Share

Keras kepala

Bora melihat kearah rumah itu dan ia berjalan mendekat kearah rumah itu. Saat ia melangkah ia melihat seorang pria sedang memotong rumput, dimana langkah kaki bora berhenti saat melihat pria yang ada di hadapannya. Aarav tidak menyadari kalau seorang melangkah masuk ke dalam pekarangan rumahnya, Aarav masih sibuk mencabut rumput yang ada di Perkarangannya. Saat Aarav berbalik badan ia terdiam saat melihat kaki seorang Wanita berdiri didepannya. Aarav perlahan menoleh kearah Wanita yang ada dihadapannya. “Akhirnya aku menemukan anda Pak Aarav.” Ujar Bora sambil tersenyum, Aarav hanya terdiam saat melihat Bora yang ada di hadapannya. Aarav berdiri dan Menatap kearah Bora yang ada di Hadapannya. “Siapa kau?” Tanya Aarav

Lalu Bora mengeluarkan kartu nama dan memberikannya kepada Aarav, “Perkenalkan nama saya Bora. Saya adalah kreator lukisan.” Ujar Bora, Aarav hanya terdiam sambil melihat kearah kartu nama yang Bora keluarkan. Aarav langsung mengusir Bora dari pekarangan rumahnya, “Tunggu.. Tunggu.” Ujar Bora

Kau tidak berhak ada disini, sebaiknya kau pergi dari sini.” Ujar Aarav

Dan ingat, saya tidak mau mengikat kontrak dengan siapa pun. saya sudah berhenti melukis.” Ujar Aarav, lalu Aarav pergi dari sana. Bora hanya terdiam dan tidak bisa berkata kata. Kembali dimana Bora masih berdiri didepan Kediaman Aarav, dan ternyata semua yang terjadi barusan adalah sebuah hayalan yang di ciptakan dalam pikiran Bora. Bora hanya mengelengkan kepalanya. “Jika aku muncul dengan profesiku dan terang terangan seperti itu pasti hasilnya akan kacau.” Ujar Bora

Sebaiknya aku harus perlahan lahan untuk mendekat kepadanya.” Ujar Bora. Lalu Saat itu Bora langsung berjalan kearah sebuah rumah yang Elard siapkan untuknya. Bora membuka pintu dan melihat sekeliling rumah yang sudah Elard persiapkan untuk tempat tinggal bora sementara. “Ahhh lumayan juga rumahnya, meski sederhana tapi boleh juga.” Ujar Bora, lalu Bora mengambil barang barangnya yang ada di bagasi mobil, “Ahhh untung aku cuma bawa satu koper, lagian aku bisa cuci juga dan tidak perlu membawa terlalu banyak.” Ujar Bora, Lalu tak lama kemudian tetangga datang dan melihat Bora yang sedang menurunkan koper dari mobilnya. “Apa dia tetangga baru?” Tanya Tetangga 2

Kita samperin yuk.” Ujar Tetangga 3, lalu mereka berdua melangkah kearah Bora yang sedang menutup Bagasi mobilnya. “Permisi, wahhh kamu tetangga baru ya.” Ujar Tetangga 3 yang menyapa Bora, Bora yang hendak masuk kedalam rumah tiba tiba tidak jadi karena kedua tetagga itu menyapanya. Aarav yang melihat para tetangga berjalan kearah wanita itu hanya bisa terdiam dari kejauhan. “Ahhh iya saya baru saja pindah kesini.” Ujar Bora dengan Ramah

Astaga senang sekali memiliki tetangga cantik dan ramah sepertimu, senang bisa bertemu. saya Bu Ati dan ini Ibu Iis.” Ujar Tetangga 2

Ahhh nama saya Bora, salam kenal.” Ujar Bora, lalu salah satu tetangga menatap kearah Aarav yang menoleh kearah Mereka “Selamat siang Pak Ade, wahhh anda sudah mau keluar rumah ya.” Ujar Tetangga 2, Aarav hanya terdiam dan ia berjalan masuk kedalam rumahnya setelah memberesi semua rumput yang sudah ia potong.

Dia tidak berubah, padahal ini sudah 8 tahun semenjak ia tinggal disini lagi.” Ujar Tetangga 3

Tinggal disini lagi?” tanya Bora

Kau tidak Tahu, rumah itu adalah rumah peninggalan mendiang Ayah dan Ibunya.” Ujar Tetangga 2

Kami sepakat untuk tidak menyebut kasus dia, sebenarnya kami tahu bahwa dia menghilang dan tidak mau menjadi pelukis karena scandal yang menggemparkan dunia seni.” Ujar Tetangga 2

Ushhh jangan mengatakan itu, ingat apa kata pak lurah, kita harus hormati privasi dari Pak Ade.” Ujar Tetangga 3

Ahhh benar,” ujar Tetangga 2, lalu salah satu tetangga itu menatap kearah Bora

Jika kau butuh apa apa jangan sungkan, rumah saya di ujung sana nomor 123.” Ujar Tetangga 3

kalau begitu kami permisi.” Ujar Tetangga 2

Ahhh Iya.” Ujar Bora, lalu mereka berdua pergi dari sana. Bora hanya terdiam saat mendengar perkataan Kedua tetangga itu mengenai Aarav. Sementara itu Bela dan Elard sedang bertemu di kantor Bela. Bela menyuguhkan minuman untuk Elard, sedangkan Elard hanya melihat hasil lukisan yang ada di ruangan tersebut. “Ruangan mu sangat unik, dimana nuwansa floral paling dominan disini. bahkan lukisan ini menarik perhartianku.” Ujar Elard

Itu lukisan yang di hadiahkan aarav kepada saya, dan saya letakan di kantor supaya client client saya bisa melihat bertapa lukisan itu adalah sebuah maha karya yang hebat.” Ujar Bela

Silahkan di minum kopinya, hanya ini yang bisa saya hidangkan untuk anda Tuan Elard.” Ujar Bela.

Elard hanya menoleh kearah cangkir yang ada di mejanya, “Tidak masalah lagian saya suka kopi.” Ujar Elard yang berjalan kearah bangku dan ia duduk disana. “Saya minum ya.” Ujar Elard

Silahkan.” Ujar Bela yang mempersilahkan Elard untuk meminum Kopi yang sudah ia sajikan untuknya. Elard pun meminum Kopi itu dan meletakan cangkir itu kembali di atas meja. “Ini sangat nikmat, terima kasih atas kopinya.” Ujar Elard

Apa tidak masalah jika kreator anda langsung yang dikirim menemui Aarav?” Tanya Bela

Yang saya tahu bahwa Aarav adalah seorang pria yang benar benar keras kepala, dan banyak sekali kreator dari berbagai galery seni mengunjunginya namun tidak ada yang mampu menangani kekeras kepalanya.” Ujar Bela

Bahkan ada yang kemping di pekarangan rumah itu sampai beberapa minggu, namun Aarav tetap mengabaikannya.” Ujar Bela sambil mengangkat cangkirnya dan Bela langsung meminum minumannya.

Kau tidak tahu bagaimana cara kerja kreator seni saya.” Ujar Elard.

Bela terdiam saat Elard mengatakan hal tersebut kepadanya, Bela langsung meletakan cangkir itu dan menatap kearah Elard. “Dia jauh lebih keras kepala dari apa yang kau bayangkan. Bahkan dia bisa membujuk seorang seniman jalanan yang tidak mau menjual lukisannya dengan harga dan cara apa pun.” Ujar Elard

Dia bisa melakukan itu dan aku mempercayainya.” Ujar Elard sambil tersenyum kearah Bela yang ada di hadapannya. Sementara itu Bora Sudah membereskan semua Pakaiannya dan Ia terdiam sejenak “Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan untuk mendekati Pak Aarav.” Ujar Bora, lalu Bora melipat kedua tangannya ke depan, kemudian ia berpikir sejenak untuk mengumpulkan sebuah idea. Dan beberapa menit kemudian ia langsung tersenyum seakan dia mendapatkan ide yang bagus. Aarav yang sedang menatap canvas kosong yang ada didepannya tiba tiba terdiam saat seorang mengetuk pintu rumahnya. “Permisi.” Ujar Bora yang terus mengetuk pintu rumah Aarav. Aarav yang masih duduk disana hanya terdiam saat mendengar seorang mengetuk pintu rumahnya. Aarav berjalan perlahan dan ia membukaan pintu rumahnya, Aarav membuka pintu itu sedikit untuk melihat siapa yang berkunjung kerumahnya. “Siapa ya.” Ujar Aarav.

Bora menoleh kearah Aarav yang mengintip dari dalam rumahnya, “Ahhh selamat sore, hai perkenalkan nama saya Bora saya tetangga baru di depan rumah anda.” Ujar Bora dengan Ramah.

Aarav terdiam dan mengingat seorang wanita muda baru saja pindah tadi siang. “Ahhh iya saya mengingatnya. ada keperluan apa ya?” Tanya Aarav dengan hati hati

Begini saya memasak kue untuk merayakan kepindahan saya, saya ingin membagi kepada tetangga yang ada disini. dan karena anda yang paling dekat dengan rumah saya makanya itu saya memberikan ini spesial untuk anda.” Ujar Bora.

Maaf, saya tidak makan makanan manis.” Ujar Aarav yang hendak menutup pintu namun Bora lansung mencegahnya dengan kaki kanannnya supaya pintu itu tidak tertutup. “Aku mohon terima ya. sebagai tanda persahabatan antar tetangga.” Ujar Bora

Saya sudah bilang saya tidak makan makanan yang manis, jika saya terima pun saya akan membuangnya.” Ujar Aarav dengan Datar

Ahhh begitu ya, sayang sekali padahal aku membuat ini tidak terlalu manis. karena aku juga tidak terlalu manis. ahhhh baiklah, jika kau ingin membuangnya tidak masalah.” Ujar Bora yang meletakan Kue itu di Bawah. Aarav menatap kearah Kue yang Bora letakan Di Bawah. “Jika kau tidak keberatan biarkan kue ini disini sampai membusuk, tapi jika kau memakannya sedikit saja maka saya sangat senang karena kau adalah tipe seorang yang menghargai makanan.” Ujar Bora

Aarav hanya terdiam saat Bora mengatakan hal itu kepadanya, “Kalau begitu saya permisi dulu maaf sudah menganggumu.” Ujar Bora.

Bora terus berjalan pergi dan Aarav langsung menutup pintu itu. Bora yang mendengar suara pintu yang tertutup langsung berhenti melangkah. ‘Ahhh dia memang tidak bisa di bujuk, tapi aku tidak akan menyerah begitu mudah. ini baru satu hari dan aku tidak akan menyerah. karena kata nyerah tidak ada dalam kamus besarku.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora langsung melangkah pergi menuju rumahnya. aarav kembali ke tempatnya dimana ia hanya melihat canvas yang kosong di hadapannya. dan saat ia mengambil sebuah kuas, dan hendak melukis di atas canvas, tiba tiba ia berhenti dan pikirannya tertuju kepada kue yang masih tergeletak di luar. Dan kata kata Bora sedikit membuat dia risau. Aarav meletakan kuas dan paletnya, Kemudian ia berjalan menuju karah pintu. Saat ia membuka pintu, Aarav melirik kearah kue yang masih ada dibawah pintu. Aarav akhirnya mengambil kue itu dan kembali masuk kedalam sana. Bora yang melihat dari dalam rumah sangat senang saat Aarav mengambil kue yang ia berikan kepadanya. “Asik... akhirnya aku berhasi.” Ujar Bora. Aarav berjalan menuju ke meja makan dimana ia meletakan kue di atas sana. Aarav membuka kotak kue dan melihat kue apa yang di buat oleh Bora. Ternyata kue yang bora buat adalah kue bolu keju kesukaan Aarav. ‘Sudah lama sekali aku tidak melihat bolu keju seperti ini. Entah berapa lama aku tidak makan kue, mungkin sudah 10 tahun aku tidak memakan makanan manis.’ Ujar Aarav dalam hati sambil melihat kearah Kue Bolu Keju yang ada di atas meja makan.

Karena jika aku memakan kue ini aku mengingat apa yang aku alami 10 tahun yang lalu.’ Ujar Aarav dalam hati yang terus memandangi Kue Bolu Keju tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status