Setelah dari rumah Arya, aku dan Arya pergi ke rumah dan menemui keluarga aku.
"Mia! Arya!" kata nenek.
"Nenek!" kata Arya.
"Untuk apa kamu datang kemari?" tanya papa.
"Saya ingin meminta maaf atas kejadian itu. Saya tahu saya salah, tidak seharusnya saya melakukan itu. Saya hanya ingin data mengenal Mia lebih dalam. Saya sih jatuh cinta sejak pertama kali bertemu dengan Mia. Saya ingin mendekati dia tapi tidak tahu caranya. Pada saat itu, Mia terluka bingung dan juga sedih. Saya hanya berusaha membantu dia saja." Jawab Arya.
"Apa seperti itu cara kamu membantu seseorang?" tanya mama.
"Saya tahu itu salah tapi saya hanya tidak ingin melihat Mia sedih memikirkan cara untuk membatalkan perjodohan itu. Jadi, saya memutuskan untuk membantu Mia." Jawab Arya.
"Sekarang apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu datang kemari?" tanya papa.
"Saya ingin meminta restu untuk menikah dengan Mia
"Aku ikut senang mendengar kabar perikanan kalian berdua. Aku pasti akan datang." Kata Elo."Harus, kamu dan Ratna harus datang bersama." Kata Arya."Apa aku harus mengejar dia lagi? Apa dia masih menginginkan aku?" tanya Elo."Siapa yang tahu? Kamu harus mencoba mendekati dia lagi. Aku yakin Ratna masih mencintai kamu." Jawab Arya."Apa kamu tidak masalah?" tanya Elo."Sudah berapa kali pertanyaan ini ditanyakan. Aku tidak masalah dengan hubungan kalian berdua. Setelah mengenal dan dekat dengan Mia. Perasaan dan pikirkan aku hanya tertuju kepada dia saja. Aku tidak pernah merasa bahagia seperti ini. Pernikahan ini rasanya seperti mimpi bagi aku. Apalagi kemarin hubungan kami telah ditentang sehingga saat kami mendapat restu. Ini menjadi sesuatu yang berharga dan tak terlupakan." Jawab Arya."Selamat atas pernikahan kalian berdua." Kata Elo."Tunggu! Itu terlalu cepat. Nanti ajaa saat di perni
"Aku sangat mencintai kamu, Aluna." Kata Andri."Aku juga." Kata Aluna."Aku juga apa? Aku tidak mengerti maksud perkataan kamu itu." Kata Andri."Aku juga mencintai kamu, Andri." kata Aluna sambil tersenyum."Aku senang mendengar itu." kata Andri."Maafkan aku, belum datang menemui orang tua kamu." Kata Andri."Benar, kapan kamu akan ketemu orang tua aku?" tanya Aluna"Secepatnya aku akan mencari waktu yang tepat." Jawab Andri."Serius?" tanya Aluna."Aku sangat serius, aku sangat ingin menikah dengan kamu." Jawab Andri."Aku juga ingin." Kata Aluna.Aluna adalah kakak perempuan aku, dan Andri adalah kekasih kak Aluna. Mereka sudah lama menjalin hubungan percintaan. Sudah 5 tahun mereka bersama. Tapi belum juga bertemu dengan orang tua. Nama aku Mia seorang dokter berusia 28 tahun. Kakak Aluna adalah seorang aktris berusia 37 tahun. Kami sangat dekat da
"Apa? Kakaka tersenyum sendiri? Dia pasti salah melihat itu." Kata Aluna."Tidak mungkin, Tio selalu jujur terhadap aku." Kataku."Kamu lebih percaya terhadap Tio dibandingkan kakak?" tanya Aluna."Tentu saja, aku lebih percaya Tio dibandingkan kakak. Pasti kalian sangat romantis serasa dunia milik kalian berdua. Aku iri sekali mendengar kisah cinta kalian berdua." Jawabku."Oleh karena itu, kamu harus mencari kekasih." Kata Aluna."Baik, nanti aku cari." Kataku."Kamu terlalu fokus dengan pekerjaan sampai lupa mencari pasangan." Kata Aluna."Tidak, aku tidak lupa hanya saja belum ada yang dapat membuat aku jatuh cinta. Mungkin nanti aku bertemu seseorang secara mendadak. Kita tidak tahu jodoh itu kapan datangnya." Kataku."Tetap saja, kamu harus mencari jangan hanya menunggu saja. Itu tidak akan membuat dia datang ke rumah." Kata Aluna."Baik, kak." Kataku.
"Akhirnya selesai juga, aku malu sekali dilihat semua orang yang berada di lokasi syuting ini. Tapi jika aku bahagia seperti itu, aku tidak masalah." kata Andri sambil tersenyum."Terima kasih sudah melakukan itu untuk aku." Kata Aluna."Kamu seperti sama siapa saja? Aku ini kekasih kamu, jadi wajar saja aku membuat kamu tersenyum dan tertawa seperti itu." Kata Andri.Lalu, kak Andri mendapat panggilan pekerjaan dia. Dan langsung bergegas pergi dari lokasi syuting."Maaf aku sudah harus pergi lagi. Maafkan aku terlalu sibuk, aku pergi dulu." Kata Andri."Baik, aku mengerti." Kata Aluna."Terima kasih sudah mengerti, sayang." Kata Andri sambil mengusap rambut kak Aluna.Kak Andri pergi dari tempat lokasi syuitng dan kak Aluna melanjutkan syuting lagi. Saat sore hari, aku sudah pulang sebab tuga aku sudah selesai. Aku menemui kak Aluna dan menunggu dia syuting."Mia!" Kata Aluna.
"Bagus." Kata Aluna."Kita sudah sampai di rumah." Kataku."Benar, ini belum malam hari jadi mereka tidak akan bertanya terus." Kata Aluna."Benar." Kataku."Ayo masuk!" Kata Aluna.Saat masuk ke dalam rumah, rumah terlihat gelap. Aku bingung apa yang terjadi. Setelah aku ingat, ternyata ini adalah hari ulang tahun kak Aluna. Aku lupa membeli kak Aluna hadiah. Aku belum menyiapkan apa pun. Saat kami berjalan, mereka semua keluar dan lampu menyala."Kejutan!" teriak mama dan papa."Kalian ingat hari ulang tahun aku. Tapi besok ulang tahun aku, kenapa malam ini merayakan ulang tahunnya?" tanya Aluna."Mama kamu sibuk, nenek juga sudah mengatakan bahwa ulang tahun kamu itu besok. Tapi tetap saja mereka ingin merayakan hari ini." Kata nenek."Mama tahu itu, mama sengaja supaya kamu merasa senang setelah pulang bekerja. Pasti kamu sangat lelah." Kata mama."Be
Saat malam hari, aku pulang dan menjemput kak Aluna. Aku datang ke lokasi syuting."Aluna!" Kata Aluna."Kak Aluna!" Kataku."Tunggu sebentar!" Kata Aluna."Baik, santai saja." Kataku.Aku menunggu syuting selesai. Dan Kak Hengky juga sedang syuting bersama kak Aluna. Mereka terlihat cocok dalam drama ini. Mereka memang bisa membuat ketertarikan dalam drama. Sampai banyak penonton yang menjodohkan padahal kak Aluna sudah bersama kak Andri. Setelah syuting selesai, aku bergegas untuk pulang dengan kak Aluna."Ayo!" Kata Aluna."Baik, Tio juga ikut dengan kami.""Apa boleh kak Mia?" tanya Tio."Boleh, kenapa tidak? Jangan panggil kak, kita ini seumuran." Jawabku."Baik, ayo!" Kata Tio.Kami langsung masuk mobil dan pulang."Tadi bagus sekali, kak Aluna!" Kata Tio."Benar, tadi juga aku melihat sedikit adegan kalian berdua. H
Saat bekerja, aku terus memikirkan perjodohan itu. Rasanya aku sangat ingin menolak perjodohan itu. Aku bingung alasan aku tidak menginginkan perjodohan itu. Sampai aku tidak fokus bekerja dan dimarahi oleh dokter ketua."Ada apa ini?" tanya dokter Dirga."Maaf dokter, saya kurang fokus. Saya akan lebih teliti lagi." Jawabku."Harus begitu, banyak Pasien yang sudah menunggu kamu. Kita sibuk hari ini." Kata dokter Dirga."Tapi apa bisa siang ini saya pulang? Sebab nenek saya menyuruh untuk haru ini saya meminta cuti tapi saya tahu ada banyak pasien jadi, saya memaksakan untuk datang." Kataku."Begitu, baik nanti siang kamu bisa pulang." Kata dokter Dirga."Terima kasih, dokter!" Kataku."Tidak masalah." Kata dokter Dirga.Aku berusaha dengan cepat dan juga teliti untuk menangani semua pasien."Suster, ambillah saya alkohol yang banyak." Kataku."Baik, dokter." K
Kak Aluna juga sudah terlihat sangat kesal, ini semakin membuat ku merasa bersalah. Aku mencoba terus meyakinkan nenek mengenai hubungan mereka berdua."Nenek, mereka itu sudah saling mencintai. Nenek ingin aku bahagia, bukan? Kebahagiaan aku adalah melihat orang yang aku sayangi bahagia. Aku akan merasa sangat senang jika hubungan mereka berdua dapat direktur oleh semua orang yang berada di rumah ini. Aku berharap keinginan aku yang satu ini dapat diwujudkan oleh nenek. Dari dahulu, aku tidak pernah meminta keinginan besar kepada nenek. Untuk ini saja, keinginan terbesar aku mohon diwujudkan oleh nenek." Kataku."Tapi keinginan terbesar nenek adalah melihat kamu menikah dengan Andri. Apa kamu tega melihat nenek sedih?" tanya nenek sambil berekspresi sedih.Aku bingung dengan semua yang terjadi. Aku harus melakukan apa supaya Semua ini tidak terjadi dan nenek mengerti serta bersedia menerima keputusan aku ini. Kak Aluna mulai berbicara dengan s