debut di skala nasional maupun Internasional.” Ujar Bora
“Benar, di galery tempat kau bekerja sudah menciptakan seniman seniman yang hebat, aku dengar kau memungutnya dari jalan.” Ujar Tira
“Benar, aku selalu menusuri jalan, baik itu di jakarta, bandung dan sebagainya. saat aku melihat lukisan itu memiliki nilai seni yang luar biasa maka aku langsung merekrutnya.” Ujar Bora
“Kau memang luar biasa, Ibu bangga Sama mu.” Puji Clea
Bora Menatap kearah Clea yang ada di hadapannya, “Terima kasih.” Balas Bora atas apa yang Clea katakan kepadanya.
“Ahhh Baiklah Kita Makan saja, sudah lama kita tidak makan sekeluarga. Makanya itu ayah memanggilmu untuk makan bersama.” Ujar Josep, lalu mereka akhirnya makan bersama dan Bora hanya menghela nafas saat untuk pertama kalinya ia kembali makan bersama Ayah dan Keluarganya. Setelah Makan Bersama, Bora dan Wina berjalan bersama menuju ke mobil Bora. “Kau sudah mau pulang.” Ujar Wina
“Hmmm karena aku besok ada pekerjaan dan aku harus mencari bahan hari ini.” Ujar Bora, Wina membukaan pintu mobil Bora dan ia menatap kearah Bora. “Sebagai Saudarimu aku hanya berpesan kalau kau jangan sampai kecapeaan. Aku tahu bahwa kau seorang Wanita yang begitu Ambisius sampai mungkin kau akan lupa Makan.” Ujar Wina
Bora tersenyum kearah Wina dan ia menepuk Bahu Wina sebanyak 2 kali, “kau jangan khawatir, aku akan selalu sehat meski sesibuk apa pun.” Ujar Bora
“Aku pulang dulu.”
“hmmm hati hati.”
Lalu Bora masuk kedalam mobil kemudian ia melajukan mobilnya dan pergi dari sana. Sementara itu Bora sudah sampai di rumahnya dan sesampainya disana bukannya mandi terlebih dahulu melainkan dia malah mencari informasi mengenai Aarav dari internet.
“Ahhh aku harus tahu dimana dia berada saat ini.” Ujar Bora yang terus melihat komputer sampai 3 jam kemudian Bora masih belum menemukan apa pun. Bora melihat jam di ponselnya, “Ahhh sudah jam 11 malam aku belum mendapatkan apa pun. Astaga mengapa susah sekali menemukan dia.” Ujar Bora. Disisi lain Elard sedang menghubungi Bela selaku Perwakilan Aarav, dimana Elard ingin sekali bertemu dengan Bela. “Jadi saya ingin bertemu dengan anda, apa anda ada waktu.”
“Hari ini saya ada waktu di jam 10 pagi, bagaimana kalau kita bertemu di kantor saya.” Ujar Bela
“Baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih atas bantuannya. saya sangat ingin sekali membuat Pak Aarav kembali mengukir Kejayaannya lewat Galery yang saya dirikan.” Ujar Elard
“Saya juga berharap Jika Aarav bisa mau jika Pihak Dari Kalian bersedia untuk membujuknya.” Ujar Bela
“Baiklah kalau begitu sampai ketemu besok, selamat malam.” Ujar Elard
“Malam.” Ujar Bela, lalu Bela mengakhiri panggilannya dan Ia terdiam setelah berbicara degan Elard. “Maafkan aku Aarav terpaksa aku memberikan alamat mu kepada mereka. Aku mau kau keluar dari sana dan menghirup udara saat kau bebas seperti dulu.” Ujar Bela. Elard sangat merasa lega karena dia akhirnya bisa membujuk Bela untuk memberitahu Alamat dimana Aarav berada.
“Apa aku beritahu saja Bora bahwa aku sudah tahu dimana keberadaan seniman legend itu. ahhh ini sudah malam besok saja aku beritahu dia.” Ujar Elard yang berjalan menuju ke tempat tidur.
Pagi hari dimana Bora masih terjaga didepan Komputernya, Ia masih belum menyerah untuk mencari tahu Informasi Keberadaan Aarav. Mata Bora Sudah mulai memerah karena sedari tadi dia terus melihat kearah Komputer. “Ahhh bahkan di jam 5 subuh pun aku tidak mendapatkan apa pun, bagaimana ini.” Ujar Bora, lalu Bora menyandarkan kepalanya di atas meja, Bora langsung menghela nafas yang panjang bahwa Misi yang diberikan Elard akan menjadi sia sia. Ponsel Bora berdering, Bora hanya melirik kearah ponselnya yang ada di sampingnya. “Bagaimana aku bisa mengangkat telepon darinya, pasti aku benar benar tamat sekarang.” Ujar Bora, lalu Bora menegakan badannya dan mengambil ponsel lalu menerima Panggilan dari Elard.
“Selamat Pagi Pak, Maaf Saya mau memberitahukan kalau.”
“Aku mendapatkan Alamatnya, Bisa Kau Hari Ini Pergi kesana.” Ujar Elard, Bora langsung berdiri saat mengetahui Elard sudah mengetahui alamat dari Aarav. Pagi Harinya Aarav mencoba untuk keluar dari rumahnya, Ia perlahan membuka Pintu dan melihat Sekitar. Aarav melangkahkan kakinya untuk pertama kali dan ia melihat sinar matahari yang menyinari dirinya. Aarav berjalan beberapa langkah dan melihat langit secara langsung selama 8 tahun terkurung di dalam rumah. Aarav juga mengingat apa yang dikatakan Bela bahwa tidak akan ada yang ingat dia karena nama dia sudah tidak terkenal seperti dulu lagi. “Ini akan baik baik saja, aku hanya berada di perkarangan rumah dan tidak akan ada orang yang melihatku dan juga mengenalku.” Ujar Aarav. Bora sudah sampai di kantor dimana ia mengumpulkan staf inti untuk mengadakan rapat mendadak.
“Ada hal yang ingin saya sampaikan di pagi hari ini.” Ujar Bora dengan penuh semangat,
Ifan dan Murni saling berbisik satu sama lain, “Kau lihat lingkaran panda di bawah mata Bu Bora, sepertinya dia tidak tidur lagi.” Bisik Ifan
“Entahlah, sepertinya misi dari Pak Elard agak susah makanya dia Lembur sampai malam.” Jawab Murni
Wika menatap kearah bora yang sepertinya sangat bersemangat meski wajahnya sedikit mengantuk. “Sepertinya kau senang sekali hari ini, apa yang ingin kau bahas Bu Bora.” Ujar Wika
“Mulai hari ini, saya akan cuti.” Ujar Bora,
Semua orang terdiam saat Bora mengumumkan cuti untuk pertama kalinya didepan semua staf yang ada disana. “APA CUTI.” Ujar Ifan, Murni dan Wika secara bersama sama, Bora Hanya tersenyum saat melihat reaksi dari staf stafnya yang sangat terkejut mendengar bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah seorang Bora yang tidak pernah Absen Dan Cuti akhirnya mengumumkan Cuti dengan Hati yang Gembira didepan semua orang.
“Mulai hari ini, saya akan cuti.” Ujar Bora, Semua Orang Terdiam saat Bora mengumumkan Cuti untuk pertama kalinya didepan Semua Staf yang ada disana. “APA CUTI.” Ujar Ifan, Murni dan Wika secara bersama sama, Bora hanya tersenyum saat melihat reaksi dari staf stafnya yang sangat terkejut mendengar bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah seorang Bora yang tidak pernah absen dan cuti tiba tiba mengumumkan cuti dengan hati yang gembira. Flashback Dimulai,
Bora melihat kearah rumah itu dan ia berjalan mendekat kearah rumah itu. Saat ia melangkah ia melihat seorang pria sedang memotong rumput, dimana langkah kaki bora berhenti saat melihat pria yang ada di hadapannya. Aarav tidak menyadari kalau seorang melangkah masuk ke dalam pekarangan rumahnya, Aarav masih sibuk mencabut rumput yang ada di Perkarangannya. Saat Aarav berbalik badan ia terdiam saat melihat kaki seorang Wanita berdiri didepannya. Aarav perlahan menoleh kearah Wanita yang ada dihadapannya. “Akhirnya aku menemukan anda Pak Aarav.” Ujar Bora sambil tersenyum, Aarav hanya terdiam saat melihat Bora yang ada di hadapannya. Aarav berdiri dan Menatap kearah Bora yang ada di Hadapannya. “Siapa kau?” Tanya AaravLalu Bora mengeluarkan kartu nama dan memberikannya kepad
“Dia pria yang sangat keras kepala sama seperti Aarav, jadi aku tidak perlu mencemaskannya.” Ujar Bela. “Dia bukan seorang pria.” Ujar ElardBela terdiam saat Elard mengatakan Kalau Kreator Galerynya bukan Seorang Pria. “Jadi, jika bukan seorang pria maka?” Tanya BelaElard tersenyum sambil mengangkat cangkirnya “Dia seorang wanita.” Ujar Elard sambil menyeruput kopinya. “
Bora sedang mengantarkan kue kepada tetangga yang tak jauh dari rumahnya. “Permisi.” Ujar Bora yang membawa satu loyang kue yang sudah ia taruh di dalam kotak. Seorang membuka pintu “Ehhh kamu yang pindah hari ini kan.” Ujar Tetangga 5“Benar, saya Bora tetangga baru di lingkungan ini. Dan saya kesini ingin bersilahurahmi sebagai tetangga baru dengan membawa bingkisan kecil untuk mengakrabkan diri.” Ujar Bora, lalu Bora memberikan kue itu kue itu kepada wanita yang ada di hadapannya. “Saya harap kue ini semoga ibu dan keluarga suka.” Ujar Bora“
Aarav menatap kearah Bora yang ada di hadapannya. “Apa kau tidak suka denganku sebagai tetangga pak Ade?” Tanya Bora, Aarav terdiam saat Bora mengatakan bahwa Aarav tidak suka dengan Bora sebagai tetangganya. “Hah.” Ujar Aarav“Mungkin saya sedikit agresif sebagai tetangga baru dimatamu, pasti kau berpendapat baru 5 hari tinggal disini saya sudah seenaknya menganggumu.” Ujar Bora“Bukan begitu” ujar Aarav“Aku tahu bahwa niat baikku s
“Nona Bora.” Panggil Aarav, Langkah Bora berhenti saat Aarav memanggilnya untuk pertama kali. Bora menoleh kearah Aarav yang saat itu berdiri di depan rumahnya. Bora menatap kearah Aarav yang berdiri di ujung sana. “Ya.” Ujar BoraAarav hanya terdiam saat Bora menjawab dengan 1 kata. ‘Apa dia benar benar marah , apa tindakanku sudah keterlaluan.’ Ujar Aarav dalam hati yang terus menatap kearah Bora yang berdiri di depan rumahnya. Aarav memberanikan dirinya untuk pergi ke rumah bora, Bora terdiam saat aarav berjalan kearahnya. &ldquo
“Pak Ade.” Sapa Bora, Aarav berhenti didepan Bora kemudian ia menyodorkan Makanan yang ia buat kepada Bora. Bora melihat Makanan yang Aarav bawa untuknya lalu ia memandangi Aarav yang ada di hadapannya. Ika terus melihat kearah Aarav dengan tatapan yang nakalnya.Ika terus memandangi Aarav dari atas sampai bawah.“Saya ingin memberikan ini.” Ujar Aarav yang memberikan makanan yang ia buat untuk Bora.“Ahhh kau tidak usah repot repot Pak Ade.” Ujar Bora, Ika langsung mengambil makanan itu dari tangan Aarav.“Astaga Bora, kau tidak boleh menolak rezeki.
“Bisakah Vian Tidak lagi menjadi Supirku.” Minta Wina. Josep yang mendengar permintaan Wina hanya terdiam. Wina Memegang tangan Josep dan ia terus memohon agar Josep mengabulkan permintaanya. “Ayah, aku mohon Kepadamu Tolong Kabulkan Permintaanku. Aku Sudah tidak cocok dengan Vian, Dia tidak cocok menjadi Supirku.” Ujar Wina“Dan Sampai kapan Aku harus memakai Supir Seperti ini. Aku sudah besar dan sebentar lagi aku akan berusia 25 tahun.” Ujar Wina“Ayah, jangan perlakukan aku seperti anak kecil seperti ini.” Ujar WinaJosep melepaskan genggaman tangan Wina, Wina terdiam saat Josep melepaskan tangannya. “Jika ayah boleh tahu apa alasan dibalik semua ini?” Tanya Josep“Apa?” Tanya Wina“Kau pasti memiliki alasan kenapa kau tidak suka dengan Vian. Apa Vian melakukan sesuatu yang membuatmu Jengkel.” Ujar Josep“Apa dia terlalu menghalangimu. Bilang kepada