Share

Balikan Dengan Mantan
Balikan Dengan Mantan
Penulis: Love Queen

Prolog

"Aku tidak mau cerai," kata Savira menolak permintaan sang suami.

Axel Pradipta Ruxandra—suami Savira—tidak memedulikan sang istri yang berlutut di kakinya. Pria itu hanya menatap datar pada Savira yang memohon agar tidak bercerai. Berkali-kali Savira memohon tapi sama sekali tidak menggerakkan hati nurani sang suami.

"Aku tidak mau cerai," imbuh Savira lagi. Wanita itu semakin memeluk erat kaki Axel, berharap sang suami tidak menceraikannya dalam keadaan mengandung anak mereka..

"Terus kamu mau apa kalau tidak ingin cerai? Ingin mengkhianatiku sampai kapan?" Tanya Axel dengan nada sinis. "Oh, atau kau ingin melihatku hancur, atau kau ingin membawa selingkuhanmu ke rumahku?," imbuh Axel lagi memberondongi Savira pertanyaan dugaan yang sama sekali tidak bisa Savira jawab.

Alhasil, Savira menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak mengkhianati Axel. Dia mencintai Axel, sangat mencintai Axel. Apa berpacaran selama tujuh tahun tidak membuat pria itu percaya padanya? Bahkan mereka sudah menikah pun Axel masih tetap tidak percaya padanya.Dari mana Axel mendapatkan rumor kalau dia selingkuh. Savira berani bersumpah, kalau dia sama sekali tidak selingkuh.

"Ax, aku—"

Savira tidak bisa melanjutkan perkataannya, tenggorokannya tercekat, dia juga tidak tahu harus memberikannya pembelaan seperti apa pada Axel. Dia sama sekali tidak mengkhianati Axel. Dari mana Axel mendapatkan pemikiran kalau dia selingkuh. Savira pun menggelengkan kepalanya, bermaksud mengatakan pada suaminya kalau dia sama sekali tidak selingkuh, tapi sepertinya Axel sama sekali tidak percaya dan malah memberondonginya dengan pertanyaan.

"Aku apa? Kamu mau bilang kalau kamu hamil anakku? Begitu?"

"Ini memang anakmu," ujar Savira. Wanita itu tak terima Axel mengatakan kalau anak yang dia kandung bukan anak pria itu. Apa pun yang terjadi, Axel harus percaya kalau ini anaknya dan Savira tidak selingkuh.

"Itu anakmu dan pria selingkuhanmu itu, J*****!" bentak Axel.

Savira tersentak dan karena sudah tidak bisa membendung air matanya, Savira pun memilih mengeluarkan cairan bening itu. Rasanya benar-benar perih saat suami tidak mempercayainya tengah mengandung buah cinta mereka, ditambah dengan suaminya yang mengatai dia jalang. Apa Axel lupa malam pertama mereka? Bahkan Axel adalah pria pertama Savira dan mungkin pria terakhirnya.

"Apa pun yang terjadi, aku akan tetap menceraikanmu," ucap Axel.

"Sekali pun anak yang kukandung adalah anakmu?" tanya Savira.

Axel terkekeh sinis, dan berkata, "Jangan mengada-ngada, kita baru menikah dua minggu dan kamu sudah hamil satu bulan."

“Kamu akan menyesal Axel,” ucap Savira.

“Apa yang perlu aku sesalkan? Karena menceraikanmu atau karena tak percaya dengan anak yang kamu kandung?”

“Ini memang anakmu,” kata Savira lagi.

“Hah? Savira, katakana, sudah berapa banyak pria yang tidur denganmu?”

Savira menggelengkan kepalanya, lagi-lagi dia tak percaya dengan Axel yang begitu menghinanya. Sakit sekali rasanya.

“Aku berjanji, kalau ini terbukti anakmu, aku tidak akan membiarkan dia mengenal ayahnya,” sumpah Savira.

“Silakan, karena anak itu bukan anakku,” balas Axel.

Axel mengakhiri percakapan keduanya. Pria itu bahkan dengan teganya melepaskan kakinya secara paksa dari pelukan Savira dan juga kakinya tidak sengaja menendang perut Savira yang tengah mengandung.

Savira memegang perutnya yang keram, darah merembes dari balik dress yang dia kenakan. Wanita itu menggelengkan kepalanya cepat. Sementara Axel tidak peduli pada Savira dan malah melenggang pergi.

"Tidak, jangan tinggalkan Mama, kamu satu-satunya yang Mama miliki."

Savira berharap anak yang dia kandung tidak kenapa-kenapa karena tendangan dari Axel di perutnya. Wanita itu juga berharap, semoga saja suatu saat, Axel akan menyesal karena sudah menceraikannya dan tidak percaya dengan anak yang dia kandung.

Tanpa Axel sadari, dia akan menyesal nantinya, dia kan menderita nantinya karena tidak percaya dengan Savira.

***

Sembilan bulan pun berlalu, saat ini, Savira tengah berjuang seorang diri melahirkan anaknya. Anak yang diragukan keberadaannya oleh Axel. Wanita itu mengikuti interupsi dari bidan yang tengah menanganinya, menyuruhnya mengejan. Rasa sakit benar-benar tidak bisa dideskripsikan, apalagi di bagian bawah sana dia merasakan perih teramat dalam. Dalam hati, wanita itu berdoa, semoga saja dia masih diberikan Tuhan kesempatan untuk hidup agar bisa melihat juga merawat anaknya.

Sesekali wanita itu menangis saat perihnya membuat dia tak tahan.

"Kamu dan Mama harus selamat," gumam Savira kemudian kembali mengejan.

Tak berapa lama, isak tangis seorang bayi terdengar. Suaranya yang keras menandakan kalau bayi tersebut adalah bayi laki-laki. Savira ditunjukkan oleh bidan bayi laki-laki itu yang masih dipenuhi oleh darah juga tali pusarnya yang belum putus. Hal itu membuat Savira menangis bahagia. Dia bahagia karena bisa melahirkan anaknya secara normal dan selamat, walau pun perjuangan yang dia hadapi sangatlah berat. Semasa mengandung wanita itu bekerja sebagai tukang cuci piring di warung makan tak jauh dari rumah kontrakannya, kemudian Savira juga membuat kue-kue tradisional dan dititipkan di kios-kios kecil.

Setelah anaknya dibersihkan, bidan yang tadinya menanganinya berkata, "Saya carikan bapak-bapak yang lewat di luar sana yah, Bu. Anaknya harus diazankan."

Savira menganggukkan kepalanya. Sedikit merasa sedih kala tahu kalau yang mengazankan anaknya bukanlah ayah kandung anaknya sendiri. Savira berjanji, dia akan merawat anaknya penuh kasih sayang, memberikan segalanya untuk anaknya, dan yang lebih penting, wanita itu tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti anaknya termasuk ayah kandung anaknya sendiri.

Kemudian, masuk bidan tersebut juga seorang pemuda yang terlihat seumuran dengan Savira. Tersenyum melihat Savira, lalu mulai mengazani anak Savira.

"Terima kasih," ucap Savira saat pemuda itu selesai mengazankan anaknya.

Sementara pemuda itu, dia tidak menjawab tapi langsung pergi begitu saja. Kata bidan kalau pemuda itu sedang buru-buru. Savira sangat berterima kasih pada pemuda itu, sekali pun dia tengah sibuk, pemuda itu mau mengazankan anaknya.

Tiba-tiba saja Savira langsung terpikir oleh nama anaknya. "Raka Pradipta," gumam Savira.

Pradipta berasal dari nama tengah Axel, sekali pun Axel meragukan anaknya, dan Savira juga tidak bisa menghindari fakta kalau anaknya juga darah daging Axel, setidaknya Savira masih sedikit menghargai Axel sebagai ayah Raka.

"Semoga kamu jadi anak yang berbakti, menjadi anak yang sholeh, dan membanggakan Mama. Jangan tinggalkan Mama seperti Papa kamu yang meninggalkan Mama," ucap Savira.

Kemudian wanita itu diarahkan juga dibantu bidan untuk memberikan ASI pertamanya untuk Raka. Pertama kali yang dirasakaan Savira adalah rasa geli dan perih, tetapi wanita itu menahannya demi sang anak. Semua rasa sakit yang dia peroleh akan memberikan dia kebahagiaan suatu saat. Dan Savira percaya akan hal itu. Suatu saat dia akan bahagia. Entah itu bahagia karena Raka--anaknya--atau bahagia karena hal lain.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
irwin rogate
ceritanya sensitive
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status