Share

Perjodohanku

Saat bekerja, aku terus memikirkan perjodohan itu. Rasanya aku sangat ingin menolak perjodohan itu. Aku bingung alasan aku tidak menginginkan perjodohan itu. Sampai aku tidak fokus bekerja dan dimarahi oleh dokter ketua.

"Ada apa ini?" tanya dokter Dirga. 

"Maaf dokter, saya kurang fokus. Saya akan lebih teliti lagi." Jawabku. 

"Harus begitu, banyak Pasien yang sudah menunggu kamu. Kita sibuk hari ini." Kata dokter Dirga. 

"Tapi apa bisa siang ini saya pulang? Sebab nenek saya menyuruh untuk haru ini saya meminta cuti tapi saya tahu ada banyak pasien jadi, saya memaksakan untuk datang." Kataku. 

"Begitu, baik nanti siang kamu bisa pulang." Kata dokter Dirga. 

"Terima kasih, dokter!" Kataku. 

"Tidak masalah." Kata dokter Dirga. 

Aku berusaha dengan cepat dan juga teliti untuk menangani semua pasien. 

"Suster, ambillah saya alkohol yang banyak." Kataku. 

"Baik, dokter." Kata Suster Wulan.

Saat itu, aku langsung melakukan operasi. Banyak Pasien yang harus aku tangani hari ini. Aku merasa tidak menjadi dokter yang baik. Sebab aku harus pulang siang ini padahal banyak pasien yang membutuhkan bantuan aku. Tapi aku juga tidak dapat menolak keinginan nenek. Dia sangat ingin aku memiliki kekasih. Aku akan mencoba menerima untuk nenek. Nenek pasti telah memilih yang terbaik. Operasi selesai dilakukan dan aku merawat pasien yang lain. 

"Ini sudah ditangani, belum?" tanyaku. 

"Sudah tapi kita tetap harus memantau keadaan dia. Sebab bisa saja keadaan dia kritis lagi." Jawab suster Wulan. 

"Begitu, saya akan menangani pasien itu dulu. Jika dia terjadi sesuatu segera panggil saya saja." Kataku. 

"Baik, dokter." Kata suster Wulan. 

Saya terus menangani pasien sampai waktu sudah menunjukkan lebih dari jam 2 siang. Aku baru menyadari dan bergegas pulang. 

"Maaf dokter Dirga, saya harus pamit pulang." Kataku. 

"Saya mengerti, maaf kamu harus bekerja dan tidak dapat hari libur minggu ini. Sebab pasien sangat banyak dan juga perlu penanganan yang cepat." Kata dokter Dirga. 

"Tidak masalah, saya mengerti sekali. Jika ada yang sangat darurat, dokter bisa menghubungi saya. Keselamatan pasien harus diutamakan." Kataku. 

"Baik, tapi kamu tenang saja saya tidak akan mengganggu kamu. Kamu harus menemui nenek kamu, dia pasti sudah menunggu kamu sejak lama." Kata dokter Dirga. 

"Terima kasih atas pengertiannya." Kataku. 

Aku pulang dan semua orang sudah menunggu. 

"Maaf aku pulang terlambat." Kataku. 

"Kenapa kamu baru datang?" tanya nenek. 

"Hari  ini sangat banyak pasien yang membutuhkan tindakan segera. Aku juga ini meminta waktu kepada dokter Dirga. Untung saja, dia memberi izin untuk aku pulang siang ini." Jawabku. 

"Tidak apa apa, mama mengerti. Mereka juga masih dalam perjalanan." Kata mama. 

"Benar itu, kamu jangan memikirkan itu." Kata papa. 

"Tenang saja, Mia." Kata Aluna. 

"Baik." Kataku. 

Kami sedang menunggu kedatangan keluarga dan pria yang akan dijodohkan dengan aku. Saat mereka sampai, aku dan kak Aluna sangat terkejut melihat kedatangan pria yang dijodohkan dengan aku. Ternyata pria itu adalah kak Andri, kekasih kakak aku sendiri. Ini akan menjadi masalah yang dapat merusak hubungan aku dan kak Aluna. Aku sayang terkejut dan merasa bersalah terhadap kak Aluna.

"Silahkan kalian semua duduk." Kata nenek. 

"Terima kasih, nenek Sari!" Kata mama Andri.

"Tenang saja, kalian pasti lelah." Kata mama. 

"Jadi, ini yang namanya Andri." Kata papa. 

"Benar om, saya Andri. Saya senang sekali ternyata saya dijodohkan dengan Aluna. Saya dan Aluna memang sudah saling mencintai sejak lama. Saya belum memiliki waktu untuk datang kemari." kata Andri sambil tersenyum. 

"Apa? Aluna? Maaf kamu akan dijodohkan dengan anak saya tapi bukan Aluna melainkan Mia." Kata papa. 

"Apa?" tanya Andri sambil terkejut. 

"Kamu ini kenapa, Andri? Kamu akan dijodohkan dengan adiknya yaitu Mia." Kata papa Andri.

"Mungkin ada sedikit kesalahpahaman diantara mereka semua." Kata mana. 

"Kamu itu akan nenek jodohkan dengan Mia bukan Aluna." Kata nenek. 

"Maaf nenek, saya tidak mencintai Mia tapi saya sangat mencintai Aluna. Saya pikir saya akan dijodohkan dengan Aluna." Kata Andri. 

"Benar itu nenek, kakak dan kak Andri suhu lemah menjalin hubungan. Mereka itu saling mencintai jadi aku mohon batalkan perjodohan kami. Restui hubungan kakak dengan kak Andri. Mereka itu sudah sangat saling mencintai. Aku tidak mungkin merebut kekasih kakak aku sendiri. Maaf nenek untuk hak ini aku tdk bisa mengikuti keinginan nenek." Kataku. 

"Tidak, nenek tetap memutuskan untuk menjodohkan kamu dengan Andri. Biarkan saja Aluna mencari pria yang lain." Kata nenek. 

Lelaki yang akan dijodohkan dengan aku adalah kak Andri. Rasanya aku sangat tidak percaya. Aku langsung mengatakan jika aku sangat keberatan dengan ini semua. Tapi nenek menolak permintaan aku. Kak Aluna langsung marah dan terlihat sedih. Aku sangat tidak tega melihat kak Aluna. Kak Aluna langsung menentang keinginan nenek. 

"Nenek tidak bisa seperti ini! Nenek juga harus memikirkan keinginan aku. Aku dan Andri sudah saling mencintai. Tidak mudah untuk aku melepakan Andri. Aku sangat mencintai dia." Kata Aluna. 

"Benar mama, kita harus mengubah perjodohan ini menjadi perjodohan Aluna dan Andri. Mereka susah terlihat saling mencintai." Kata mama. 

"Benar mama, kasihan Aluna." Kata papa. 

"Tidak keputusan saya sudah bulat, saya tetap menginginkan Andri bersama Mia." kata nenek dengan sangat tegas. 

"Mama, aku mohon! Aku mencintai Aluna. Bantu aku supaya bisa bersama dengan Aluna. Aku sungguh mencintai Aluna. Mia itu sudah aku anggap seperti adik perempuan aku sendiri. Aku tidak mungkin bersama Mia." Kata Andri. 

"Tidak bisa, mama lebih setuju kamu bersama Mia. Dia terlihat seperti gadis yang sangat baik dan juga penurut. Mama lebih menyukai Mia dari pada Aluna." Kata mama Andri.

"Papa! Aku mohon bantu aku! Aku tidak ingin hubungan kami berdua berakhir seperti ini." Kata Andri.

"Maaf, papa tidak dapat melakukan apa pun jika mama kamu dan nenek amin sudah membuat keputusan ini." Kata papa.

"Aku mohon!" Kata Andri.

"Nenek untuk masalah ini aku mohon jangan. Aku ingin dijodohkan tapi bukan dengan kak Andri. Aku tidak mungkin menghancurkan perasaan kakak aku sendiri. Aku mohon!" Kataku. 

"Tidak, nenek sudah membuat keputusan dan ini tidak dapat diganggu gugat." Kata nenek. 

Aku sangat bingung bagaimana caranya untuk mengubah keputusan nenek. Aku tidak mungkin bersama pria yang kakak aku cintai. Itu sama saja aku merusak hubungan persaudaraan kami berdua. Aku tidak akan mengkhianati kakak aku sendiri. Aku berusaha terus membujuk nenek supaya ini tidak terjadi. Tapi nenek sangat kuat dengan keinginan dia dan aku tidak bisa mengatakan apa pun lagi. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status