Aku baru saja menyelesaikan sarapanku ketika Levian dan Tanka pulang ke Mansion Sanktessy.
Para Kesatria yang melihat mereka sangat berisik, aku tahu bagaimana reaksi masyarakat saat mereka membawa bangkai Kaliya ke sini. Dihari yang cerah ini, mereka pasti sedang menjalankan aktivitas seperti biasa.
“Itu ular yang sangat besar.” Seorang ksatria mengagumi, dia ingin menyentuh daging ular itu.
“Tuan Akion yang membunuhnya.” Seorang Kesatria yang dikirim Akion untuk membantu Tanka dan Levian menjelaskan.
“Luar biasa.” Dia kagum.
Levian berbicara pada Tanka, lalu menepuk baju bagian pundaknya yang sedikit kotor. Levian mendatangiku yang baru saja keluar dari Mansi
Sementara aku tertidur dua jam, sebuah keributan muncul di depan kamarku. Aku tidak membuka mataku, telingaku berkedut mendengarkan suara berisik yang tidak jelas itu.Seorang yang kukenal bersuara panik melarangnya untuk masuk ke kamarku.“Jangan, Tuan Har ....”Suaranya tidak begitu jelas. Tolong biarkan aku untuk tidur lagi.“Tuan Akion baru saja tidur ....”Bastian entah sedang berdebat dengan siapa. Dia tidak begitu bisa melarangnya, ada suara keraguan dan takut didalamnya.Pria satunya tertawa, itu tertawa yang sangat renyah dan leluasa.Siapa dia?
Bab 26“Ini peri, kan?”“Ternyata begini aslinya. Ah, cantik sekali.”Harzem menyentuh lembut Tanka dengan telunjuknya. Dia antusias, saat ini dia terlihat seperti Renia. Seorang penyihir pasti menginginkan untuk bertemu peri. Makhluk mitologi yang susah untuk ditemukan.“Bagaimana kamu bisa menemukannya? Ini peri apa?“Apakah dia sedang tidur?”Dia menanyakan bertubi-tubi pertanyaan.“Tanka itu peri tanah.”Aku duduk di sofa sambil menatapnya dengan tangan kiri yang menopang pipiku.
Sejujurnya telah banyak hal yang terjadi setelah aku berpindah kesini. Dari hal buruk hingga menyenangkan disini benar-benar tercampur. Bahkan sekarang aku telah bersiap untuk pergi lagi bersama Levian, aku tidak membawa Aaron. Karna saat ini ada yang lebih praktis.Sebuah gulungan sihir telah ada ditanganku. Kami berdua akan pergi ke gunung berk.“Kenapa kau tidak ikut?”“Aku ingin di sini bersama penelitianku.” Tanka memasang wajah serius, dia bahkan menggunakan baju lab berukurannya. Entah kapan dia membuatnya.“Bagaimana aku bisa masuk kesana?”“Itu segel spesial. Aku sudah memodifnya agar kau bisa masuk.”&ldqu
“Tuan Akion, apakah anda baik-baik saja?”Levian bertanya padaku yang tepaku di tempat. Ini adalah hal yang sulit aku Terima.“Aku merasa kecewa pada diriku sendiri.”Jantungku terasa sakit, ini sakit karna kekecewaan yang luar biasa. Kenapa sejak awal aku tidak memikirkannya? Tanka si peri tanah, dia mampu membuat kebun bunga di halaman depan rumahnya.Tanka kenapa tidak pernah mengatakannya?Levian mendekatiku dan berlutut dengan satu kaki.“Tolong jangan katakan hal seperti itu, Tuan Akion.”“Seharusnya aku menyadarinya sejak awal dan mampu membuat perkembangan lebih
Kali ini aku telah memberitahukan tentang Eli terlebih dahulu kepada ayahku. Dia memandangi Eli dengan kagum, wajah tuanya tersipu melihat Eli.Itulah kehebatan siren, dia mempunyai daya tarik yang tinggi.Eli masih banyak menyimpan misteri.Aku telah memberikan perintah pada Levian untuk memberikan keperluan Tanka. Jika dia sekarang melihatku dan Eli sedang memakan camilan bersama di ruanganku, Tanka pasti akan sangat berisik.Eli makan dengan lahap, melihat tubuhnya yang kurus, aku senang melihatnya makan dengan lahap tanpa memperhatikan etika makan yang sebenarnya sangat ribet.Dia mengunyah cake coklat dalam sekali suap membuat mulutnya penuh dan menggembung lucu. Lalu, tanka masuk deng
“Tuan Akion, ada utusan dari Tuan Marquis Kingston.”“Baiklah.”Aku meletakan sendok dan garpu. Saat ini baru saja aku akan menyantap makan siangku. Dalam etika bangsawan, datang ketika makan siang adalah hal yang tidak sopan, tapi ini bukanlah kesalahannya, aku telah melewatkan jam makan siangku dan baru bisa untuk makan sekarang.Bahkan ini pun baru suapan pertamaku. Tapi, aku buru-buru menemuinya dibandingkan memakan makananku hingga habis.“Salam hormat pada Tuan Akion Naal Sanktessy.” Dia langsung mengucapkan salam saat melihatku datang. Aku membalas ucapan itu secara sederhana.Kami duduk berhadapan. Dia tampak seperti orang lugu yang mudah untuk dibodohi. Namun jika
Levian telah melaporkan kejadian pagi ini. Semua kesatria heboh sendiri. Mendengar laporannya, aku hanya bersenandung cerah. Levian menatapku dengan lega, mengetahui aku dalam suasana sangat baik hari ini.Aku telah menunggunya cukup lama. Telah kubayarkan secara lunas kepada tuan Marquis Kingston.Levian juga meletakan beberapa pakaian di kasurku. Itu adalah bahan terbaik. Kemeja sutra kualitas tinggi berwarna putih, sutera terluarnya juga berwarna putih. Ini adalah warna yang tidak biasa digunakan oleh Akion.Kurasa, bahkan jika dia menggunakan kombinasi warna aneh sekalipun, Akion tetap menawan.Dua pakaian lagi berwarna lebih gelap. Hitam pekat seperti malam memang sangat cocok pada Akion, dan biru benhur yang lembut dan elegan juga cocok pada
Bam! Bam! Bam!Sesekali aku mengibaskan tanganku agar debu dari pertarungan mereka tidak mengganggu pernapasan dan pemandanganku.Bahkan Renia ternyata lebih tangguh. Gadis kecil ini terlihat menikmati pertarungan ini.Bam!Air itu meluncur dengan cepat, kemudian Verion menghindarinya. Dia tampak kelelahan, tapi matanya tetap tajam.Api berpusat padanya, dia terlihat membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengolahnya menjadi bola api. Itu bola yang cukup besar, Verion melemparkannya pada Harzem.PYAS!Dinding air besar muncul di depan Harzem, bola api itu menghilang dengan cepat. Perbedaan kekuatan mereka sangat t